PROLOG

7.1K 238 1
                                    

Hoshhh hosshhh hosshhhh...
Aku berhenti sejenak untuk mengatur nafas setelah itu masuk ke dalam kelas.

"Selamat pagi pa...." Suaraku memelan ketika aku sadar bahwa aku salah masuk kelas

Sontak semua siswa langsung menertawakanku, aku langsung menunduk karna malu.

"Kamu bukan siswa kelas ini kan?" Tanya pak Dani yang sedang mengajar

"Maaf pak, salah masuk kelas" Jawabku dan langsung disambut oleh tertawaan lagi siswa yang ada dikelas. Aku melihat ke arah siswa siswa yang tertawa dan mendapati salah satu siswa yang tidak ikut tertawa, dia hanya tersenyum ke arahku dan aku langsung mengalihkan pandanganku.

"Hei sudah sudah, jangan ditertawakan. Hmm, siapa nama kamu? dari kelas mana?"

"Anneth Delliecia pak dari kelas XMipa4" Jawabku pelan

"Ya sudah kembali ke kelasmu"

"Makasih pak..."

Sebelum aku keluar, aku sempat melirik orang itu kembali. Kulihat sepintas ia hanya tersenyum sambil geleng-geleng kepala menatapku Ntahlah, aku tidak mengenalnya.

Aku langsung berlari menuju ke kelasku, disana sudah ada guru. Dan alhasil aku dikeluarkan dari pelajaran karna kebetulan guru yang sedang mengajar adalah salah satu guru killer. Sial sekali, aku baru 2hari menjadi siswa kelas X dan sudah berulah.

Aku menghela nafas, duduk dikursi yang ada didepan kelas. Aku menatap setiap sudut sekolah sambil menahan air mataku agar tidak jatuh karna saat itu aku sangat takut dan malu karna ada beberapa siswa yang lewat dan melihat aku yang dikeluarkan dari kelas. Ah, aku sudah seperti anak nakal saja.

Setelah beberapa lama semakin banyak siswa yang terlihat memperhatikanku, mulai dari kaca jendela kelas mereka dan anak anak yang sedang berolahraga dilapangan pun memperhatikanku semua. Ahhhhh aku tidak tahan lagi, padahal alasan aku terlambat adalah karna ban mobilku bocor tadi sehingga harus ditambal dan memakan cukup banyak waktu, terpaksa aku dan supirku harus menunggu lama.

Semakin banyak orang yang memperhatikanku semakin rasanya aku tidak kuat lagi ingin menangis.

"Itu yang dijendela lagi pada ngapain? bukannya lagi belajar ya?" Ucap seseorang yang membuat para siswa tidak lagi memandangiku lewat jendela

"Itu lagi pada olahraga atau berjemur?" Ucapnya sedikit berteriak membuat guru olahraga disana sadar bahwa siswa siswanya hanya diam, mereka pun langsung berlari mengambil bola basket dan berpura pura sibuk memainkan bola agar tidak kena omelan

Orang itu berjalan mendekatiku, aku menoleh dan tidak sengaja langsung beradu pandang dengannya, hanya 5 detik setelah itu aku langsung mengalihkan pandanganku. Kemudian ia menghampiriku dan langsung duduk disebelahku. Saat itu aku baru menyadari dia adalah orang yang tadi hanya tersenyum saat anak anak lain menertawakanku. Tapi kenapa dia kemari? bukannya ini masih jam pelajaran?

"Kamu gak usah takut atau malu,
aku bakal nemenin kamu disini" Ucapnya dengan pandangan lurus ke depan

Aku diam, masih tak mengerti dan kebingungan. Tapi aku sedikit lega karna sudah tidak ada yang memperhatikanku lagi.

"Udah jangan sedih lagi" Katanya kemudian

"I..iiya, tapi ini kan masih jam pelajaran kok lo bisa keluar? terus kenapa lo bisa tau gue gak dimasukin ke kelas?" Tanyaku penasaran sambil menghadap ke arahnya

Dia lalu berbalik Melihatku
"Siapa yang udah duluan bisa istirahat kan?"

Aku melebarkan mataku, dan langsung melihat jam
"Inikan masih 20menit lagi, kok lo bisa? emangnya pelajaran apa?"

"Kimia"

"Apa?!" Ucapku sedikit berteriak

Dia sedikit tertawa melihat ekspresiku.

"Kenapa?" Tanyanya masih ada sisa tertawa

"Enggak... mmmm... hebat! eh eh maaf maaf, lupa kalau aku lagi ngomong sama siswa kelas unggulan"

ia terkekeh "Biasa aja kali"

Jadi, kelas yang tadi salah ku masuki itu adalah kelasnya, lebih jelasnya sih kelas Xmipa1.

Setelah itu kami saling diam, sampai akhirnya bel istirahat berbunyi. Semua anak pun berhamburan keluar kelas dengan antusias.

"Makasih yaa..." Ucapku tulus

"Buat apa?"

"Udah nemenin disini" Aku tersenyum manis kepadanya

"Sama-sama...... Delliecia" ia tersenyum dan langsung pergi sementara aku terkejut

Aku tersenyum sekali lagi mengingat ketika ia mengucapkan sama-sama dengan jeda sebentar lalu ia langsung mengucapkan namaku, Delliecia.

Delliecia-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang