Membaik

2K 111 15
                                    

“Deven? kenapa deven?!” Kini aku juga ikutan panik

“Itu... deven..”

“Kenapa den?! jawab!”

“Deven.. Andrew... mereka.. bertengkar” Ucap Friden

“Apa?!!”

Aku terkejut, tanganku bergetar jantungku berdebar kencang.

“Dimana mereka?!” Tanyaku dengan gemetar

“Di lab” Jawab Friden

Tanpa mengatakan apa-apa lagi aku langsung berlari menuju Lab, dan benar saja disana sudah ada banyak siswa yang berkerumunan menonton Deven dan Andrew yang sedang berkelahi.

Aku melihat Gogo yang mencoba melerai mereka, tapi hasilnya nihil.

Kulihat Deven yang terus-terusan menghajar Andrew tanpa ampun. Tubuhku semakin bergetar melihat adegan kasar itu.

“Deven udah!” Teriakku

Tapi Deven sepertinya tidak mendengarku, Baru kali ini aku melihat amarah yang begitu besar dari wajah Deven, ia terus memukul, menendang, dan meninju Andrew berkali-kali tanpa ampun.

Sementara Andrew kini hanya bisa tergeletak lemas dilantai, wajah Andrew babak belur dan ada banyak  darah disetiap sudut wajahnya.

Aku langsung menghentikkan deven ketika ia hendak ingin menghajar andrew lagi.

“Deven udah! berhenti!” Ucapku tegas didepannya

“Delliecia?” Ucapnya dengan nafas yang tidak teratur

Air mataku berhasil lolos “Kamu apa-apaan? kenapa pukulin dia?!”

Deven melihat ke arah andrew dan mulai ingin menyeruduknya lagi tapi aku mengahalanginya.

“Deven udah.. aku bilang udah!” Cegahku

“Kamu minggir, aku harus kasih pelajaran cowok brengsek ini!” Ucap Deven dengan penuh emosi

“Deven dengerin aku..”

“Deven stop! udah!”

Deven tidak mendengarkanku dan malah kembali memukul wajah Andrew.

“Neth, lo udah minggir aja.. takut kena” Ucap gogo yang sedari tadi berusaha melerai

“Iya neth, biar gue sama gogo aja” Sambunh Friden

“Gue ga bisa hanya nonton.. gue harus bertindak”

Aku langsung menarik deven kasar, menjauhkannya dari Andrew.

Aku menarik kerah baju Deven
“Deven dengerin aku! jangan kayak gini! kamu mau dia mati? kamu tau akibatnya kalau dia sampai kenapa-kenapa?! kamu juga yang akan kena hukumannya kalau sampai dia kenapa-kenapa! dan aku ga mau kamu ada dalam masalah deven! udah! jangan berantem lagi!” Ucapku sambil memegang kedua pipi Deven dengan tanganku

“Liat aku.. kamu mau kan dengerin aku?” Ucapku lirih

“Aku ga mau kamu ada dalam masalah, deven” Tangisanku Pecah sekarang

Delliecia-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang