Delliecia-ku pergi

2.2K 165 92
                                    

- Delliecia, aku tidak marah hanya lelah. Jadi bolehkan aku kecewa? -

______________________________________

"DEV! APA JANGAN-JANGAN LO LAGI DI PRANK SAMA ANNETH?"

"SECARA KAN ULANG TAHUN LO TINGGAL BEBERAPA HARI LAGI!"

"Prank? Masa prank sampe segitunya" Tanya Deven heran

"Ya bisa aja kali dev! gue kan sering nonton ti-"

"Pantesan, korban sinetron" Potong Deven yang langsung berdiri dari tempatnya "Gue duluan ya, makanannya udah gue bayarin kok"

Deven berlalu begitu saja meninggalkan Charisa disana.

Deven pergi ke rooftop untuk menenangkan diri. Ia menutup matanya.. Ntah mengapa ketika ia menutup matanya, hanya anneth yang ia lihat.

Gadis itu benar-benar sudah mengambil alih fikiran Deven. Laki-laki itu sangat merindukan gadisnya.

Tes.

Air matanya menetes begitu saja, mengapa Rindunya bisa berdampak sebesar ini? Ia sangat merindukan gadisnya yang manja, cerewet, dan kadang sangat perhatian.

Deven merindukan semua tentang Anneth. Fikirannya kacau, sama seperti hatinya sekarang. Jika Rindu bisa mengakibatkan kematian, maka mungkin sekarang laki-laki itu sudah terbunuh oleh Rindu.

Fikirannya berkecamuk kemana-mana, hatinya masih sakit dan sesak. Rindu, Cemburu, dan perasaan lainnya belum bisa hilang dari hatinya. Semua perasaan itu datang bersamaan dan membuatnya menjadi tidak tenang.

"Deven...." Panggil seseorang

Deven membuka matanya lalu menoleh...

--&--

Hari-hari berikutnya yang di jalani oleh Deven masih sama. Anneth menjauh, jarang berbicara dengannya sampai bertemu pun rasanya sulit. Setiap Deven mengajaknya untuk pergi pasti gadis itu akan menjawab dengan banyak alasan yang berbeda.

Gadis itu seakan menghilang secara perlahan. Kesepian, itulah yang deven rasakan belakang ini. Rasanya sangat menusuk, ia Rindu.

Tiga hari berlalu.
tepat pada tanggal 23 Juli. Dihari sabtu ini, ada sebuah gedung yang dihias begitu mewah untuk suatu acara. Banyak orang yang hadir disana dengan wajah turut bahagia.

disisi lain ada seorang gadis yang tak henti-hentinya menangis sejak semalam. Gadis itu terus menangis bahkan setelah berada di depan orang banyak, gadis itu tetap saja menangis.

"Neth, nangisnya udahan.. jangan nangis lagi" Ucap Debby. Ibunya.

"Iya nak, sudah ya?" Ucap ayahnya lembut

Gadis itu pun menghentikan tangisannya dengan masih ada sisa sesegukan.

"Ayo sekarang pasang cincinnya" Titah Tedy. Ayahanda dari mempelai pria. Yang tidak lain dan tidak bukan adalah Ayah Aldy.

Aldy langsung meraih tangan Anneth, dan dengan cepat memasangkan cincin ke jari manis Anneth.

Semua orang bertepuk tangan, dan sekarang giliran Anneth.

"Ayo sayang..." Seru ibunya lembut

Gadis itu kembali menangis, ia mencoba untuk kuat namun tak bisa.

Delliecia-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang