“Kenapa berhenti?” Tanya Anneth
“Bilang apa tadi?” Deven balik bertanya
“Apa?”
“Yang tadi ituuuu”
Anneth tersenyum “Deven sayang...” Ucapnya tepat ditelinga Deven
Deven tersenyum lebar lalu kembali berjalan.
Kali ini ia mempercepat langkahnya dengan sedikit berlari, sehingga membuat Anneth berpegangan lebih erat.
Setelah sampai di depan gerbang, Deven menurunkan Anneth.
Mereka duduk ditempat khusus untuk siswa yang menunggu jemputannya.
“Masih sakit?” Tanya Deven
Anneth tersenyum “Udah sembuh, makasih dokter” Ucap Anneth sambil mencubit kedua pipi deven
Deven mengacak rambut Anneth gemas.
“Kalau kayak gini aku jadi pengen sakit Terus”
“Hah?”
“Biar bisa disembuhin sama dokter Deven”
“Biar bisa di gendong gitu?”
“Iya!” Ucap gadis itu semangat
Deven tertawa “Kamu ga perlu sakit dulu kalau cuma mau digendong sama aku, kapan pun kamu mau..
aku pasti penuhi”“Sampai kapanpun?” Tanya gadis itu sambil menatap laki-laki itu lekat
“Kapanpun, tak Terhingga” Jawabnya dengan menatap balik gadisnya
Laki-laki itu meraih tangan gadisnya lalu menggenggamnya dengan erat.
“You must remember, tangan ini akan terus menggenggam tanganmu. Tidak akan pernah meninggalkan” Ucap Deven lirih
“Kapan pun?”
“Tak terhingga”
Deven lalu menempelkan keningnya dengan kening Anneth, menatap tepat di mata Anneth dengan jarak yang sangat dekat.
“Delliecia...” Panggil deven dengan posisi kedua kening mereka masih saling bersatu
“Hmm..”
“Ada beberapa hubungan selain persahabatan ...” Ucap Deven lembut
“Beberapa hubungan yang kita pahami?” Anneth menyambung kata-kata Deven
“beberapa hubungan yang kita tidak ingin mengerti ...” Deven kembali menyambung kata-katanya
“beberapa hubungan yang tidak memiliki nama” Lanjut anneth
“Mereka hanya memiliki Perasaan” Ucap Deven lembut sambil menatap anneth dalam
“Beberapa hubungan yang tidak memiliki dinding, tidak memiliki Batas..” Sambung Anneth yang kini menutup matanya
“Hubungan yang ada di hati” Ucap Deven sambil mengelus pipi Anneth yang membuat gadisnya itu merasakan sedikit getaran
“Hubungan yang dari Cinta” Sambung Anneth dengan nafas yang kini ia rasa berat
“Hubungan yang dari romansa” Sambung Deven yang masih lekat menatap gadisnya
“Mereka hanya memiliki perasaan” Ucap Anneth sambil membuka matanya dan balik menatap Deven
( Masih ingat dialog ini? Kalau nggak bisa di cek di Chapter "MINE" )
Laki-laki itu tersenyum, lalu menarik wajahnya kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Delliecia-ku
Teen FictionTo love is nothing. To be loved is something. But to love and be loved, that's everything. Tolong jelaskan padaku kenapa kamu dengan mudahnya bisa membuat aku jatuh hati kepadamu? - Kalau kamu adalah bumi, maka aku adalah atmosfirnya, agar setiap...