Satu hari ini

1.9K 108 5
                                    

“Tolong jangan sentuh gue.. gue ga mau” Ucapku sambil sesegrukkan

“Tapi gue mau, gimana dong?”

“Nggak.. nggak!” aku terus berusaha memberontak

“Bisa diem ga si? kalau lo masih ga bisa diem, gue ga segan-segan buat lukain lo!” Ancamnya

Aku hanya bisa diam, tertunduk sambil menyembunyikan air mataku.

Andrew lalu mengikat kedua tanganku dengan dasinya secara paksa. Sekarang aku semakin tidak bisa melakukan apa-apa.

“Lo tenang aja, lama kelamaan lo pasti bakal nikmatim permainan gue nanti”

Aku terus menangis, Sebelumnya tidak ada yang pernah berani membentakku, ayah bunda dan kak sam bahkan belum pernah membentakku apalagi memukulku seperti Andrew yang berani menamparku dan menjambak rambutku.

Andrew mulai membuka kancing seragamku satu persatu, aku berusaha mendorong dan menendangnya tapi ia selalu berhasil menghindar.

“Rileks sayang” Ucapnya lalu mengecup pipiku

“Jijik gue! mati aja lo! dasar cowok brengsek!” Bentakku

“Berani ngomong sepatah kata lagi, gue rusak bibir lo!” Ancamnya

Bruuuggggh!

Suara dobrakkan pintu, aku melihat Friden dan Gogo masuk kedalam. Akhirnya aku bisa bernafas lega sekarang.

Kedatangan Friden dan gogo membuat Andrew tidak jadi melepaskan kancing ketiga seragamku.

Friden dan Andrew mulai berkelahi disana, sementara gogo menghampiriku dan langsung membuka ikatan dasi yang mengikat pergelangan tanganku.

Aku langsung kembali mengancingkan seragamku dengan keadaan masih menangis.

“Neth, lo tenang aja.. sekarang lo aman” Ucap Gogo menenangkanku

“Annethhh...” Suara teriakkan teman-temanku

Mereka menghampiriku, aku langsung memeluk Joa erat.

“Gue takut, Jo... gue takut...” Ucapku gemetar sambil menangis

“Lo tenang neth,, sekarang lo aman ada kita semua disini yang bakal ngejagain lo” Ku dengar Joa yang mulai menangis “Maafin gue neth, ga bisa jaga lo” Ucapnya menyesal

“Iya maafin gue neth, andai aja tadi gue nganterin lo. Semua ini ga akan terjadi” Sambung Charisa yang juga ikut menangis

“Gue nyesel banget ga bisa jagain lo neth,, maafin gue juga neth” Ucap Uwa yang kini juga menangis

“Awwh.. sa..kit...” Gumamku

Kepalaku terasa sangat pusing, penglihatanku mulai kabur lalu semuanya Gelap.

“Neth.. neth.. bangun...”

“Anneth bangun..”

“Maafin gue ga bisa jaga lo neth, padahal Deven udah nitipin lo ke Gue”

Samar-samar aku mendengar suara teman-temanku lalu suara itu semakin jelas. Mataku mulai terbuka perlahan, sedikit demi sedikit penglihatanku mulai jelas sampai mataku terbuka sempurna. 

Aku melihat Joa, Charisa, Nashwa, Friden, Gogo berada didepanku saat ini, dan sisanya para siswa yang memenuhi ruang UKS

“Neth akhirnya lo sadar juga, kita semua khawatir sama lo” Ucap Joa

“Maaf ya neth, kita terlambat nyelamatin lo”

Aku bangun dari posisi tidurku dan langsung memeluk Charisaa yang sedang berada tepat di sisiku.

Delliecia-kuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang