Bab 6

2.5K 100 2
                                    

Lestari, Riza, Dania dan Rama kini tengah berlari melewati lorong rumah sakit, beberapa menit yang lalu mereka mendapatkan kabar bahwa Safira di bawa kerumah sakit oleh Faiz. Mereka langsung memasuki ruangan yang di beri tahu oleh Faiz lewat pesan.

"Ya ampun nak, kamu kenapa sayang" ucap Dania langsung mengelus kepala Safira yang masih terbaring lemah.

"Iz kenapa bisa kaya gini" Serbu Lestari saat melihat Faiz yang tengah duduk di sofa.

"Dia kerampokan kak, terus ga tau kenapa cuman preman itu masih ngejar ngejar dia, Pas aku temuin dia kondisinya udah berantakan dan ga pakai alas kaki sama sekali" jelas Faiz yang membuat Dania menutup mulutnya dengan tangan.

"Kenapa kamu selalu saja keras kepala sih Safira, kenapa ga mau pakai supir aja sih nak. Bunda cuman takut kejadian 2 tahun yang lalu terulang lagi sayang" ucap Dania sambil terus mengelus puncak kepala sang putri.

"2 tahun yang lalu, maksudnya? ga mungkin dia"

"Apa yang terjadi dengan putri saya dok" ucap Dania saat melihat seorang dokter telah selesai memeriksa Safira.

"Pasien tidak kenapa-napa, hanya saja ia sedikit kecapean makanya bisa pingsan tadi dan sepertinya pasien belum makan makanya lambungnya kambuh, tapi sekarang pasien sudah lebih membaik, dan panasnya juga sudah sedikit menurun" ujar seorang dokter menjelaskan keadaan Safira

"Bun sebaiknya Bunda sama Ayah pulang saja biar kami aja yang jaga Safira malam ini bun" ucap Lestari yang ikut tidak tega melihat Ibundanya saat ini.

"Iya Bun, lagian Bunda juga butuh istirahat yang lebih kan. Besok pagi Bunda bisa kembali lagi kesini, lagian kata dokter Safira tidak kenapa napa kok bun"

"Enggak Lestari, Faaz, Bunda ga bisa ninggalin Safira sendiri disini"

"Bunda, Bunda juga harus ingat kondisi bunda, bunda ga boleh kecapekan bunda. Ayo pulang sama Ayah aja ya" bujuk Lestari lagi.

"Iya Dania, benar yang Lestari ucapkan Lagian kalau Safira tau ia juga pasti akan lakukan hal ini" Sahut Rama yang baru saja masuk, mengingat kondisi Dania yang kurang sehat 1 tahun belakangan ini membuatnya harus full istirahat. Dania di vonis mengidap penyakit autoimun, maka dari itu mereka sangat menjaga kesehatan Dania.

"Yasuda kalau begitu, Bunda sama Ayah pamit dulu ya. Kamu juga jangan terlalu capek ya Les" pamit nya pada mereka. Rama dan Dania langsung berjalan keluar menyisakan ke empat orang tersebut.

"Ah ya Iz, kamu tunggu disini sebentar ya, Aku sama Lestari mau beliin makanan sebentar"

"Hmm" sahut Faiz yang masih memainkan ponselnya.

"Iz kamu jangan kemana-mana temenin Safira" ucap Lestari sebelum benar benar keluar dari pintu.

"Iyah" Faiz menjawab dengan malas.

"Yaudah kita pergi ya" Lestari dan Faiz pergi meninggalkan mereka.

Faiz meluruskan kakinya disofa lalu memijit nomor milik Salsa. Tak lama menunggu akhirnya Salsa mengangkat telponnya.

"Hai Iz tumben malem-malem nelpon ada apa" suara Salsa dari seberang telepon yang terdengar agak serak.

"Kamu udah tidur ya Sal, maaf ya ganggu. Abisnya aku bosen banget"

"Tunggu-tunggu kamu lagi dimana kok kayak gak dikamar kamu" ucap Salsa penuh selidik, Ya sebenarnya Faiz dan Salsa sedang video call.

"Iya nih aku lagi dirumah sakit"

"Loh kamu sakit, sakit apa?"

"Aku sakit dilandan cinta"

"Ish Faiz becanda aja kerjanya"

"Orang memang iya kok"

"Terus siapa yang sakit ngomong dong"

"Bukan siapa-siapa kok yang"

"Selingkuhan kamu ya"

"Enak aja kamu kalau ngomong. Ogah banget si bocah tengil itu jadi selingkuhan ku"

"Bocah tengil !!! Maksud kamu siapa?"

"Iya si Safira adek ipar nya Faaz, Sal"

"Maaf ya yank aku gak cerita sama kamu" sambungnya lagi

"Yaudah kali ini aku maafin besok-besok aku gak mau ya kalau kamu gak jujur lagi"

"Iya aku janji, yaudah deh kalau kamu mau tidur. Tidur sana"

"Beneran nih"

"Iya yaudah bye bye" ucap Salsa sambil melambaikan tanganya dan mematikan sambungan teleponnya.

"Untung aja Salsa gak nanyak aku sama siapa aja disini. Kalau dia nanyak bisa abis gue. Udah jam 11:00 lama amat si Faiz sama Lestari" Gerutu Faiz melihat ke arah jarum jam, Faiz meluruskan badannya meletakkan kepalanya di pinggiran sofa, ia memejamkan matanya hingga kantuk beneran menyerangnya

JODOHKU ISTRIKU [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang