Safira kini sudah berada di kamarnya, Ia baru duduk di ranjangnya meluruskan kaki dan sedikit menggerak gerak kan pinggangnya menghilangkan rasa pegal, sudah pukul 12.00 malam dan baru saja mereka bubar jadi Safira baru bisa beristirahat seperti sekarang.
"Saf selamat ulang tahun ya. Maaf telat" Ucap Faiz yang kini telah berdiri di hadapannya.
"Makasih ya Iz, Gak papa kok" ucap Safira masih dengan pikirannya yang diluar dugaanya.
"oo ya ini hadiah buat lo, gue mau ke kamar mandi dulu" ucap Faiz memberi sebuah bingkisan.
Safira menerima bingkisan tersebut, Ia masih tak menyangka Faiz melakukan hal ini. Ia kira pria itu beneran tak mau mengucapkan selamat padanya.
"Apa Faiz udah mulai buka hatinya untuk gue. Ga mungkin secepat ini kan, kemaren aja dia masih bilang ga mau ditinggalin si Salsa Salsa itu. Tapi semoga ini awal yang baik deh. Amin" batin Safira.
Safira membuka bingkisan itu, melihat apa yang diberikan Faiz.
"Cakep banget liontinnya" Ucap Safira mengangkat liontin yang di beri Faiz itu.
Safira beranjak ke depan cermin mencoba memakai liontin yang diberikan oleh Faiz tadi.
"Sini biar gue bantu" Ucap Faiz yang baru saja keluar dari kamar mandi.
Safira membeku menatap kearah Faiz yang ber upayah memasang kan liontin nya. Sehingga tanpa sadar tenyata Faiz sudah duduk di ranjang sambil membuka laptopnya.
"Makasih ya Iz" Ujar nya sembari ikut naik ke ranjang dan segera menyelimuti dirinya.
Setengah jam sudah berlalu Faiz mendengar suara rintihan dari sampingnya.
"Lo kenapa Saf?" tanya Faiz sambil memegang dahi Safira.
"Lo panas, sebentar gue ambilin air buat kompres lo" Ujar Faiz.
Faiz segera berlari menuju dapur, tak lama pria itu kembali membawa sebuah mangkuk yang berisi air dan sebuah handuk kecil. Dengan telaten ia meletakan handuk kecil itu di kening Safira.
"Za, jangan tinggalin gue ya" Guman Safira di tengah rancaunya. Safira menggengam kuat tangan milik Faiz.
"Iya gue ga bakal tinggalin lo Saf" ujar Faiz naik kembali ke ranjang, memeluk tubuh Safira.
"Yaudah lo tidur ya sekarang" ucap nya sambil mengelus punggung Safira.
________
Setelah selesai sarapan Safira dan Faiz berpamitan dari rumah keluarga Bernard.
"Saf" Panggil Faiz membuka pembicaraan.
Safira menghadap Faiz kala mendengar pria itu memanggilnya.
"Maaf ya Saf" ucap Faiz yang sedang menyetir.
"Soal"
"Soal yang tadi malam"
"Owh soal itu seharusnya lo ga usah minta maaf ke gue itu udah jadi hak lo Iz. Itu juga kewajiban Safira sebagai seorang istri kan Iz"
"Iya sih, tapi kan." Ucap Faiz ragu.
"Tapi kan kita gak saling cinta. Ya kan itu yang mau lo ucapkan" ujar Safira.
"Meskipun kita gak saling mencintai tapikan lo suami ku dan aku istri lo. Yaudah lah gak usah dibahas. Udah lupain aja oke" lanjut Safira yang diangguki oleh Faiz.
Faiz kembali memfokuskan dirinya pada jalanan.
_____________
"Sayang" ucap Salsa yang baru saja memasuki ruangan Faiz. Gadis itu langsung bergelantung manja dilengang Faiz
"Emm aku butuh uang nih" lanjutnya.
"Uang!!! Bukannya kemaren kamu baru aja minta transfer aku uang 10 juta. Terus uangnya kemana?"
"Udah abis sayang, habisnya tuh kemaren aku bosen jadi aku shopping deh. Tapi kalau ini kamu gak mau transfer gak papa deh" ujar nya melepaskan tangannya yang berada dilengan Faiz.
"Iya iya aku transfer tapi mukannya jangan cemberut gitu dong. Emang kamu butuh berapa?" ucap Faiz memeluk gadis itu.
"Gak banyak kok sayang 20 juta aja soalnya aku mau beli tas baru dan ini tuh nya unlimeted loh sayang cuman ada 3 di Indonesia"
"Iya iya aku transfer ya" ucap Faiz mengeluarkan ponselnya lalu mengetikkan sesuatu dan menunjukan bukti transferannya pada Salsa.
"Makasih ya sayang. Makin sayang tau gak aku sama kamu" ucap Salsa sambil merangkul lengan kekar milik Faiz.
"Aduhhh sakitt" Teriak Salsa saat tiba tiba rambutnya di tarik dengan kuat.
"Ma lepas mahhh" Ucap Faiz yang berusaha melepaskan jambakan Wina di rambut Salsa.
"Mama kecewa sama kamu Iz" ucap Wina setelah melepaskan tangannya dari rambut Salsa.
"Ma mama dengerin Faiz dulu mah" ucap Faiz.
"Kamu tuh apa-apa an sih Iz. Kamu tuh udah punya Safira apa sih yang kamu cari dari cewek gak bener kayak dia karena cumab cewek yang ga bener yang mau deketin suami orang" Sindir Wina sambil melihat ke arah Salsa.
"Mama kok ngomong kayak gitu sih. Mama kan tau Faiz sayang banget sama Salsa ma"
"Ini tuh demi kebaikan kamu Iz, Safira itu wanita yang baik. Apa sih yang buat kamu bisa milih wanita ini"
"Karna sikap dewasanya ma"
"Terus menurut kamu sikap Safira gak dewasa gitu. Menurut kamu Safira tuh kekanak-kanakan iya" ucap Weni yang wajahnya sudah merah menahan amarah.
"Asal kamu tau ya Iz anak-anak itu akan selalu berbicara jujur dari pada orang dewasa, kalau menurut mu dia ga dewasa ya itu sudah tugas mu untuk membimbingnya dan mengajarinya, karena kamu kepala keluarga Faizz dia itu tanggung jawab kamu. Paham kamu"
"Iya mah" ucap Faiz menunduk kan kepalanya.
"Mama gak mau ya liat kamu berhubungan dengan Salsa lagi" ucap Wina langsung pergi meninggalkan ruangan Faiz.
"Sayang kamu ga akan dengerin ucapan mama mu kan? Kamu pasti tetap sama sama aku kan" ucap Salsa sembari mendekati Faiz.
Faiz masih membeku ia tak tau harus berbicara seperti apa.
"Aku mau tenangin diri ku dulu Sal, mending kamu keluar" Ucap Faiz gusar.
"oke tapi nanti malam jadi kan kamu makan malam dirumah?" tanya Salsa pada Faiz.
"Iya bakal aku usahain Sal" ucap Faiz kembali ke mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU ISTRIKU [selesai]
General FictionDijodohkan?? memangnya masih masih ada perjodohan di jaman serba modren seperti ini. Awal pertemuan karna kesalah pahaman dan berakhir menjadi suami istri, sungguh takdir yang tak terduga, bukan?