Faiz membuka matanya saat cahaya matahari memasuki indra penglihatan, Ia menoleh kesamping saat melihat Safira tidur di sampingnya.
Tadi malam Safira ketiduran di mobil, Ia tak tega membangunkan wanita itu sehingga memutuskannya untuk menggendong wanita itu ke kamarnya. Namun kamar gadis itu terkunci, jadi terpaksa ia meletakan gadis itu dikamarnya. Karena kamar tamu sudah lama tak dimasuki pasti kotor. Sedangkan Art nya ia terkadang meninap terkadang juga pulang seperti saat ini.
"Kan cantik kalau anteng gini" ucap nya sambil memopang kepalanya dengan tangannya menghalangi matahari yang mengenai wajah Safira.
Ya jujur Faiz akui Safira adalah gadis yang cantik meskipun Safira bukan lah termasuk tipenya karena badan gadis itu yang terbilang mungil sedangkan Faiz sangat menyukai gadis yang bertubuh tinggi.
Faiz memperhatikan dalam wajah Safira dari dekat seperti ini, wajahnya merupakan suatu perpaduan yang sempurna bulu mata lentik, pipi cubby, hidung munggil itu sangat pas diwajahnya. Sejenak Ia melupakan dendam pada gadis itu.
Faiz kembali keposisinya saat melihat pergerakan dari tubuh Safira. Ia langsung menutup matanya kembali.
"Eh dimana nih" Ucap Safira pertama kali saat membuka matanya..
"Astaga" ucap Safira terkejut saat melihat Faiz disampingnya.
Dengan Refleks Safira memeriksa kondisi bangkit dari duduk dan memeriksa bajunya yang ia kenakan, Ia menghembuskan nafas nya lega saat melihat pakaiannya masih lengkap dan masih memakai dres yang ia kenakan malam tadi.
"Kenapa lo Istri gue, udah jadi hak gue dong" Ucap Faiz tau arah pikiran Safira, Pria itu masih setia berbaring hanya saja matanya sudah terbuka.
"Ga gila lu" ucap Safira langsung bangkit dan keluar dari kamarnya.
"Lucu banget sih" Ucap Faiz sambil terkekeh ia pun ikut bangkit dari tempat tidurnya dan masuk kekamar mandi.
____________
Faiz kini berjalan menuju meja makan. Ia melihat Safira ada disana yang tengah mengolesi sebuah roti dengan selai coklat. Tanpa banyak tanya Faiz langsung menyantap makanan yang telah dihadangkan oleh Safira.
"Iz" Ucap Safira memulai pembicaraan.
"Ehmm" jawabnya tak mau berpaling dari makanannya.
"Emm tadi Lestari bilang sama aku dia mau ngajak kita makan bareng" ucap Safira sambil mengigit rotinya.
"Lo tau kan aku sibuk. Jadi bilang aja sama mereka gue gak bisa" Ucap Faiz meminum susu coklat setelah ia selesai makan rotinya.
"Tapi kita makan malamnya di rumah orang tua lo, disana juga ada Ayah dan Bundaku" ucapnya lagi.
"Oke oke aku bakal pergi" ucap Faiz bangkit dari posisinya dan ingin beranjak pergi.
"Iz, tunggu"
"Apalagi sih Saf" ucapnya malas.
"Emm nanti kamu pulang dulu baru kita bareng atau kamu dari kantor langsung ke rumah mama"
"Aku pulang dulu baru kita bareng perginya. Udah gak ada lagi kan" ucap Faiz masih bersabar dan langsung ingin beranjak pergi.
"Emm tunggu."
"Apalagi sih Saf" ucap jengah karna ulah Safira.
"Besok aku mau wisuda kamu bisa dateng gak" tanya gadis itu ragu.
"Aku usahin" ucap Faiz dengan senyum yang tak terlalu lebar.
"Okey. Aku tunggu kehadirannya" Faiz tak menjawab apapun ia langsung pergi.
"Faiz". Langkah Faiz kembali terhenti saat Lestari kembali memanggil dan mengikuti dirinya.
"Apalagi sih Saf. Lama-lama aku gak bisa pergi nih karna mu" ucap Faiz sambil membalikkan badannya.
"Salim" Gadis itu menyodorkan tangannya lalu tersenyum andalannya.
Faiz ia memutar bola matanya malas melihat kelakuan Safira. Lalu ia menjawab uluran tangan Safira. Setelah itu Faiz langsung masuk kedalam mobilnya yang sudah disiapkan supirnya.
"Hadehh punya istri serasa kayak punya adek yang berumur 5 tahun" gerutunya kesal saat sambil melihat Safira yang belum beranjak dari depan pintu.
__________
"Permisi pak. Saya dari catring Kirana mau mengantarkan pesanan bapak" ucap seseorang yang baru saja masuk kedalam ruangannya..
"Tapi saya tidak memesan apapun?"
"Mungkin bapak lupa atau ada orang yang memesankan makanannya untuk bapak" Faiz tak menjawab Ia masih berfikir siapa yang mengantarkan makanan padanya.
"Ya sudah saya permisi dulu ya pak" ucap orang itu membalikkan badannya.
"Tunggu". Mendengar ucapan Faiz orang itu yang berniat membuka pintu kembali menutup pintu dan membalikkan badannya. Ia melihat Faiz yang berjalan mendekatinya.
"kok tatapan matanya kayak gak asing ya. Tapi siapa sih nih orang" batin Faiz berusaha mengenali orang tersebut yang memakai masker.
"Ah ya sudah kamu bisa pergi sekarang" lanjutnya tak berhasil mengenali orang tersebut.
"Emang kamu pesen makanan apa sih sayang" ucap Seorang wanita yang sendari tadi memperhatikan interaksi kedua orang tersebut.
"Gak tau Sal, Aku aja gak ada pesen makanan apaa apa sih yaudah mendingan aku liat dulu ya" Ucap Faiz kembali duduk di kursinya.
Ya wanita itu adalah Salsa, Faiz terus menahan wanita itu agar tak pergi darinya dan terap bersama dengan Faiz.
"Wow bakwan. Siapa ya sayang yang ngirimin makanan ini. Tau aja aku lagi kepengin makan bakwan " ucap Faiz langsung memakan bakwan itu.
"Istri kamu mungkin" jawab Salsa yang hanya dijawab Faiz dengan menaikan bahunya.
"Yaudah kalau gitu aku balik ke meja ku ya sayang" ucap Salsa berjalan keluar ruangan Faiz.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU ISTRIKU [selesai]
Narrativa generaleDijodohkan?? memangnya masih masih ada perjodohan di jaman serba modren seperti ini. Awal pertemuan karna kesalah pahaman dan berakhir menjadi suami istri, sungguh takdir yang tak terduga, bukan?