Beberapa menit lagi pernikahan Safira dan Faiz akan di selenggarakan, Safira baru saja siap di rias dan masih duduk di depan kaca. Namun sendari tadi ia hanya fokus keponselnya.
"kemana sih kamu Za?" Gerutunya pelan.
Sudah ratusan pesan ia kirim dan juga sudah puluhan kali ia menelpon no Riza. Namun nihil tak satu pun pesan nya mendapatkan balasan, begitupun dengan telponnya, tak satu pun yang di angkat pria itu.
"Kalau kamu ga mau seharusnya bilang ga mau dari awak Za, jangan beri harapan palsu kaya gini" ucap Safira ingin sekali menangis.
"Saf, ayo turun yang lain sudah menunggu" ucap Lestari yang baru aja masuk ke kamar.
"Za, kamu kok kayak gini sih, Za. tega banget kamu sama aku" batin Safira.
"Saf kamu nangis" tanya Lestari saat mendekati Safira.
"Enggak kok kelilipan doang ini" ucap Safira meyakinkan.
"Yaudah ayo aku bantu keluar" ujar Lestari sambil membantu Safira keluar dan menuju Aula pernikahan
Safira menatap sekeliling di keramaian orang ini namun ia tetap tak melihat orang yang sendari tadi membuat hatinya cemas. Ia di dudukan di sebelah Faiz yang juga terlihat seperti tak bahagia sama seperti dirinya. Tak ada senyuman di bibir laki laki itu.
Setelahnya penghulu tersebut mengajarkan kalimat kalimat yang akan di ucapakan oleh Rama dan juga Faiz. Dua pria itu lalu berjabat tangan dan dengan lantangnya Faiz mengucapkan ijab kabul pada seluruh saksi.
"Saya terima nikah dan kawinnya Safira Anaira Malik Binti Rama Setyo Malik dengan mahar 200 gram logam mulia dibayar tunai" ucapan Faiz membuat semua para saksi tersenyum hangat.
Acara demi acara berlangsung dengan lancar semua anggota keluarga dan kerabat tersenyum dengan gembira namun tidak dengan kedua anggota mempelai yang hanya terseyum paksa.
__________
Safira baru saja keluar dari kamar mandi, Ia melihat Faiz yang masih tertidur di sofa. Tadi malam setelah perdebatan panjang akhirnya Faiz mengalah dan memilih untuk tidur di sofa.
"Besok sore kita pindah" langkah Safira terhenti saat mendengar ucap Faiz.
"What!!! Hellooo. Lo tuh siapa hah berani ngatur-ngatur gue" ucap Safira sambil berkecak pinggang.
"Suami lo lah, gila lo" ucap Faiz mendudukan dirinya.
"Ya tapi gak bisa gitu dong, seharusnya kan lo kompromiin dulu sama gue. Cari kesepakatan bersama dong" ucap Safira membela diri.
"Tapi sayangnya ini udah jadi keputusan aku dan gak bisa diganggu gugat. Paham" Ucap Faiz bangkit lalu masuk ke kamar mandi meninggalkan Safira yang tengah menggerutu.
"Ish rese banget ya tuh orang" ucap Safira memilih untuk turun menemui yang lain.
"Pagi semua!!!" teriaknya lantang membuat yang lain langsung menoleh ke arah dirinya.
"Pagi Saf" Ucap yang lain menjawab sapaan Safira.
"Loh Faiz mana Saf kok gak bareng sih sama kamu" sambung Rama yang melihat Safira turun sendirian.
"Lagi mandi pah bentar lagi juga turun tuh orang" Ucap Safira sambil menduduk kan dirinya.
"Pagi semua" sapa Faiz yang baru turun.
"Pagi" jawab yang lain.
"idihhh, sok care banget sih lo" batin Safira sambil menatapnya yang sedang berjalan kearahnya.
"Biasa aja kali tu mata" guman Faiz pelan yang langsung duduk di samping Safira. Lalu Safira hanya memutar bola matanya malas.
"Ihhh Safira kebiasaan kamu deh" ucap Lestari geram karna ulah Safira yang asal menaruh makanan yang tak disukanya.
Ya memang ini kebiasaan Safira jika Ia menemui makanan yang tak ia suka di makanannya maka Ia akan menaruh makanan itu ke piring orang yang ada didekatnya. Ia tak peduli jika yang punya piring akan mengomel karna ulahnya.
"Safita sebaiknya kamu hilangin tuh sifat kamu, kasian si Faiz kalau makan bareng kamu harus jadi tempat sampah makanan kamu" nasehat Bunda pada Safira.
Namun tetap saja Safira tak peduli ia malah asik mengutak-atik makanannya dan memindahkan makanannya yang tak ia suka kesembarangan piring.
"Nih nih makanan kamu enak aja piring aku mau dijadiin tempat sampah" omel Lestari namun tak di gubris oleh Safira yang fokus dengan makannya dan memindahkan beberapa sayuran, tomat dan beberapa makanan yang tak Ia inginkan.
Lestari mengembalikkan makanan yang diberi Safira ke piring Safira lagi berharap anak itu berhenti dengan ulahnya dan berubah. Namun Ia malah memindahkan makananannya ke piring Faiz sedangkan Faiz hanya mampu berdecak sebal. Ingin sekali Faiz memakinya tapi itu tak mungkin karna ia sedang bersama keluarga Safira.
"Owh ya Bun yah, besok aku sama Safira akan pindah kerumah Faiz" ucap Faiz mengawali pembicaraan.
"Kok cepet banget sih Iz" tanya Bunda yang seperi berat melepaskan Safira.
"Iya bener banget tuh Bun, udah gitu gak pakek kompromi dulu" jawab Safira sambil menuang air minum.
"Biarin aja Bun, lagian kan sekarang Safira udah menikah sudah sewajarnya dia ikut suaminya" Ucap Rama sambil mengelap mulutnya dengan tissu.
"Ah Ayah mah gak seru, bukannya bela anaknya malah ngejorokin anaknya" Ucap Safira memanyungkan bibirnya.
"Tuh dengerin kata Ayah" ucap Faiz sambil menjeguk kepala Safira lalu berlalu pergi kekamar karna dia sudah selesai makan.
"Woy, rese banget sih" ucap Safira ikut bangkit mengejar Faiz.
"Pasangan yang ajaib, bukan" Ucap Faaz pada Lestari yang sendari tadi diam dengan tingkah pengantin baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU ISTRIKU [selesai]
General FictionDijodohkan?? memangnya masih masih ada perjodohan di jaman serba modren seperti ini. Awal pertemuan karna kesalah pahaman dan berakhir menjadi suami istri, sungguh takdir yang tak terduga, bukan?