"Aww, perasaan tadi gue di jalan kok tiba-tiba dirumah sakit ya" Safira perlahan bangkit dari posisinya, Ia baru saja tersadar dari pingsanya.
"Tapi kemana semua orang kok gak ada orang ya" Safira melihat kearah sekeliling ruangan tersebut.
"Eh siapa tuh? Kok kayak Faaz eh tapi kayaknya enggak deh itu bukan Faaz tapi si Faiz ga sih, kok bisa disini" celotehnya sendiri.
Krukk
"Ish malah laper lagi gue. Kenapa si Faiz yang disini sih kemana yang lainnya" Safira menggambil bantal yang ada dikepalanya. Lalu turun dari ranjangnya berjalan perlahan menuju Faiz.
"BANGUNNN" teriaknya tepat di telinga Faiz.
"Emm apa sih mah Faiz masih ngantuk nih bentar lagi napa sih" Racau Faiz dalam tidurnya.
"Ish malah ngigo lagi dia dikira gue emaknya lagi"
"Woy bangun bangun" Safira memukulkan bantal yang dibawahnya ketubuh Fais.
"Apaan sih" Faiz menghempaskan tangan Safira yang sedang memegang bantal sampai bantalnya terlepas, Safira sedikit terkejut.
"Loh tuh maunya apa sih? Ganggu gue mulu, gak capek lo ganggu gue" ucap Ridho sambil menunjuk-nunjuk tangannya kewajah Safira.
"Ya maaf"
"Sekarang lo banguni gue buat apa"
"Gue laper"
"Terus"
"Ya-Ya gue mau minta tolong sama lo"
"Enggak gue gak mau ya lo suruh-suruh lagi. Gue udah capek, jadi gue minta sama lo, kalau memang lo laper lo tunggu si Faaz sama Lestari balik karna mereka dari tadi pergi nyari makan belum balik-balik, gue mau tidur ngantuk" Ucap Faiz kembali merebahkan badannya lalu menutupi wajahnya dengan jaketnya.
"Hmm yaudah deh" Safira menghembuskan nafasnya pelan, Ia kembali ke ranjangnya membaringkan tubuhnya disana.
"Mana laper lagi" ucapnya pelan namun masih didengar oleh Faiz.
"Gimana gue mau tidur kalau perut gue laper sambungnya sambil memegang perutnya.
Faiz terduduk dan mengacak-acak rambutnya frustasi. Lalu mengambil jaketnya dan berjalan pergi.
"Loh kamu mau kemana Faiz?" tanya Safira bingung .
"Lo bisa diem gak, bawel tau gak" ucapnya pergi tanpa berkata apa pun lagi.
"Yah jangan tinggalin gue dong, tega ya lo. Gue minta maaf deh kalau udah buat lo sinting. Tapi gak usah ninggalin gue juga kali kan gue takut" teriakan Safira tak diperdulikan oleh Faiz, pria itu terus berjalan keluar ruangan ini.
"Ish tega amat sih tuh orang, malah sepi lagi" Safira menelan ludahnya kasar.
"Setan apa pun itu jangan ganggu Safira ya Safira lagi gak enak badan nih" sambungnya lagi.
Tarr
"Wahh suara apaan tuh" Ucap Safira berusaha menutupi telingannya.
"Aduh apaan sih tuh, liat gak ya. Nanti kalau gue liat dia nonggol lagi tapikan gue penasaran. Bismillah" ucap Safira turun dan mengambil sapu ijuk dengan sebelah tangan yang memegang botol infus.
"Gak ada orang" ia menongolkan kepalanya keluar pintu ruangan.
"Owh apa jangan-jangan poster ini yang jatoh" sambungnya sambil mengambil poster tersebut dan memasangnya kedinding.
Lalu kembali masuk kedalam ruangan ia menutup pintu ruangan dan membalikkan badannya.
Kreekk
"Perasaan tadi gak ada orang. Terus yang mau buka pintu ruangan gue siapa? Jangan-jangan ada maling lagi" Safira bergebas bersembunyi dibelakang pintu sambil memegang sapu ijuknya dengan erat.
"Aww aww sakit sakit" Safira menghentikan pukulan nya saat merasa mengenali suara orang tersebut.
"lo"
"Iya ini gue. Lo tuh masih sakit kan, terus ngapain pecicilan kayak gitu"
"Ya maaf abisnya tadi pas aku masuk aku gak liat kalau ada orang yang mau kemari pas aku masuk kok malah ada orang yang mau masuk kan aku takut"
"Lo abis dari luar" Safira menganggukkan kepalanya.
"Ngapain?" tanya Faiz lagi.
"Tadi didepan ada suara benda jatoh jadi aku keluar. Ternyata itu poster"
"Yaudah terserah apapun itu alasannya. nih lo laper kan" Faiz menyodorkan 1 bungkus martabak coklat pada Safira.
"Di depan cuman ada makanan itu yang paling deket" sambungnya lagi sambil kembali duduk di sofa.
"iya ga papa makasih ya Iz" ucap Safira tak enak hati, ya sudah terhitung berapa kali ia merepotkan pria itu hari ini.
Safira berjalan ke keranjangnya dan membuka makanan yang diberikan Faiz tadi. Ia memakan makanan itu dengan lahap, sebenarnya ia sangat suka dengan makanan yang di beli Faiz, sudah lama sekali ia tak memakan martabak seperti ini. .
"Ish gak aktif lagi. Kayaknya mereka ngerjain gue nih" Gerutu Faiz sangat pelan agar Safira tak mendengarnya.
Faiz mencoba menelpon Faaz ataupun Lestari namun tak satupun dari mereka yang dapat dihubungin. Pesan-pesan yang Ia kirim kan pun tak kunjung mendapatkan jawaban.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU ISTRIKU [selesai]
General FictionDijodohkan?? memangnya masih masih ada perjodohan di jaman serba modren seperti ini. Awal pertemuan karna kesalah pahaman dan berakhir menjadi suami istri, sungguh takdir yang tak terduga, bukan?