Bab 1

5.6K 140 2
                                    

Seorang gadis cantik kini sedang menelusuri penampilannya, mata bulat dengan bulu mata yang lentik itu melihat dengan teliti penampilannya lagi. Setelah merasa siap dengan penampilannya ia segera bergegas keluar dari kamar nya.

"Assalamualaikum, Bun" sapanya saat melihat sang bunda tengah mempersiapkan sarapan.

"Waalaikum salam, kamu udah mau berangkat Saf" ucap wanita paruh baya itu saat melihat sang putri telah rapih lengkap dengan pakaiannya yang sedang jalan bergegas menuju pintu. Safira anaira malik, merupakan putri bungsu keluarga malik.

"Iya Bun, Safira telat nih"

"Loh kamu emang gak sarapan dulu"

"Nanti aja deh Bun, soalnya ini ada meeting penting Bun"

"Yasudah kalau gitu kamu tunggu sebentar Bunda bawakan kamu bekal ya"

"Yahh ntar Safira telat Bunda, cepetan bundaaa" rengeknya yang sudah berdiri di ambang pintu

"Iya iya kamu nih gak sabaran banget sih jadi anak" ucap wanita itu langsung bergegas menghampiri sang putri. Wanita itu masih terlihat sangat cantik di usianya yang sudah menginjak kepala 4, Dania ia sangat rajin berolahraga dan sangat menjaga penampilannya meskipun hanya menjadi seorang ibu rumah tangga.

"Ya maaf Bun"

"Yaudah ini." Dania menyodorkan tempat bekal yang sudah ia siap kan pada sang putri.

"Yaudah bun kalau gitu Putri pamit dulu ya Bun" ucap Safira sambil menyalami sang Bunda.

________

Safira kini tengah berkutik dengan beberapa lembar laporan di atas meja nya. Beberapa kali ia menggerutu saat melihat data data dari laporan itu.

"Saf makan yuk" ucap seseorang yang baru saja menongolkan kepalanya dari balik pintu.

"Lah udah jam makan siang ya, astaga" ucap Safira sambil melihat ke arah jam tangan nya, ia terlalu sibuk dengan laporan laporan sehingga tak memperhatikan jam yang sudah menujukkan pukul 12.

"Yeee lu mah kebiasaan, harus inget makan dong bu boss" sahut Nabila lagi, ya Nabila dan Safira sudah berteman sejak SMA jadi wajar saja mereka sangat dekat seperti ini.

"Ya maaf, gila mau pecah kepala gue ngadepin perusahaan ini tau ga" gerutunya sambil membereskan beberapa laporan di meja nya, ya sebenarnya Safira baru saja terjun ikut membantu mengurus perusahaan ini selama 1 tahun terakhir. Setelah kakaknya menikah ia terpaksa ikut melanjutkan perusahaan ini.

"Eh tau ga, ada cafe terbaru loh di depan kantor, kesitu yuk" ucap Nabila yang hanya di angguki oleh Safira. Perutnya sudah mulai memberontak saat ini lagian dia juga tak memiliki rekomendasi tempat untuk mereka makan siang jadi Ia memutuskan untuk mengikuti saran dari sahabatnya itu.

________

Kini dua sejoli itu tengah menunggu pesanan mereka.

"O ya Bil, kamu kan gak bawa mobil gimana nanti pulangnya sama aku aja"

"Em... Gimana ya Saf" wajah Nabila bersemu-semu.

"Gimana maksudnya? ooo gue tau nih lo mau pulang sama dia ya" tuduh Safira tepat pada sasaran.

"Iss Safira gak usah kuat-kuat ngomongnya bisa gak, gue malu tau" ucap Nabila yang kini tengah bersemu semu.

"Dih yang lagi kasmaran" ledek Safira pada gadis itu

"Permisi mbak ini pesenannya" seorang pelayan wanita mengantarkan pesanan.

"Yee akhirnya sampek juga" Nabila hanya menggeleng kan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya ini yang terkadang seperti anak kecil. Ia kembali melanjutkan makannya

"lo liatin apaan sih saf, serius amat" Nabila membalikkan badannya mengikuti ke arah yang Safira lihat.

"Bil gue gak salah liatkan. Itu Faaz kan" tanya Safira memastikan yang ia lihat saat ini.

"Ga Lo ga salah liat Saf, emang bener itu Faaz pakek gandengan tangan lagi sama cewek" ucap Nabila dengan nada emosi.

"Wah ga bener ini" Safira mengambil segelas minuman yang ada dimejanya dan berjalan.

"Sa lo mau kemana, jangan gegabah Saf" Nabila mengenggam tangan Safira ia tau betul tindakan yang akan di lakukan sahabatnya saat ini

"Ga Nab, ga bisa gitu. Lo ga liat dia gandengan gitu sama cewek lain. Gila dia nyelingkuhin kakak gue" ucapnya dengan nada menggebu gebu

"Tapi ini tempat umum Saf"

"Biarin biar semua orang tau dia itu siapa, gue kira dia orang baik tapi ternyata sama aja baj*nganya kek cowok lain" Safira tak memperdulikan ucapan Nabila iya terus berjalan menuju meja 08 yang terdapat seorang lelaki dan perempuan.

Byurr

"woy lo tuh apa-apa an sih. " laki-laki itu bangkit dari tempat duduknya terkejut karena Safira tiba-tiba menyiramnya dengan segelas minuman.

"Wahhh gila lu ya, lo udah selingkuh masih aja nanyak kenapa ga merasa bersalah banget ya jadi manusia"

"Heh selingkuh sama siapa? kenal sama lo aja enggak" ucap pria itu tidak kalah ngotot.

"Wahh parah banget amnesia lo, heh gue ga nyangka ya lo tega banget sama kakak gue. Siapa dia hah" ucap Safira menujuk ke arah wanita di hadapan pria tersebut. Ia tak percaya bagaimana bisa Kakak ipar nya itu tak mengenal dirinya.

"Ga usah nunjuk nunjuk bisa ga, dia pacar gue. lo yang siapa cewek gila?" ucap wanita sudah ikut emosi, semua penungujung kini tengah menatap perdebatan ketiga orang tersebut.

"Wahhhhh heh lo tuh cewek murahan denger ya ini laki laki udah ber istri dan lo mau mau nya sama dia, ga laku loh"

"Heh ga usah ngomong sembarangan ya" ucap wanita itu menarik rambut panjang milik Safira.

"Auu sakit anjir" ucap Safira saat merasakan tangan itu berhasil menjambak rambutnya. Ia tak tinggal diam dengan segera lututnya di tendang kan ke perut wanita itu dan berhasil melepaskan cengkraman tangan wanita itu di rambutnya.

Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya secara tiba tiba, ia mendongak menatap siap yang menamparnya.

"Heh gila lo ya berani nya sama cewek. Jadi gini kelakuan lo sama kakak gue iya, berarti selama ini lo siksa Lestari, brengsek" ucap nya ingin sekali mencakar pria itu namun tangannya kembali di cekal oleh Nabila.

"Apasih Nab, lo ga liat apa yang dia buat tadi"

"Udah Saf, lo ga liat dia kita jadi tontonan orang sekarang" Safira menatap sekeliling benar saja mereka menatap ke arah mereka, ada juga beberapa dari mereka yang sudah memegang hp siap memvideo mereka.

"Biar biar semua orang tau siapa laki laki ini sebenernya, wahai tuan Alaric Faaz Barnard begini kelakuan mu sebenernya iya? Selingkuh dengan wanita yang seperti pelacur ini? Gila lo ya" ucap Safira kembali emosi melihat ke arah pria itu yang kini dengan terang terangan memeluk wanita itu.

"Lepasin wanita jalang itu bajingan" Safira benar benar emosi sekarang ia memberontak dari Nabila dan menarik keras wanita itu dari pria tersebut.

Namun lagi lagi tangannya kembali di cekal kuat, bukan bukan Nabila yang mencekal nya karena tenaganya tak sekuat itu.

"Dengar ya nona lo yang udah buat malu diri lo sendiri dengan teriak teriak kayak orang gila seperti ini" ucapnya dengan nada santai lalu menghempaskan tangan Safira.

"Asal lo tau gue bukan Alaric Faaz Barnard" ucapnya santai sambil mengeluarkan sebuah kartu dari dalam saku celananya, memberikan kartu itu pada Safira.

Safira melihat ke arah kartu yang pria itu beri menatap ke arah nama yang tertara di kartu tersebut.

"Ayo sayang" ucap pria itu meninggalkan Safira yang sudah membeku di tempat.

"Wah gila salah orang" celetuk Nabila saat melihat kartu nama itu.

"Cabut cabut" ucapnya buru buru berlari kemejanya untuk mengambil tasnya dan meninggalkan beberapa lembar uang ratusan ribu.

"Ihhh tungguin gue Safira" ucap Nabila yang juga buru buru mengikuti Safira meninggal kan Cafe

JODOHKU ISTRIKU [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang