Bab 13

2.1K 96 3
                                    

Acara demi acara sudah selesai, semua event yang dia adakan berjalan dengan lancar. 2 hari mereka mengadakan acara di perkebunan milik mereka, ratusan tamu berdatangan. Bahkan mereka juga mengundang beberapa penyanyi ternama untuk memeriahkan acara demi acara yang mereka adakan.

"Ada apa Yah?" Ucap Safira yang baru saja tiba.

Ia langsung mengambil posisi duduk di samping Dania. Diruang tersebut sudah terdapat Orang tuanya, Lestari, Faaz, Faiz, om Reno dan juga Weni.

"Ayah mau ngomong sesuatu sama kalian. Ayah rasa ini sudah saatnya kalian mengetahui hal ini" Ucapnya

"Mengetahui apa Yah?" Tanya Safira lagi

"Malam ini acara terkahir persemian Big dan juga acara pertunangan kalian berdua" ujar Reno menujuk ke arah Safira dan Faiz.

"Pah, Apa apa an sih, gak bisa gitu dong papa kan tau kalau aku udah punya pacar" ucap Faiz bangkit dari posisinya.

"Duduk iz" Ujar Wina yang duduk di samping Faiz menarik tangan pria itu memaksanya untuk duduk.

"Yah, om Reno cuman bercandakan" Tanya Safira yang sudah menangis di pelukan Dania, sedangkan Rama hanya menggeleng menjawab pertanyaan Safira.

"Saf, Iz rencana perjodohan ini merupakan amanah dari kakek kalian dulu. Kami hanya menjalan kan amanah saja nak" Ucap Wina menjelaskan.

"Ga bisa mah, aku ga cinta sama dia" ujar Faiz frustasi.

"Iz kamu ga bisa membantah apapun ucapan papa, pertunangan ini akan tetap terjadi mau atau tidaknya kamu" ucap Reno tegas.

"AKHHHH" Teriak Faiz lalu ia pergi keluar.

"Faizzzz" teriak Reno yang tak digubris Faiz.

Safira pun ikut bangkit berlari masuk kekamar. Dania, Lestari dan Faaz ikut mengejarnya namun gadis itu langsung mengunci pintu kamarnya.

"Saf Bunda minta maaf ya nak,Bunda ga bisa berbuat apa-apa untuk kamu" Ucap Dania yang terus mengetuk pintu kamar Safira namun tak ada jawaban dari dalam.

"Udah Bun, Bunda jangan nangis. Az bawa Bunda kebawah ya, biar Lestari yang coba bicara sama Safira" Ucap Lestari yang diangguki oleh Faaz dan langsung menuntun mertuanya.

"Saf bukain dong, kita bicara baik baik ya" tak ada jawaban dari gadis itu.

"Saf ayo dong buka pintunya. Jangan ngurung diri kayak gini" ujarnya lagi.

Tak lama pintu pun terbuka memperlihatkan Safira yang terlihat sangat murung. Safira kembali berjalan menuju ranjangnya yang diikuti oleh Lestari.

"Saf, jangan gini dong, kakak sedih liat kamu gih Saf" ujar Lestari sambil mengelus elus kepala sang adik.

"Tapi aku gak mau dijodohin kak" Ucap Safira menidurkan kepalanya dipaha Lestari.

"Iya aku paham. Kamu pernah dengerkan pepatah tak kenal maka tak sayang" Safira hanya mengangguk pelan.

"Justru itu, mungkin sekarang kamu gak memiliki perasaan apa pun dengannya tapi suatu saat kamu akan suka padanya. Walaupun kamu gak cinta denganya tapi kamu pasti akan terbiasa dengan tingkahnya, perilakunya, dan apapun yang berhubungan denganya" jelas Lestari pada adiknya

"Terus Safira harus apa?"

"Kamu coba untuk menerimanya, berusahalah yang terbaik untuknya. Kamukan sering bilang sesuatu yang dikerjakan dengan hati pasti akan sampai kehati juga, benarkan itu yang kamu ucapkan dulu samaku waktu mengetahui bahwa aku akan dijodohkan"

"Tapi lo beruntung karna bisa dijodohkan dengan Faaz, yang ternyata cinta monyet lo pas SMA" ucap Safira kesal.

"Ya namanya juga udah jodohnya"

"Lagian Bunda sama Ayah jahat banget, tega banget jodoh jodohin kayak gini" gerutunya yang ingin sekali menangis.

"Sad kamu gak boleh ngomong gitu. Berpikirlah secara positif Saf, mungkin ini emang jalan yang terbaik buat kamu" Ucap Lestari mengelus lembut surai sang adik.

"Apa kamu sudah ada seseorang dihatimu" tak ada jawaban dari gadis itu, Ia hanya menundukkan kepalanya.

"Tanpa kamu jawab aku juga sudah tau, saf. Kamu sukakan dengan Riza" ucapan Lestari sontak membuat Safira terkejut.

"Kakak kok tau" ucap Safira sambil memandang Lestarin

"Tatapan matamu dengannya sudah menjelaskan, Saf. Lagian kita tuh udah sama-sama dari kecil jadi aku pasti akan menengetahui perubahan yang kamu rasakan. Aku tau itu berat untuk kamu tapi Aku yakin kamu pasti bisa. Oke semangat adeknya kakak" Ucap Lestari menyemati dirinya.

"Yaudah kakak turun kebawah dulu ya. Kamu kalau mau istirahat, istirahat lah nanti sekitar jam tujuh aku akan kemari untuk membantumu berdandan. Bye bye adek ku sayang" lanjut Lestsri mengecup kening adiknya itu, lalu ia keluar dan menutup pintu.

"Gimana ini, aku ga mungkin mengusahakan Riza. Tapi aku juga ga mau tunangan sama itu orang" ucap Safira menutup wajahnya dengan bantal.

________

"Sal dengerin aku dulu, ini semua ga yang kaya kamu pikirin Sal" Ucap Faiz menahan pergerakan Safiran.

"Aku mau pulang dan menjauh dari kamu karna aku gak mau ngancurin keluarga kamu Iz" ucap Salsa sambil mengangkat kopernya.

"Aku anterin kamu pulang" ucap Faiz menggengam pergelangan tangan milik Salsa.

"Gak usah aku udah pesen taksi" ucap Salsa sambil menghempaskan gengaman tangan Faiz.

"Udah deh Iz kamu gak usah urusin aku lagi. Urusin aja pertunanan kamu dan mulai sekarang kita putus" lanjutnya sambil terus melangkah.

"Sal dengerin aku dulu Sal" ucap Faiz tak digubris oleh Salsa

Gadis itu langsung masuk ke dalam taksi online yang ia pesan tadi, yang memang dari tadi sudah menunggunya.

"Lo udah buat Salsa menjauh dari gue. Lo udah buat gue pisah dari Salsa. Jangan salahin gue kalau lo gak bakal pernah bahagia" ucap Faiz pelan sambil terduduk didepan gerbang.

Dari kejauhan Faaz melihat adegan itu. Ia sangat prihatin dengan Faiz yang terlalu mencintai Salsa hingga dibutakan oleh cinta.

"Gue tau lo cinta sama Salsa. Tapi mulai dari saat ini gue minta Lo mulai belajar buka hati lo buat Safira. Karna dia yang akan menjadi pendamping hidupmu" Ucap Faaz sambil ikut jongkok di hadapan Faiz.

"Ga akan gue biarin dia bahagia" jawab Faiz dalam hati.

"Yaudah mending kita kedalam" ucap Faaz memegang pundak Faiz membantunya masuk kedalam.

"Bagaimana nak, apa kamu mau menerimanya" ucap Wina saat melihat Faiz masuk bersama dengan Faaz.

"Baiklah aku akan merimanya" ucap Faiz di akhiri dengan mengehmbuskan nafasnya berat.

"Makasih ya sayang kamu mau menuruti permintaan terkahir alm kakek mu" ucap Weni langsung memeluk putranya.

"Bagus, Papa yakin ini yang terbaik buat mu" Ucap Reno menepuk nepuk pundak Faiz pelan.

JODOHKU ISTRIKU [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang