Safira kini sedang tak ada kegiatan jadi ia melihat acara televisi saja. Ia menggambil ponselnya di atas meja saat mendengar sebuah notifikasi masuk.
Suami prikk
Saf nanti aku bakal pulang telat.
Emangnya kenapa kok lo pulang telat. lo mau pergi kemana emangnya
Gue ga kemana-mana cuman lagi banyak kerjaan jadi harus lembur.
Oo gitu ya. Yauda kalau gitu, jangan lupa buat makan malam ya.
Iya Saf aku bakal inget
Ooo ya apa perlu Safira bawain makan malam nya
Ga usah Saf. Gue bisa suruh OB untuk beliin makanannya nanti
Oke deh
√√Percakapan mereka pun berakhir namun hati Safira merasa tak tenang.
"Kok gue jadi gelisah gini ya. Padahal kan dia udah bilang kalau dia mau lembur. Tapi kok malah gak enak ya" guman Safira sambil meletakkan ponselnya diatas meja lagi.
"Ga gue harus mastiin hati gue" Ucapnya sambil beranjak dari sofa.
"Bi tolong masukin makanan yang Safira masak tadi kedalam kotak bekal ya" Ucapnya lalu bergegas menuju kamarnya.
___________
Faiz berjalan menuju mobilnya, Ia melihat ke arah jam tangannya yang sudah menunjukan pukul 20.00 buru buru ia segera memasuki mobilnya. Namun baru saja hendak menyalakan mesin sebuah telpon masuk
"Sayang kamu lagi dimana sih? " tanya orang yang ada di seberang telpon dengan nada kelas.
"lagi di jalan Sal, bentar lagi sampai kok, lagi macet ini sedikit" Alibinya.
"yauda aku tunggu ya. kamu hati hati bawa mobilnya"
Faiz tak menjawab ia langsung mematikan sambungan tersebut. Faiz kembali mengetikan beberapa pesan diponselnya yang ia kirimkan pada Safira,
"Maaf Saf, gue harus bohong sama lo, gue janji ini yang terkahir dan akan mengakhiri semua nya" ucap Faiz lalu mematikan ponselnya setelah itu Faiz menjalankan mobilnya.
________
Safira kini telah sampai di kantor, segera ia turun dari mobilnya.
"Loh buk Safiea mau kemana?" tanya seorang satpam menghampiri Safira.
"Eh pak satpam. Ini Safira mau nganterin makan malam buat Faiz, pak" ucapnya sambil tersenyum ramah menujukan bekal yang ia bawa .
"Tapi tadi pak Faiz udah pergi non, sekitar jam 8 tadi"
"Pergi kemana? Bapak tau gak Faiz pergi kemana?" tanyanya mulai cemas.
"Wah kalau itu bapak kurang tau non, Atau non bisa nunggu dulu siapa tau Pak Faiz pergi nyari makan"
"Mungkin ya Pak, yasudah kalau gitu saya tunggu di ruangan Faiz aja, permisi pak" pamit Safira lalu berjalan menuju ruangan Faiz untungnya ruangan itu tak terkunci.
Ia mengambil ponsel nya mengirim pesan pada Faiz namun pesannya hanya centang 1, beberapa kali pula Safira menelponnya namun tak kunjung ada jawaban.
"Kemana sih lo? kenapa harus bohong si Iz" ucapnya menundukkan kepalanya.
"Vano? ya bener, siapa tau Faiz kesitu lagi" Ucap Safira lalu segera menelpon no milik Vano.
"Halo Van, sorry mau tanya Faiz disitu ga" Ucapnya saat panggilan sudah tersambung.
"Engga ada tuh Fir, tapi nanti kalau gue liat dia disini langsung gue kasih info deh" ucap orang dari seberang ponsel.
"oke oke makasih" ucap Safira lalu mematikan ponselnya.
Jam sudah semakin larut, Safira memutuskan untuk kembali kerumah siapa tau Faiz kembali rumah pikirnya.
Setengah jam berlalu Safira kini sudah sampai dirumah, buru buru wanita itu masuk kedalam rumah mencari keseluruh ruangan namun nihil, ia tak menemukan Faiz. Safira mendudukan dirinya di sofa seorang diri, apa yang harus ia lakukan saat ini? sebelum berangkat tadi bibi sudah berpamitan akan pulang malam ini.
Safira kembali menangis sesegukan merasa telah dibohongi lagi oleh Faiz. SSudh hampir pagi dan Safira masih setia menunggu di sofa menangis seorang diri.
"Faiz" ucapnya langsung membalikkan badannya saat mendengar pintu dibuka.
Benar saja dugaannya, Faiz telah di depan pintu. Penampilan pria itu sangat berantakan, rambutnya juga yang sangat acak acakan. Sebenarnya penampilan mereka saat ini tak lah beda jauh.
"Faiz, lo gak kenapa-napa kan, nomor lo kok gak aktif. Terus lo kenapa pulangnya sampai jam segini, lo dari mana sih sebenernya, kenapa acak acakan gini?" Serbu Safira dengan ribuan pertanyaan yang bersarang di otaknya.
"Maaf ya Saf, udah bikin lo khawatir. Tadi malam gue dapet kabar kalau pabrik kita yang di puncak kebakaran, aku bingung jadi langsung ke sana" ucap Faiz meyakinkan Safira.
"Astaga terus gimana kondisi pabriknya sekarang?"
"Itu dia tadi ternyata ada yang nipu gue buat ngambil file di kantor" Ucapnya sambil berjalan menuju sofa, mendudukan dirinya disana.
"Maksudnya?" tanya Safira tak paham lalu ikut duduk bersama Faiz.
"Iya, jadi ada orang yang nelpon gue buat gue keluar dari kantor, dan setelah gue sampai puncak ternyata kamu tau apa yang terjadi?" ucapnya yang mendapatkan gelengan dari Safira.
"Ga ada yang kebakaran Saf, terus tadi pagi aku baru sampai kantor tenyata file aku di curi orang" ucap Faiz.
"Ya ampun jahat banget, terus kelihatan orang yang ambil"
"Enggak Saf, dia pakai topeng" ucapnya sambil menggelengkan kepalanya.
"Ya sudah mending kamu mandi dulu, biar aku siapin air hangat dulu buat kamu mandi ya" Ucap Safira beranjak bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
JODOHKU ISTRIKU [selesai]
Ficção GeralDijodohkan?? memangnya masih masih ada perjodohan di jaman serba modren seperti ini. Awal pertemuan karna kesalah pahaman dan berakhir menjadi suami istri, sungguh takdir yang tak terduga, bukan?