Bab 18

2.1K 123 17
                                    

Safira kini tengah celingukan mencari keberadan orang Faiz, ingin rasanya Ia pergi dari tempat ini segera. Ia tak suka dengan tatapan pria pria yang menatapnya tidak senonoh di tambah lagi di depan sana banyak sekali wanita dan laki laki yang tengah meliuk liuk kan badannya sungguh pemandangan yang tak Safira suka.

Mata Safira memicing saat berhasil menemukan sosok Faiz, pria itu tengah tertidur di sofa di temanin dengan seorang wanita berpakaian seksi.

"Ayo pulang!!!" ucap Safira dengan tegas sambil menarik tangan Faiz.

"Ga mau, lo gak usah sok peduli" ucap Faiz menghempaskan tangan Safira.

"Sekali lagi aku minta sama lo pulang sekarang juga" ucap Safira menaikkan nada bicaranya.

"Lo bisa pulang sendiri" Ucap Faiz sembari duduk di sofa itu lagi

"Duh lo tuh gak denger atau tuli dia tuh gak mau pulang sama lo" ucap seorang cewek yang dari tadi bersama Faiz.

"Diem lo!!!" Ucap Safira memberikan tatapan tajamnya pada perempuan malam itu.

Safira kembali menarik lengan kiri Faiz namun sepertinya perempuan malam itu tak ingin melepaskan Faiz dari pelukannya ia malah menahan lengan kanannya Faiz.

"Dia lo tuh gak mau pulang sama lo ngerti ga sih" ucap perempuan malam itu tanpa mengetahui siapa Safira.

"Heh gak salah tuh mulut. Ini ni salah satu cewek yang harus dibasmi dari muka bumi ini. Asal lo tau ya dia ini suami gue" ucap Safira dengan emosi yang sudah membara.

"pantes aja dia gak mau sama lo dan berpaling ke gue. Lo liat penampilan lo ini, norak tau gak" ucap wanita itu sambil melihat penampilan Safira yang hanya mengenakan piyama.

"Gue gak salah denger lagi nih, mendingan gue norak. Dari pada lo murahan" kata Safira sambil menekankan suaranya diakhir kalimat.

"Lo itu ya" ucap Wanita itu emosi

"Awww sakit bajingan" ucap Safira yang tak sempat mengelak kan jambakan wanita tersebut.

Beberapa pasang mata melihat kejadian mereka hingga tak sadar kini mereka sudah jadi pusat tontonan, dengan sekuat tenaga safira langsung menyikut perut wanita tersebut dan berhasil membuat wanita tersebut melepaskan jambakannya. Wanita itu menggerung kesakitan merasakan sakit di perutnya.

"Anjing sini lo bangsat" ucap Safira benar benar emosi.

"Stop" teriak seorang laki-laki yang membuat Safira dan wanita itu mengehentikan aksi mereka.

"Kania kamu nih apa-apan sih? Kenapa kamu jambak dia?" Ucap Pria tersebut pada wanita malam itu.

"Tapi dia udah menghina aku" ucap Wanita malam itu membela dirin

"Heii lo duluan yang mualai kegatelan sama suami orang ya bajingan" ucap Safira dengan sangat kesalnya. Ingin sekali ia menyobek-nyobek cewek itu.

"Safira sebelumnya saya minta maaf atas ketidak nyamanan yang terjadi. oo ya saya Vano cowok yang menelpon kamu tadi" ucap Pria itu menengkan Safira setelah menyuruh wanita malam itu pergi dengan gerakan tangannya.

"Iya iya gak papa kok. Makasih ya karna udah ngasih tau aku keberadaannya Faiz" ucap Safira berusaha mengontrol emosinya.

"Safira ayo kita pulang" ucap Faiz berjalan duluan.

"Gila ya tuh orang, tadi di ajakin pulang ga mau. Sampai orang berantem dia diam doang sekarang ngajakin pulang" omel Safira ntah pada siapa yang masih di dengar jelas oleh Vano.

"Oo ya nanti kalau Faiz mampir kemari lagi tolong hubungin aku ya biar aku langsung nyusulin tuh orang" Ucap Safira pada Vano sebelum meninggalkan tempat ini

"Sipp" ucap Vano sambil mengacungkan jempolnya.

"FAIZZZ SIALAN TUNGGU" teriak Safira sambil berlari mengejar Faiz yang sudah hampir sampai ke mobilnya

"Heh lo ngapain masuk mobil gue" ucap Faiz saat melihat Safira telah duduk di dalam mobilnya.

"Ya mau pulang lah" ujarnya safira santai.

"Enggak, Lo pulang sendiri" ucapnya Faiz sambil mendorong Safira keluar dari mobilm

"Ihhh ga mau Iz, apa an sihh lagian lo tuh mabuk ga akan gue izinin lo balik sendiri" ucap Safira sambil berusaha mempertahankan posisinya.

"Gue bilang turun" ucap Faiz kembali menyuruhnya turun.

"Enggak gue ga mau turun" kekeh Safira sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Keluar!!!" Faiz menaikan nada suaranya dengan sangat tegas, namun Safira tak gentar gadis itu menggelengkan kepalanya menandakan tidak.

"Oke kalau kamu gak mau keluar" Ucap Faiz sambil menghidupkan mobilnya.

Faiz melajukan kendaraannya dengan kecepatan yang penuh. Ia melaju dengan sangat ugal-ugalan di jalanan yang mulai menyepi karna sudah sangat larut malam.

"Astaga bisa ga usah kebut-kebutan ga" Ucap Safira menutup matanya takut melihat kejalanan.

"APA. SAYA GAK DENGAR" teriak Faiz pura-pura tak dengar.

"OWH SAYA TAU KAMU MAU LEBIH CEPAT LAGI KAN" lanjut Faiz kini menambah kecepatannya.

"Allahu Akbar FAIZZZZ" teriak Safira yang sudah ingin meninggal rasanya saat ini.

Ia hanya beristihfar dan berperasangka bahwa ia tak akan melihat dunia lagi esok saat Faiz terus menambah kecepatannya.

"Iz yaudah deh kalau kaya gini gue narik ucapan deh, Iz. Kalau lo memang mau bunuh diri gue IKHLASIN, tapi gak sekarang Iz. Sekarang gue ada di dalam MOBIL LO, gue belum mati. Gue udah siap kok Iz ALLAHU AKBAR jadi janda gak papa kok walaupun baru nikah kemaren dan sekarang gue jadi JANDA" teriak teriak Safira tak jelas saat Faiz melajukan mobilnya dan berbelok dengan kecepatan tinggi sambil menutup kedua matanya.

"Turun" ucap Faiz singkat.

Safira langsung membuka matanya dan terlihat napas lega yang ia hembuskan saat melihat ia sudah masuk keperkarangan rumah Faiz. Faiz hanya menggeleng melihat tingkah Safira.

Sebenarnya Faiz belum mabuk berat, Ia juga heran mengapa Safira bisa mengetahui ia ada disana. Faiz langsung membuka seatbelt begitupun dengan Safira ia langsung turun dari mobil namun ia merasa kakinya tak berdaya jadi ia memilih untuk duduk di tanah.

"Emang ya si Faiz nyebelin banget tau gak. Gak ada sama sekali perhatiannya sama istri, Istrinya di jambak orang dia diem aja, dan sekarang ga ada niat baiknya buat nolongin gue malah main pergi aja" gerutu Safira sambil berusaha bangkit dari posisi duduknya lalu berjalan masuk kedalam rumah.

Safira kini telah merebahkan diri nya di ranjang, Ia mengambil ponselnya yang terletak di nakas. Jarinya mengetikan sesuatu di sana.

Selamat malam,Riza
Apa kabar?

gue harap lo baik-baik aja 😊

Namun ya seperti ya Safira duga, ia tak bisa mengirimkan pesan pada Riza.

"Kayaknya kamu memang benar-benar gak peduli Za. Begitu benci kamu sama aku sampai kamu ganti nomor Whatsapp kamu buat ngejahuin aku" Ucap Safira menagis memeluk ponselnya yang berlatarkan foto Riza.

JODOHKU ISTRIKU [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang