Bab 29

2.2K 103 0
                                    

Faiz baru saja selesai meeting dari luar, dari kejauhan ia melihat Safira yang tengah berjalan membawa beberapa belanjaan.

Dari arah kanan Faiz dapat melihat sebuah mobil melaju kencang ke arah Safira.

"Faizzzzz" teriak Safira yang habis di dorong Faiz kepinggir jalan,

Safira langsung bergegas bangkit melihat tubuh Faiz yang sudah berlumur darah.

"Faiz buka mata nya iz, kamu harus kuat iz" ucap Safira ketika melihat Faiz yang mulai menutup mayanya.

"Tolongin suami saya, buk pak. Tolongin, Iz bangun bangun tetap bertahan buat aku dan anak kita Iz" Safira dapat melihat Faiz yang berusaha tersenyum dan menganggukan kepalanya lemah.

Safira segera memeluk pria itu, berusaha membuat pria itu tetap tersadar.

__________

Salsa masuk ke sebuah rumah dengan sangat kesal. Sehingga membuat orang yang berada dirumah itu terheran-heran.

"Kenapa sih lo"

"Gue abis nabrak Faiz"

"Hah gila ya lo. Kalau dia mati gagal dong rencana kita, dan lo belum dinikahin ya sama dia."

"Ya jangan di doain mati dong. Sebenernya tuh gue mau nabarak Safira, gue kesel banget sama dia. Dia itu penghalang gue buat dapetin Faiz, tapi Faiz tiba tiba muncul padahal tinggal dikit lagi" ucapnya sambil duduk di samping pria itu.

"Terus-terus keadaannya gimana?"

"Ya mana gue tau lah"

"Kan lo pacarnya gimana sih"

"Isss punya adek bego banget sih. Dengerin ya, siap nabrak kan gue langsung kabur kesini gak mungkin kan gue turun yang ada kena gebuk masa gue"

"Iya juga ya. Terus lo gak ke rumah sakit gitu "

"Gak tau alamatnya"

"Eh tapi lo jangan bocor ya soal ini. Awas lo" ancam Salsa pada adiknya itu.

"Iya iya. Yaudah sono mending lo cari tau dia di bawa kemana? ntar yang ada kalau lo ga perduli gini mangkin ga setuju mereka" ucapnya malas.

"Yaudah deh kalau gue pergi dulu" Salsa langsung beranjak dari duduknya.

_________

Faiz kini masih terbaring koma di ruang ICU. Sedangkan Safira dan yang lainnya sudah menunggu di depan ruangan tersebut.

"Kamu yang tenang ya dek, Safira pasti baik-baik aja kok" ucap Lestari menguatkan Safira yang terus menyalahkan diri.

"PASTI INI KARNA ELO KAN" ucap seseorang yang langsung mendorong tubuh Safira.

"Salsa kamu apa-apa sih" Lestari langsung mendorong Safira balik.

"Apa-apaan gimana sih kak, jelas-jelas Faiz tuh ketabrak karna mau nyelamatin Safira kan. Kalau Faiz gak nyelamatin Safira pasti dia masih baik-baik aja sekarang. Seharusnya tuh lo yang ketabrak bukan Faiz"

"Cukup Salsa" ucap Safira menahan emosinya.

"Apa!!! Owh atau ini pasti akal-akalan lo doang kan. Lo nyuruh orang buat nabrak Faiz. Keterlaluan, Lo keterlaluan Saf. Gue tau lo benci sama kita, gue tau. Tapi gak dengan cara licik kayak gini Saf" ucap Salsa dengan menangis.

"STOP, Lo ga ada bukti buat nuduh Safira yang ga engga!!!" Ucap Lestari dengan emosi yang menggebu-gebu

"Lestari tahan emosi kamu, dan buat kamu Sal. kalau cuman buat huru hara mending kamu pergi dari sini" Ucap Faaz dengan tegas.

"Aduhh" Safira merasakan keram di perutnya.

"Kamu kenapa Saf?" Wina melihat Safira yang meringis menahan sakit.

"Perut aku sakit Bun"

"Ayo duduk disini dulu Saf" Ucap Wina memapah menantunya untuk duduk kembali.

"Dok bagaimana dengan keadaan anak saya" ucap Reno yang melihat seorang dokter keluar.

"Alhamdulillah pasien sekarang sudah melewati komanya, dan kondisinya sudah mulai membaik" jelas sang dokter.

"Baiklah dok apa kami bisa melihat kondisinya sekarang" Sahut Faaz.

"Iya kalian sudah bisa melihat pasien. Tapi tunggu sebentar karena pasien akan dipindahkan ke ruang inap ya" ucap dokter tersebut.

"Terima kasih dok" sahut Faaz

"Yaudah kalau gitu saya permisi ya. Kalau kalian butuh sesuatu saya berada di ruangan saya"

"Baik dok" Lalu dokter tersebut pun pamit untuk kembali keruangan.

________

Safira kini tengah tertunduk di lengan Faiz, tinggal ia sendiri disini. Wina dan Reno pamit sebentar untuk mengurus Adminstrasi, begitu pun dengan Lestari dan Faaz yang pamit membeli makanan, sedangkan Salsa gadis itu di usir paksa oleh Faaz meskipun gadis itu sedikit memberontak akhirnya berhasil juga di usir pergi.

"Saf" ucap seseorang, Safira langsung mendongakkan matanya terlihat Fais yang sudah melihat kearahnya..

"Astaga kamu udah sadar. Sebentar aku panggilin dokter" ucap Safira dengan terkejut, membantu Faiz untuk duduk.

"Ga usah Saf, nanti aja" Faiz mencegah Safira untuk tidak pergi dan kembali duduk.

"Terus kamu butuh apa biar Safira ambilin"

"Haus" Safira langsung menuangkan air ke gelas yang berada di atas meja di sambing brangkar Faiz.

"Nih diuminum" ucapnya sambil membantu Faiz meminum air putih yang Safira berikan.

"Makasih" .

"Maaf Iz, Karna aku kamu jadi kayak gini " ucap Safira tertunduk dengan air mata yang sudah meluncur di pipinya.

"Kamu ngomong apa sih Saf, ini tuh udah kewajiban aku sebagai suami kamu untuk selalu melindungin kamu. hang penting kakak bisa tetap melihat kamu dan anak kita selamat itu udah cukup Saf, Kamu tau Saf keselamatanku tak ada apa-apa nya dengan keselamatan kamu. Aku gak mau kamu kenapa-napa"

"Udah dong Saf jangan nangis" Faiz menghapus air mata di pipi Safira.

"Tapi Safira merasa sangat bersalah"

"Udah gausah di pikirin, yang penting aku ga kenapa napa kan? udah ayo senyum"

"Gitu dong senyum. Kan cantik jadinya" Faiz mencubit gemas pipi cubby milik Safira. Badan wanita itu terlihat lebih berisi sekarang mungkin faktor kehamilannya yang sudah memasuki 3 bulan.

___________

Sudah 2 minggu Faiz dirumah sakit, kini ia sudah di perbolehkan untuk pulang. Namun tetap ia masih harus mengenakan kursi roda karena kondisinya yang masih kurang stabil.

Hanya Safira yang menjemput dirinya, Ia sudah berjanji akan merawat Faiz sampai sembuh, dengan terpaksa Dania dan Rama mengijinkan Safira ikut dengan Faiz lagi.

"Faizz ya ampun sini biar aku yang bantuin" ucap Salsa yang tiba-tiba langsung merebut dan mendorong kursi roda milik Safira.

"Eh lo ngapain ngikut. Udah sini tas nya Faiz biar aku aja yang bawakan" lanjutnya sambil merampas tas dari tangan Safira.

"Dia istri gue Sal, lo ga lupa kan sama status lo" ucap Faiz jengah.

"Apa apa in sih kamu Iz, kamu dan dia tuh udah mau pisah ya, aku ini mengandung anak kamu juga lo"

"Udah deh Sal, ga usah mulai cari gara gara, Saf ayo kita pulang" Ucap Faiz kembali menggengam tangan Safira untuk membantu dirinya.

"Liat aja, sebentar lagi permainan ku akan dimulai lagi selamat bersenang senang" batin seseorang memperhatikan Faiz dan Safira yang mulai menjauh dari pandangan

JODOHKU ISTRIKU [selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang