Benda itu adalah sebuah gelang berwarna putih yang sengaja ia ambil tanpa sepengetahuan Seokjin.
Yoongi membuka salah satu kotak yang berisi foto-foto lama peninggalan kakeknya. Ia sengaja menyembunyikan gelang tersebut paling bawah agar tidak ketahuan oleh adiknya.
"Maafkan aku, Jin. Hyung sengaja menjauhkan gelang ini darimu. Agar kau tidak mengingat kenanganmu bersama saudaramu lagi. Karena kau adalah adikku. Tidak ada siapapun yang boleh merebutmu dari keluarga kami" gumamnya dan menatap lekat kotak tersebut.
-
-
-Kyuhyun melipat kembali surat dari adiknya. Ia sengaja menyelipkannya di sela-sela bagian tengah buku hariannya. Kemudian ia memasukkan kembali buku itu ke dalam tas.
Kyuhyun memutuskan, ia harus meninggalkan subway tersebut, agar adiknya tidak mencarinya lagi.
"Aku harus pergi dari hidup kalian. Lupakan aku" gumamnya sambil melangkahkan kakinya gontai, dan sesekali ia menghela napasnya karena merasa sesak setelah membaca surat adiknya.
-
-
-Hari demi hari berlalu. Kini Seokjin tinggal di Amerika. Sejak tiba di Amerika, Seokjin lebih banyak diam dan menyendiri. Ia selalu berada di kamarnya tiap kali selesai makan malam.
Jimin dan Taehyung sering mengintip Seokjin yang melamun di depan sebuah buku gambar miliknya, bahkan hingga ia terlelap.
Tanpa sepengetahuan Seokjin. Taehyung dan Jimin sengaja masuk ke kamarnya hanya sekedar ingin melihat, apa yang sebenarnya dilakukan adiknya setelah tiba di Amerika.
Jimin dan Taehyung saling menatap lirih. Mereka mendesah pelan, karena yang mereka lihat adalah sketsa gelang miliknya yang hilang.
Jimin menarik lengan Taehyung. Ia mengajaknya bicara di taman belakang rumah pamannya.
"Ada apa, hyung?" tanyanya
"Aku kasihan pada adik kita. Dia...begitu terpukul karena kehilangan benda berharganya" ucap Jimin dengan mata berkaca-kaca.
"Aku juga. Tapi...apa yang harus kita lakukan? Apa kita harus mencari gelang yang sama dengan miliknya yang hilang? " tanya Taehyung. Karena ia tahu, Jimin memiliki hati yang lembut dan penyayang.
"Apa kau ingat bagaimana bentuknya?" tanya Jimin.
"Tidak. Lagi pula, jika kita membuat dengan gambar sketsa Seokjin. Aku tidak yakin, akan mirip dengan gelang itu"
"Kau benar. Aku tidak bisa melihatnya murung dan menangis. Dia selalu menyembunyikan kesedihannya dari kita. Aku ingat benar, bagaimana frustasinya Seokjin ketika kehilangan gelangnya" ucap Jimin, dan mengingatkan mereka pada kejadian beberapa hari lalu, setelah mereka tiba di Amerika.
*flashback*
Seokjin bersama saudaranya tiba di ruman pamannya, yang sering dipanggil 'uncle Jack' oleh Namjoon, Jimin, Taehyung dan Jungkook.
"Jinseok~ah...selamat datang di rumah uncle" ucap seorang pria yang berjambang dan berambut blonde, menyapanya dan pria itu mencubit gemas pipinya.
Seokjin hanya tersenyum kecut. Namjoon serta yang lain melihat adik mereka mengerti bahwa dirinya merasa asing ketika bertemu dengan paman mereka.
"O iya, ayo uncle antar ke kamar kalian" ujar pria bernama Jack pada keponakannya.
Mereka mengangguk, dan mengikuti dirinya menaiki anak tangga. Paman mereka dikenal sangat baik dan ramah, bahkan rumah milik pamannya juga cukup mewah.
KAMU SEDANG MEMBACA
"Lies" (SJ,BTS,EXO)
FanfictionKisah tiga bersaudara yang terpisah, setelah mereka di depak dari keluarga sang ayah, setelah ayah mereka tiada. Kyuhyun sebagai seorang kakak, tidak ingin jika kedua adiknya hidup menderita. Ia berpikir bagaimana caranya agar kedua adiknya bi...