2. Gugup!

8.2K 453 8
                                    

...............

"Saya terima nikahnya Zakiatul Aisyatuz Zahra binti Abdul Halim, dengan seperangkat alat shalat dan emas 25 karat ... masih hutang!"

"Bagaimana saksi! Sah?"

"TIDAKKKKK!"

"Sah,"

"Tidak!"

"Pokoknya SAH!" seru semua yang hadir, Zia menggeleng tidak percaya hendak menangis.

"Aaa tidakkk!" Zia menangis tersedu-sedu hingga membuatnya terbangun dari mimpi anehnya.

...............

>>>

"Astagfirullahhal'adzim! Cuma mimpi," Zia menghela napas lega "... mimpi aneh, yakali masih hutang! Ga modal kali, mending Rp 500-, ketimbang hutang,"

...

Zia keluar kamar dan langsung dihujam dengan tatapan aneh dan khawatir ibu dan adiknya.
"Umi kenapa?"

"Tadi suara apa?! Ada apa?"

"Eungh! Cuma mimpi aneh,"

"Mimpi apa? Curiga mimpiin kakak ipar tuh," goda adinya, Aisyah sambil terkekeh.

"Apaan sih dek?"

"Lusa kita lebaran, setelah itu sudah tidak ada main-main lagi! Jangan buat malu Umi di depan mertuamu nanti, dikira tidak pernah diajar lagi," tegur Ibu Zahrah.

"Bukannya waktu itu Umi juga ngatain Zi, nggak bisa masak, pemalas, pemarah, ceroboh lah dan masih banyak lagi di depan mereka? Harusnya Zia yang malu, Umi ngatain anak sendiri gitu,"

"Itu namanya uji mental tau ... cepat! Bentar lagi Imsak,"


÷÷÷÷÷÷÷÷


15 Syawal 1440 H

Semua persiapan untuk akad nikah pagi ini sudah hampir siap. Kedua mempelai tengah di rias, Zia berada di rumahnya dan Rayyan sekeluarga di rumah tetangga yang masih ada hubungan keluarga dengan Zia.

Terlihat Zia ingin mengatakan sesuatu pada tata riasnya.
"Hmm mbak maaf,"

"Iya ada apa mbak?" ucap penata rias itu yang masih tetap fokus dengan alat-alat riasnya.

"Kalau boleh, hmm-riasannya jangan tebal ya mbak,"

Penata rias itu menatapnya dengan heran, "Maksudnya?"

"Ya, maksudnya make up-nya ga perlu terlalu banyak, tipis aja dan engga perlu gambar alis gitu, mbak,"

"Hmm bisa kok mbak, tapi ya gitu biasanya saat di foto nanti akan keliatan pucet,"

"Yaudah gimana baiknya aja soalnya ini permintaan dari calon suami saya mbak,"

"Cuma make up tipis kok mbak," senyuman tulus terukir dari perempuan penata rias itu, ada sedikit ketenangan di hati Zia.

"Maaf lagi mbak, kalau bisa jangan pakai riasan anti air soalnya biar nanti bisa shalat kalo pas lagi acara datang waktu shalat, jadi ga susah nantinya,"

"Hanya mbak loh pengantin yang pernah saya rias minta dirias sederhana agar bisa melaksanakan kewajiban sebagai muslim," kagum perias.

Zia hanya tersenyum dan menunduk karena takut dikatakan riya' atau lebay, padahal dalam sepengetahua dan hatinya Allah yang lebih utama.

Memang sebelumnya juga Ray sudah pernah mengatakan hal yang membuat Zia terharu karena pemahaman mereka sama.

>>>>>>>
"Ukhti, salah satu hal yang membuat aku mantap untuk menghalalkanmu, adalah karena sifat yang sederhana, tawaddu', ga suka bersolek dan berlebihan ... jadi jangan ubah itu ya,"

Ijazah atau Ijab Sah (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang