🌼🌼🌼
Irasarlina Putri (Ina)
🌼"Ihh apa lagi sih? Ganggu aja deh," kesalku.
"Udahlah Ray, aku pulang aja! Besok aku datang lagi." Baiklah, sekarang sampai di sini aja, toh masih ada besok buat datang lagi.
"Hei, Ray!" Lagi-lagi aku kesal, Ray mengabaikanku. Entah pikirannya ke mana. Aku paling tidak suka diabaikan.
"I-iya!" jawabnya terbata. "Maaf kak, apa ya?" Aku memutar bola mataku jengah.
"Malah nanya lagi!" lirihku, "Yaudah, kamu ga niat mau nganterin aku gitu?" harapku dengan ketus.
"Loh, kan datangnya pake motor sendiri toh, kak! Ya masa dianterin?" kekehnya. Baiklah, aku kesal. Biasanya Ray yang dulu itu tidak pernah menolak keinginanku dan selalu memperlakukan layaknya tuan putri.
"Iya sih, maksudku anterin kek sampai motor gitu, kan aku tamumu!"
"Yaudah, ayok! Nanti istriku marah loh kak," ucapnya. Kulihat wajahnya seperti tidak ikhlas, tapi apa peduliku? Sebentar lagi bakalan kayak dulu lagi dia ke aku.
Dasar manja! Ditinggal bentar doang marah, udah gitu pake cemburu lagi, beneran kuambil suaminya baru tau rasa dia! Songong amat baru juga punya suami, belum juga anak. Asal tahu aja ya, jauh sebelum dia kenal kamu, ada aku yang singgah di hatinya.
Sebentar dulu, apa aku nanti termasuk bergelar pelakor ya?
Ah, tidak mungkin lah ... kan aku hanya menuntaskan cinta kita yang belum sempat terjalin dulu karena kita sama-sama sibuk.🌼🌼🌼
Zakinul Ahmad Rayyan (Ray)
🌼Alhamdulillah perempuan itu pulang, sifat manjanya belum hilang. Bagaimanapun dulu aku sempat tertarik padanya. Wajahnya yang cantik manjadi idola di kampus waktu itu. Entahlah mungkin hanya perasaanku saja, dia bersikap sangat manja padaku padahal pada kenyataannya dia lebih besar dua tahun dariku. Aku menyukai perempuan yang bersifat manja, berbeda dengan istriku. Ia sudah terbiasa mandiri dari kecil.
Astaghfirullahal'adzim!
Lancangnya aku membandingkan istriku dengan wanita yang biasa-biasa saja. Maafkan mas sayang. Allah yang jadi saksi, dibandingkan Kak Ina engkau masih jauh lebih baik, istriku.
Dikarenakan terlalu larut dalam kenangan lama, aku sampai tidak sadar motor Kak Ina sudah menghilang. Segera kumasuk ke dalam kamar kami dan kudengar Zia terisak pelan.
"Dek," tegurku dengan sedikit menyentuh tubuhnya yang tertutup selimut seluruhnya.
Bukannya menyingkapkan selimutnya, istriku malah semakin menangis.
"Astaghfirullahal'adzim adek kenapa?!" panikku."Mas tega! Mas jahat ... mas pembohong, penipu dan tukang PHP!" cercanya. Aku harus bersikap tenang. Di saat seperti ini, sebagai suaminya aku harus pahami istri. Mungkin dia cemburu. Hatiku bersorak gembira jika benar istriku cemburu.
"Loh dek, bangun dulu ... cerita sama mas, kenapa adek bilang mas tega, jahat, pembohong, penipu dan tukang PHP? Siapa yang mas PHP-in?" Itulah kunci bahagia rumah tangga menurutku. Jangan mudah terpancing emosi, salah satu harus ada yang mengalah dan sabar.
"Mas te-tega ...," ucapnya terhenti karena sambil sesegukan. Aku sibuk mendengarkan apalagi dia sudah membuka selimutnya. Kutatap mata yang sembab itu.
"Mas tega ga mau jujur tentang pernikahan kita sama calon pelakor itu!" kesalnya sambil menangis.
"Mas pembohong dan penipu, pasti lagi ngatain adek kan cuma sebagai pembantunya!" tambahnya yang semakin meraung.
"Sstt! Dek jangan keras-keras teriaknya nanti ganggu yang lain," rayuku pelan.
"Iyah," Zia mengangguk seperti anak kecil, lucu sekali istriku. "Terus mas juga tukang PHP!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ijazah atau Ijab Sah (Revisi)
LosoweMemilih menikah di saat masih kuliah dan dihadapkan dengan pilihan antara mendapat IJAZAH atau malah IJAB SAH. ❗Warning INI HANYA FIKTIF BELAKA. Jika menemukan⤵️ - MASLAHAT ✔️ - MUDARAT ✖️ . . . . . . Jazakumullah khairan katsir 😊