Acaranya belum selesai, namun sekarang sudah menunjukkan pukul 10 malam. Raka khawatir jika mamanya nayfa menghawatirkannya.
"Ma, raka nganter pulang nayfa dulu" ucap raka kepada mamanya.
"Nayfa mau pulang?" Tanya ayu kepada nayfa.
"Iya ma, udah melem takut mamanya nayfa khawatir" jawab nayfa.
"Iya udah hati-hati ya kalian berdua, raka sayang kamu harus jaga anak baru mama dengan ketat ya" ujar ayu.
"Iya ma" sahut raka.
"Nayfa pulang dulu ya ma, titip salam buat om sama kak aurel" ucap nayfa sambil bersalaman dan berciuman pipi antar pipi dengan ayu.
"Iya nanti mama sampein" sahut ayu.
Raka dan nayfa bergandengan tangan melangkahkan kaki menuju keluar dari gedung ini sampai di parkiran. Tangan raka belum dilepaskan juga oleh nayfa mungkin nayfa terlanjur nyaman😂
Raka membukakan pintu mobil untuk nayfa.
"Makasih" ucap nayfa dan dibalas senyuman oleh raka.
Dan raka langsung masuk kedalam mobil untuk segera melajukan mobilnya.
"Mau langsung pulang?" Pertanyaan yang terlontar oleh mulut raka sangat ambigu.
"Tadi maksudnya apa?" Tanya balik nayfa dengan sedikit kaget.
"Lu nggak suka?" Tanya raka dengan menampilkan muka datarnya.
"Iya bukan gitu, tapi kok lu ngomong kalau gue pacar lu sedangkan gue belum pernah ditembak" jawab nayfa menggunakan kalimat polosnya.
"Jadi lu mau gue tembak?" Tanya raka kepada nayfa.
"Ohh sht gue salah ngomong" batin nayfa.
"Apaansih ga lucu" dumel nayfa.
"Siapa yang bilang lucu" ucap raka dengan santai.
"Udahlah yuk pulang aja" nayfa berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Nay" panggil raka.
"Apaan?" Jawab nayfa dengan sedikit ketus.
"Tatap mata gue nay" perintah raka.
Nayfa menggelengkan kepalanya.
"Tatap nay" perintah raka untuk kesekian kalinya.
Akhirnya nayfa menghadap kearah raka, namun raka terkejut kenapa nayfa meneteskan air mata.
"Lu kenapa nagis?" Tanya raka sambil membersihkan air mata yang membasahi pipi nayfa.
"Stop jangan nagis, nanti make up lu luntur" ucap raka kepada nayfa.
Namun nayfa hanya terdiam.
"Gue suka sama lu nay" raka berusaha menyatakan isi hatinya.
"Suka karna masalah tadi?" Tanya nayfa dengan suara pelan.
"Gue berani bilang lu pacar gue dihadapan orang tua gue karena gue udah suka sama lu dari awal kita kenal" ucap raka.
"Lu mau enggak jadi pacar beneran gue" ucap raka sambil menggenggam erat tangan nayfa tanpa ada niatan memberi celah sedikitpun.
"Yakin?" Tanya nayfa untuk memastikan perkataan raka.
"Gue yakin" jawab raka dengan tegas.
"Tapi"
"Lu nolak gue nay?" Tanya spontan raka. "Gue ulangin sekali lagi, lu mau nggak jadi pacar asli gue?" Tanya raka untuk kedua kalinya.
Nayfa memikirkan matang-matang, hingga ia memutuskan untuk mengagukkan kepalanya sebagai jawaban dari semua perkataan raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ilustrasi Rasa
RastgeleTernyata dunia mu tidak sekejam yang aku kira. Ternyata kehidupan serba dinginmu lebih menantang. Happy Reading!