Disclaimer

17.6K 1K 45
                                    

Cerita hanyalah fiksi belaka dan tak memiliki sangkut paut dengan kehidupan maupun karakter idol yang berkaitan.

Nama para tokoh idol di sini ku ganti, untuk menghindari pelanggaran hak cipta nama idol.

.
.

Awal Mula


Siapa yang tidak mengenal seorang Jevan Kandreas Hirata? Si most wanted SMA Bima Sakti yang suka membuat ulah sana-sini. Hobi keluar masuk ruang BK karena tindakan bar-bar dirinya dan suka melanggar aturan. Tampan sih, famous? Sudah pasti, tajir? Satu sekolah tahu siapa itu keluarga Hirata.

Tapi,

Ada tapinya ... Jevan itu dingin, bahkan dinginnya melebihi kulkas, suhu di Antartika, atau bahkan gletser di Kutub Utara.

“Halo, Jev….”

“Hmm,”

“Pagi Jev, lama gak kelihatan makin ganteng aja.”

“Hmm,”

Kira-kira sapaan semacam itulah yang sering ia dapatkan setiap hari. Kebanyakan gadis sering menyapanya, namun hanya ditanggapi dengan deheman serta wajah datar dan dinginnya.

Jevan tak benci pada perempuan, ia hanya malas menanggapi segala kecentilan mereka. Apalagi mahluk bersurai hitam panjang yang tengah berdiri di hadapannya seraya menatapnya penuh cinta bak orang bodoh. Ia tak menyukai gadis ini, bagaimana pun wujud manisnya yang membuat laki-laki lain lemah tak berdaya, Jevan tetap tak menyukainya. Karena gadis ini sangat mengganggu dan mengusik ketenangannya.

“Hai, Jevan!” Sapaan ceria dengan suara nyaring yang tak pernah luput dari pendengaran Jevan.

Tak menanggapi, ia lebih memilih untuk mendudukkan bokongnya pada bangku kantin. Dan mengabaikan tatapan mencela teman-temannya yang lain.

Tak gentar, gadis tersebut masih mempertahankan senyuman manisnya lalu menaruh sekotak bekal di depan Jevan.

“Jevan, ada hal penting yang mau gue bicarain. Bisa luangin waktunya sebentar?”

Jevan tak menjawab, tapi matanya mengarah pada bekal di atas meja yang gadis itu berikan. Seolah tahu apa yang ada di dalam pikiran Jevan, gadis itu menjawab. “Oh itu bekal buat lo makan siang, makan ya, jangan dibuang kayak kemarin.”

“Gak lapar.”

“Yaudah, buat nanti sore. Gak bakal basi kok.”

“Oke.”

“Soal yang tadi, gue mau bicara hal penting.”

“Gak ada waktu.”

“Kalau ngomong di sini aja gimana? Boleh?”

“Terserah, Roseanne.” Jawab Jevan malas.

Kalau Roseanne Cellina, gadis yang masuk deretan gadis tercantik se-SMA Bima Sakti. Kata orang-orang, dia itu gadis yang mendekati sempurna. Cantik, baik, manis, ceria, murah senyum, dan pintar. Hal tersebut membuatnya menjadi terkenal di kalangan murid laki-laki maupun perempuan. Rose, panggilan akrabnya. Dia kesayangan guru dan kini sedang menjabat sebagai wakil ketua OSIS.

Semua orang menyukainya, apalagi kaum adam. Tapi anehnya, ia malah menyukai laki-laki urakkan dan suka membuat ulah seperti Jevan.

Seperti hari-hari biasanya, gadis cantik ini akan dengan senang hati menghampiri sang pujaan hati saat bel istirahat berbunyi. Di tengah kantin, tepat di depan banyak orang, seorang Roseanne mempermalukan dirinya sendiri karena Jevan.

Pernyataan cintanya ditolak dengan kejamnya di hadapan semua orang. Namun apa yang malah gadis itu katakan selanjutnya membuat semua orang shock.

Okay, maybe next time akan gue coba lagi. Selamat istirahat, Jevan. Gue balik ke kelas dulu ya.” Kata Rose dengan senyum manis tanpa raut kesedihan sedikitpun. Benar-benar ajaib.

“Psyco,” monolog Jevan yang melihat kepergian gadis tersebut dengan pandangan datar.

Jevan Kandreas Hirata

Jevan Kandreas Hirata

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Roseanne Cellina

Note : Sudah kuputuskan untuk merevisi habis-habisan book ini, jadi kalian jangan heran jika sudah mendapati book ini memiliki gaya bahasa yang berbeda dari sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Note : Sudah kuputuskan untuk merevisi habis-habisan book ini, jadi kalian jangan heran jika sudah mendapati book ini memiliki gaya bahasa yang berbeda dari sebelumnya. Semua aku ubah ke bahasa yang lebih enak dibaca tanpa merubah cerita, jadi jangan khawatir, cerita masih sama.

KUTUB (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang