Lisa dan Jean membawa seorang gadis ke hadapan Jevan. Rose dan Jisha membuang muka, sementara Yogi dan Axel menyerahkan ponsel yang berisi bukti rekaman suara mengenai orang yang menyebarkan fitnah mengenai Rose pada Jevan. Hal itu membuat seisi kantin memperhatikan mereka sambil sibuk berbisik-bisik, menebak-nebak apa yang akan terjadi setelahnya.
“Lo salah paham sama Rose, Dia biangnya yang sudah bikin hubungan lo dan Rose berantakan.” Tunjuk Axel pada gadis berambut pendek. “Dan ini orang yang sudah bantu si boncel buat ngejalanin rencana busuknya.” Lanjut Axel seraya menunjuk dua gadis berambut panjang.
Jevan dibuat bingung, ia menoleh pada Rose meminta penjelasan, namun gadis itu hanya diam. Ia beralih pada Axel dan Yogi.
“Maksudnya apa?” Tanyanya.
“Gak usah banyak tanya, mending lo sekarang nyalain rekaman itu, sekalian biar semua orang tahu siapa ketiga curut ini.” Saran Yogi yang sudah tak sabaran.
Wajah ketiga gadis itu langsung pucat. Jevan mulai menyalakan rekaman suara di ponsel milik Axel dengan full volume.
Rose harus mencari cara agar bisa membongkar kedok Nara, bagaimanapun caranya. Ia bahkan sedang berkumpul dengan ketiga sahabatnya juga Yogi dan Axel untuk menyusun rencana agar Nara mau mengakui perbuatannya. Mereka hendak pergi ke kelas XII IPA 1, namun saat melewati toilet wanita mereka tak sengaja mendengar seseorang sedang menyebut-nyebut nama Rose.
Mereka yang mendengar hal tersebut tentu menguping, sebelum akhirnya Rose dan juga ketiga sahabatnya masuk ke toilet guna mendengarkan suara tersebut dengan lebih jelas. Tak lupa merekam pembicaraan tiga gadis tersebut dengan ponsel milik Axel yang sudah ada di tangan Lisa. Sedangkan Yogi dan Axel menunggu di luar toilet. Mereka menguping di balik dinding toilet dekat bilik pertama.
“Kesal banget gue, kemarin Rose sekarang Diecy. Jevan putus dari Rose muncul peganggu lain!” Gerutu Nara.
Temannya yang berambut panjang dengan jepit rambut kuning mengipas-ngipasi wajah Nara dengan tangannya. “Sudah gak usah kesal, bagaimana kalau kita kerjain juga si Diecy?”
“Nah tuh, kemarin kan kita sudah berhasil buat Jevan dan Rose putus, sekarang kita buat Jevan ilfeel sama si bulepetan itu!” Saran temannya yang lain.
“Boleh, tapi gimana caranya?” Tanya Nara. Temannya membisikkan sesuatu kepada Nara dan gadis itu langsung tersenyum sumringah.
“Boleh juga, kita buat Rose dan Diecy benar-benar jauh dari jangkauan Jevan, habis itu Jevan jadi milik gue deh.” Senang Nara.
“Dapat!”
Rose, Lisa, Jisha, dan Jean keluar dari tempat persembunyian mereka.
Ketiga gadis tersebut terkejut. “Ng—ngapain kalian di situ?” Mata bulat besar gadis itu semakin melebar setelah melihat keberadaan gadis yang menjadi objek pembicaraannya.
“Merekam percakapan kalian,” jawab Jean angkuh.
Lisa menyalakan rekaman percakapan ketiga gadis itu dari ponsel Axel. Nara dan kedua temannya yang mendengar isi rekaman tersebut terkejut dan semakin dibuat kesal.
“Apa-apaan sih lo semua?! Siniin gak?” Nara berusaha mengambil ponsel itu dari tangan Lisa. Lisa mengangkat tangannya tinggi-tinggi, jelas Nara tak akan mampu menggapai karena kalah tinggi dari Lisa. Sedangkan kedua temannya yang mau membantu Nara langsung ditahan oleh Jisha dan Jean kemudian dibawa keluar dari toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUB (Sudah Terbit)
FanfictionNote: Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan! Jevan Kandreas itu most wanted yang suka buat ulah sana-sini. Hobby keluar masuk ruang BK karena tindakan bar-bar dia and the genk. Ganteng si, famous? So pasti, tajir? Banget dan udah...