Sudah memasuki akhir semester kelas XI, di mana setiap mata pelajaran pasti akan mengadakan ujian praktik. Kelas XI IPS 1 ada ujian praktek renang, Rose bersama Jean, Lisa, Jisha sedang melihat para pujaan hati mereka melaksanakan praktik renang. Awalnya Rose dilarang ikut oleh ketiga sahabatnya untuk pergi ke kolam indoor di gedung olahraga, karena Rose itu sebenarnya memiliki aquaphobia. Ia phobia terhadap air yang tertampung banyak sekali di satu tempat, seperti: kolam renang, laut, sungai, danau, bahkan air di dalam bathup.
Wajahnya sebenarnya sudah pucat, Rose berusaha seminimal untuk agar tak terlalu melihat ke arah kolam karena tubuhnya akan gemetar dan keringat dingin.
“Rose, serius gak apa-apa?” Tanya Jisha, entah sudah yang berapa kali ia menanyakan hal tersebut.
“Lebih baik lo balik aja ya, ke kelas.” Saran Jean.
Lisa menarik tangan Rose, ia jadi takut karena wajah Rose terlihat tak baik-baik saja. Selama masa SMA, tak pernah sekalipun Rose menginjakkan kaki di tempat ini. Bahkan saat ujian praktik pun Rose lebih memilih menyusun kliping dibanding datang ke kolam.
“Gue akan temanin lo, gue rela gak lihat Jimmy shirtless asalkan lo aman.” Kata Lisa.
Rose tersenyum sambil melepas tangan Lisa perlahan. “Gue gak apa-apa, kenapa kalian segitu khawatirnya sih?” Tanya Rose.
“Gimana kita gak khawatir, lihat gambar laut aja lo panas dingin. Apa lagi ini, Rose.” Jawab Jean.
“Astaga, trust me! Gue akan baik-baik aja.”
Jisha memegang tangan rose erat-erat, seolah Rose seorang anak kecil yang akan tersesat jika tak dituntun. Kemudian membawanya lebih jauh dari tepi kolam. “Jangan bergerak mendekat ke kolam, dari sini lo sudah bisa lihat Jevan dengan roti sobeknya.” Kata Jisha yang tanpa sadar ikut terpesona melihat bentuk tubuh Jevan yang sedang melakukan pemanasan di pinggir kolam.
Memang, saat ujian praktik renang pasti banyak murid dari kelas lain ikut melihat jalannya ujian. Lumayan, bisa cuci mata. Jisha, Jean, dan Lisa sibuk mengagumi bentuk tubuh para laki-laki. Jevan pun tak luput masuk ke dalam kandidat perfect man body dengan standar yang telah mereka tetapkan.
“Wah, Jevan roti sobeknya boleh juga. Kayaknya bakalan enak buat dipegang-pegang.” Seru Lisa, Jean memukul bibir Lisa pelan.
“Lo cukup Jimmy aja, jangan maruk. Ini gebetannya bisa ngamuk.” Jean menunjuk Rose.
Rose geleng-geleng kepala, ia mengepalkan tangannya ke udara begitu Jevan melihat ke arahnya lalu memberikan laki-laki itu semangat. Rose tersenyum manis saat Jevan juga tersenyum ke arahnyam. Hingga tiba giliran Jevan untuk melakukan ujian praktik renang gaya bebas, laki-laki itu bersiap di tepi kolam, melakukan sedikit pemanasan. Kemudian menceburkan dirinya ke kolam begitu terdengar suara peluit.
“JEVAN, SEMANGAT!” Teriak Rose, tak peduli Jevan mendengarnya atau tidak. Meski tak dapat melihat dengan begitu jelas, tapi Rose dapat mengetahui bahwa Jevan mendapat nilai sempurna pada praktik ini. Ia berlari ke arah Jevan tanpa menghiraukan sahabatnya yang mencegah Rose agar tak mendekati kolam. Ia tetap menghampiri Jevan dengan Jean, Jisha, dan Lisa yang menyusulnya dengan berlari.
“Jevan,” panggil Rose seraya berlari-lari kecil. Ia persis berada di pinggir kolam.
“Rose, jangan lari-lari. Di sini licin, nanti lo bisa jatuh.” Kata Jevan seraya memegangi tangan Rose.
Rose terkekeh kecil. “Congrats ya, lo dapat nilai sempurna di ujian praktik renang.” Kata Rose.
Ketiga sahabat Rose setidaknya dapat bernafas lega karena Rose dapat berdiri dengan normal meski di pinggir kolam. Mereka menghampiri kekasih mereka masing-masing, namun masih sedikit was-was karena mata mereka tak lepas mengawasi Rose yang berada di sisi Jevan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KUTUB (Sudah Terbit)
FanficNote: Beberapa part sudah dihapus untuk kepentingan penerbitan! Jevan Kandreas itu most wanted yang suka buat ulah sana-sini. Hobby keluar masuk ruang BK karena tindakan bar-bar dia and the genk. Ganteng si, famous? So pasti, tajir? Banget dan udah...