Terik matahari membangunkan seorang gadis yang sangat nyaman tertidur dikasurnya. "Pukul berapa ini?" Tanya nya pada dirinya sendiri.
"Oh? Sudah pukul 8? Aku kesiangan!" Kata seorang gadis itu. Saat dirinya akan beranjak dari kasur ia menyadari sesuatu.. apakah dirinya tidak memakai baju dan langsung tidur malam tadi? ia melirik kearah kanan tepat dimana seorang lelaki masih tertidur pulas.
'Apakah..?'
"Tidak. Tidak! Tidak mungkin! Ya! Bangunlah! Kau siapa!? Ya! Bangunlah!!" Otak Nayeon tidak bisa bekerja sekarang. Bahkan otaknya tidak bisa memberikan jawaban yang masuk akal saat ini.
Jungkook merasa tidurnya diusik membuka matanya. Sinar matahari membuatnya sedikit menyipitkan matanya.
"Ya! K-kau siapa? Apa yang terjadi?" Nayeon bertanya dengan tubuh yang hanya berbalut selimut.
Jungkook masih menatapnya. "Kenapa kau disini?" Tanya Jungkook heran.
"Harusnya aku yang bertanya padamu! Kenapa kau disini!?" Nayeon mulai panik. Pikirannya sudah menjalar kemana-mana.
"Apa maksudmu? Ini apartemenku." Jungkook masih bersikap santai.
"Kau gila!? Apa yang terjadi!? Mengapa.. Mengapa seperti ini!?" Nayeon menangis dan menyandarkan tubuhnya di dinding. Ia tak tau harus apa lagi. Sepertinya dugaannya benar.
"Ap-apa ini? kenapa keadaanmu begitu? Kau siapa?" Jungkook yang tadinya tenang-tenang saja kali ini perasaannya mulai tidak enak.
"Tidak mungkin.." Nayeon terduduk dilantai. Hancur sudah hidupnya. Masa depannya. Apa ini? Tidak pernah terlintas sedikitpun ini akan terjadi di hidupnya.
"Ya, mianhe. Aku tidak tahu harus apa. Mianhe." Saat ini hanya itu yang bisa Jungkook katakan.
"Kau sebaiknya mandi dulu, lalu pakai bajuku saja." Jungkook berdiri dan menyerahkan baju miliknya.
Nayeon berjalan linglung sambil terisak. "Kau bodoh Nayeon. Apa yang kau lakukan? Kau merusak masa depanmu." Nayeon merutuki dirinya sendiri.
Jungkook menjambak rambutnya. Ia tidak tahu harus apa. Sudah gila jika ia timbul dengan membawa berita buruk ini kepada para hyung nya. Apa yang akan terjadi nanti jika mereka tahu tentang ini? Bagaimanapun Jungkook harus merahasiakannya dulu sampai waktu yang tepat.
"Halo?"
"Bibi.. Aku butuh bantuanmu. Bisakah kau menemuiku?" Hanya Bibinya lah satu-satunya orang yang tepat saat ini.
***
"Aku akan mengantarmu pulang." Jungkook segera keluar disusul oleh Nayeon dibelakangnya.
Mobil Jungkook telah sampai didepan rumah yang minimalis namun terlihat indah dikarenakan banyaknya bunga warna-warni yang menghiasinya.
"Aku akan menemui Bibiku. Bisakah kau memberiku nomor telponmu?" Jungkook memberikan ponsel miliknya.
Nayeon masih diam. Tak lama tangannya bergerak untuk mengambil ponsel milik Jungkook. Setelah selesai ia memgembalikannya.
"Aku akan menghubungimu." Jungkook berkata pelan.
Nayeon turun tanpa mengatakan apa-apa. Ia masih tidak tahu apa yang harus ia lakukan. Ia masih merasa bahwa ini semua hanyalah mimpi.
"Kau tidak pulang? Apakah kau lupa kalau kau memiliki rumah?" Baru saja Nayeon masuk kedalam rumahnya, sudah ada Ibunya yang berdiri sambil menatap tajam putrinya.
"Mianhe Eomma, Aku menginap dirumah Gomi tadi malam." Bohong. Nayeon berbohong. Tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya.
"Ibu melihat seorang pria. Tidak mungkin jika itu Gomi." Ibu Nayeon mulai curiga.
"Eomma, dia kakak laki-lakinya Gomi. Gomi tidak bisa mengantarku, lalu ia menyuruh Kakaknya untuk mengantarku pulang." Nayeon menjawab dengan setenang mungkin.
"Baiklah. Cepatlah bersiap. Kau tidak lupa dengan jadwal les mu kan?"
"Ne, Eomma." Nayeon berjalan menaiki tangga ke arah kamarnya. Nayeon menangis sekencang-kencangnya, mengeluarkan segala hal yang ia pendam sejak malam tadi.
***
"Bibi aku tidak tahu harus apa. Aku tidak pernah menginginkan hal itu terjadi. Bagaimana karirku? Bagaimana masa depanku? Aku tidak bisa membayangkannya." Jungkook menangis dihadapan Bibinya.
"Jungkook-ah bagaimanapun kau harus bertanggung jawab. Kau seorang laki-laki, ini kesalahan yang kau perbuat dan kau harus bertanggung jawab."
"Lalu karirku?"
"Kau harus memikirkan wanita yang telah kau hancurkan masa depannya. Karirmu adalah hal kedua yang harus kau pikirkan. Yang pertama adalah wanita itu." Jawab Bibinya sambil menyentuh bahu Jungkook.
"Menikahinya?" Tanya Jungkook tidak yakin.
"Hanya itu satu-satunya cara."
"Aku tidak bisa, Bibi." Keluh Jungkook.
"Kalau kau tidak bisa, mengapa kau bisa melakukannya? Bibi yang akan mengurus pernikahanmu. Tidak usah yang mewah, hanya keluarga dan orang terdekat saja yang akan diundang. Pernikahanmu akan diadakan didesa tempat Bibi tinggal. Arasseo?" Tanya Bibi Jungkook.
"Ne." Jungkook memijit tulang pelipisnya.
"Sekarang bicaralah dengan wanita itu. Bibi harus kembali ke toko roti Bibi." Setelah itu Bibinya pergi meninggalkan Jungkook seorang diri.
"Halo. Aku ingin bertanggung jawab. Menikahlah denganku."
***
Luv,Lovenyyx

KAMU SEDANG MEMBACA
HEALER
RomanceSiapa yang tidak mengenal EXO? Ya, Boyband yang menggilai para wanita didunia ini. Apalagi seorang rapper multitalent bernama Park Chanyeol. Tapi, disaat puncak karirnya, Chanyeol dituntut untuk memilih antara karir atau wanita yang ia cintai. Lalu...