Nayeon-28

838 77 19
                                    

"Dokter macam apa itu. Mengatakan aku hamil tanpa bukti. Tidak mungkin aku hamil." Jujur, di dalam diri Nayeon paling dalam ia takut. Ucapan dokter tadi membuat kepala nya semakin sakit.

"Hei." Ah ini adalah gadis yang menemani Nayeon tadi.

"Kau mengikutiku?" Tanya Nayeon.

"Tidak. Ini memang satu-satunya jalan menuju keluar." Ucapan gadis itu.

"Jadi berapa usiamu?" Tanya gadis itu tiba-tiba.

"Apa kau juga akan menanyakan hal yang sama dengan dokter itu?" Tanya Nayeon langsung.

"Ah, tidak. Aku pikir aku lebih tua darimu." Ucapnya.

"Sepertinya begitu." Jawab Nayeon.

"Apa kau benar sudah merasa lebih baik?" Tanya Gadis itu lagi.

"Sebenarnya belum. Kepala ku masih terasa sangat sakit dan aku juga merasa mual." Nayeon mengelus perutnya.

"Mengapa kau tidak istirahat diruangan tadi saja? Akan lebih baik daripada kau memaksakan diri seperti sekarang."

"Aku tidak ingin melihat wajah dokter yang menjengkelkan itu." Nayeon kembali kesal mengingat dokter itu lagi.

"Kau lucu sekali." Gadis itu tertawa pelan kemudian dibalas senyuman oleh Nayeon.

"Baiklah, aku pergi dulu. Senang bisa mengobrol banyak denganmu." Ucap gadis itu.

"Ne, aku juga. Terimakasih telah menemani ku." Ucap Nayeon.

Gadis itu pun berjalan menjauh, namun kemudian ia berbalik badan kearah Nayeon.

"Omong-omong, aku kakak dari Jungkook. Sepertinya kau adalah fans adikku. Tapi ini adalah sebuah rahasia, ne? Dan ada baiknya kau mendengarkan perkataan dokter tadi." Ucapnya tersenyum. Kemudian gadis itu melambaikan tangannya sebelum ia benar-benar melangkah pergi.

"Kakak Jungkook?" Nayeon terdiam. Takdir jenis apalagi yang datang padanya sekarang?

***

"Dari mana saja Noona? Mengapa baru pulang?" Haechan lah yang menyambut kedatangan Nayeon pertama kali.

"Bukan urusanmu." Ucap Nayeon melanjutkan langkah kakinya menuju ke kamar miliknya.

Bugh!

Sebuah botol minuman yang berisi air setengah terlempar sempurna ke kepala Nayeon.

"Ya! Aku bertanya baik-baik padamu!" Ucap Haechan sedikit meninggi kan suaranya.

Nayeon berusaha tidak memperdulikannya. Ia takut, sungguh. Mengingat dirumah ini tidak ada Appa dan Eommanya. Haechan bisa saja menghabisi dirinya. Dan Nayeon tidak ingin itu terjadi.

"Kau tidak mendengarku?! Aku berbicara padamu!" Haechan menjambak rambut Nayeon sehingga membuat kepala Nayeon tertoleh keatas.

"Lepas! Ya! Haechan lepaskan aku!" Pekik Nayeon. Sebulir air mata lolos keluar dari mata indah Nayeon.

Tin! Tin!

Segera Hechan melepaskan tangannya dari rambut Nayeon setelah ia mendengar suara klakson mobil Appa Nayeon.

Memang selalu seperti itu, Appa Nayeon akan selalu memberi tanda kepulangannya walaupun tidak ada orang dirumah itu.

HEALERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang