Jungkook-23

1.7K 124 15
                                    

Hai Siders Menjaraklah:)
Mari Vote Sebelum Membaca💓
Selamat Membaca~


Beteweh.. Makasii saran dan comment kalian buat yang bantu aku milih genre story aku yang baruuu! Dan aku udah mutusin dari semua saran-saran kalian kalo genre story nya adalah..

HunLis (Romance Fantasi)
Yeeeee selamat menunggu bagi kalian HunLis Shipper💓

Sekian Terimakasih💓💓

-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-_-



Konser telah berakhir. Saat ini BTS sedang beristirahat sebelum esoknya akan kembali ke korea. Waktu memang begitu cepat berlalu. Selama hampir satu bulan juga Jungkook memikirkan Nayeon. Bukan, bukan ia mulai membuka hati pada Nayeon. Ia hanya memikirkan apa rencana Nayeon sebenarnya.

"Aish membuatku gila saja." Jungkook mengacak kasar rambutnya.

"Ya maknae, apa kau tidak tidur?" Tanya Jin yang terbangun karena haus.

"Nanti saja, aku belum mengantuk." Jawab Jungkook lalu membalikkan tubuhnya membelakangi Jin.

***

Nayeon menempelkan foto-foto Jungkook dimeja belajar miliknya serta fakta-fakta mengenai Jungkook yang harus ia tahu. Ia benar-benat nekat untuk menjalankan rencananya.

"Baiklah. Aku tinggal menunggu waktu yang tepat. Sebentar lagi Im Nayeon, sebentar lagi." Ucap Nayeon pada dirinya sendiri.

Nayeon merebahkan tubuhnya dikasur lalu memejamkan matanya.

"Ternyata pria itu adalah seorang Idol? Seleramu bagus Noona." Haechan melihat-lihat foto Jungkook serta membaca fakta-fakta mengenai Jungkook yang telah Nayeon susun dengan rapi.

"Menyingkirlah." Nayeon mendorong Haechan sedikit kasar.

"Noona, kau kasar sekali. Aku hanya melihat apa tidak boleh?" Tanya Haechan dengan menunjukkan wajah yang rasanya Nayeon ingin segera mencekiknya.

"Tidak usah mengetahui atau pun mencampuri hidupku." Tekan Nayeon menatap tajam Haechan.

"Noona, apa kau tahu? Kau terlalu rendah mencintai seorang pria yang telah memiliki kekasih." Ucapan Haechan membuat wajah Nayeon seketika memerah padam.

*Plak*

"Jaga perkataanmu. Kau tidak bisa seenaknya menuduhku tanpa tahu yang sebenarnya." Nayon mengarahkan jari telunjuknya tepat didepan wajah Haechan.

"Apapun alasannya tetap saja kau yang merusak hubungan mereka. Dan kau telah berani menamparku Noona?" Haechan masih mengukir senyuman diwajahnya.

"Bahkan seharusnya kau mendapatkan lebih dari sebuah tamparan." Balas Nayeon tajam.

"Wah aku takut. Noona." Senyuman diwajah Haechan hilang terganti oleh seringai yang membuat Nayeon takut sebenarnya.

"Kau keluar!" Nayeon memberanikan diri untuk mendorong Haechan keluar namun tangan Nayeon segera ditahan oleh Haechan.

"Noona, kau keterlaluan." Haechan meremas tangan Nayeon kuat.

HEALERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang