Jungkook-3

3.3K 212 3
                                    

'Bagaimana ini? Jungkook butuh waktu satu tahun untuk bisa dance seperti jungkook dahulu. Kita akan mengadakan Comeback 2 bulan lagi. Apa yang harus kita lakukan?'

'Jungkook tidak boleh tau tentang ini dulu. Kalian harus merahasiakannya sementara waktu'

'Tapi Jimne, aku tidak yakin itu adalah ide bagus.'

'Apa reaksi Jungkook nanti jika ia mengetahui ini? Coba pikirkan itu'

"ARGH!!" Jungkook memukul stir mobilnya dengan sangat kuat.Rasanya seperti dunianya runtuh. Hancur. Mimpinya selama 7 tahun hilang begitu saja. Ia tidak tahu harus bagaimana, ia bingung, ia tidak bisa, rasanya ia ingin menyerah dengan keadaan ini.

"WAE!? WAEE!!??"

Jungkook terus berteriak. Kedua kalinya dia seperti ini. Pertama sekali saat setelah kematian ibu dan ayahnya 3 tahun lalu akibat kecelakaan. Pada saat itu jungkook akan Comeback 2 minggu lagi, lalu ia mendapat kabar bahwa ayah dan ibunya mengalami kecelakaan dengan sebuah truk yang menjepit mobil ayah dan ibunya. Jungkook hampir depresi lalu anggota BTS lainnya berusaha membangkitkan Jungkook lagi tapi sekarang.. Jungkook kembali jatuh. Bahkan lebih parah.

Jungkook melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata. Jungkook sudah hilang akal, Jungkook sudah gila. tidak ada di benaknya terlintas akibat yang akan terjadi jika ia melakukan hal ini.

Jungkook telah tiba di tempat yang sangat berbahaya bagi para idol yang menyentuhnya. Ya, club malam yang berada sangat jauh dari Apartemennya.

"Hai, welcome. Aku rasa kau pertama kalinya datang kesini? Karena aku baru pertama kali melihatmu." Kata seorang wanita yang berada di pintu masuk. Jungkook tak menghiraukannya dia tetap berjalan masuk.


***

'Eomma, Appa Mianhe. Hanya sekali untuk saat ini saja. Aku sudah lelah, aku butuh hiburan agar aku bisa melanjutkan kebahagiaan kalian.' Nayeon terus membatin sambil berjalan. Angin malam menusuk sampai ke tulang Nayeon. Ia kedinginan tapi ia terus saja berjalan.

'Mianhe Eomma, Appa' Nayoen membatin sekali lagi sebelum ia masuk kedalam ruangan yang ricuh dan penuh dengan segala bentuk hiburan. Club.

"Nayeon? Ya! Apa kau sudah gila!?" Kata seorang wanita saat Nayeon berhasil masuk kedalam.

"Gumi-ya.." Nayeon berkata lirih. Gumi memang sering datang ke Club tapi bukan untuk melakukan hal-hal aneh. Ia hanya datang tanpa menyentuh apapun yang berbau negatif.

"Tidak. Kau sebaiknya pulang." Gumi menarik tangan Nayeon.

"Gumi-ya. Hanya untuk saat ini. Aku sudah tidak bisa menahan semua beban ini." Nayeon menahan tangan Gumi.

"Lalu kau pikir dengan cara ini semua masalahmu hilang!? Kau benar-benar sudah gila. Apa yang akan terjadi jika Ayah dan Ibumu tahu? Kau ingin mati!?" Gumi terus memarahi Nayeon sahabatnya. Bukan ia tidak mengerti apa yang terjadi pada Nayeon. Tapi ia tidak mengerti jalan pikiran sahabatnya. Club bukanlah jawaban yang tepat saat ini. Ia bisa menceritakan pada Gumi masalahnya tapi tidak dengan Club.

"Gumi-ya jebal.. hanya sekali saja. Kumohon mengertilah.." Suara H
Nayeon semakin lirih.

"Baiklah. Tapi kau tidak boleh kemana-mana. Hanya duduk diam di meja bar dan hanya 1 gelas. Tidak boleh lebih!" Suara Gumi sedikit melunak. Bagaimana pun ini pertama kalinya ia melihat wajah sahabatnya seperti orang yang sudah tidak ada harapan hidup. Ia tak tega.

"Ne, Gomawo Gumi-ya." Nayeon berjalan menuju meja bar diikuti Gumi dibelakangnya.

"Zey kadar alkohol paling sedikit berikan pada gadis ini. Cukup satu gelas. Jika gadis ini meminta lebih jangan kau berikan." Zey mengangguk lalu Gumi pergi duduk ditempat biasanya jika datang kemari.

"Apa kau mempunyai masalah nona?" Tanya Zey ke Nayeon.

"Bukan urusanmu." Jawab Nayeon.

"Berikan aku vodka. Cepat." Perintah seorang laki-laki yang tiba-tiba datang lalu duduk disebelah Nayeon.

"Baiklah tuan." Jawab Zey.

"Ini punyamu nona. Dan ini punyamu tuan." Zey memberikan minuman mereka dengan sangat hati-hati.

"Aku ingin lagi." Pinta Nayeon.

"Maaf nona, Gumi menyuruhku untuk tidak memberimu lebih dari satu gelas." Zey berkata dengan lembut.

"Persetanan dengannya. Aku bilang aku ingin lagi!" Nayeon berkata dengan suara yang berat. Sepertinya ia mulai mabuk.

"Nona, sepertinya kau tidak kuat minum. Bahkan aku memberimu yang paling rendah kadar alkohol disini dan kau sudah sedikit mabuk." Zey berkata dengan tidak yakin.

"Apa urusanmu. Aku tidak butuh kata-katamu saat ini. Berikan saja padaku!" Suara Nayeon meninggi. Ia sudah kehilangann separuh kesadarannya.

"Ya! Diamlah. Tidak hanya kau yang ada disini!" Tegur Jungkook, lelaki yang duduk disebelah Nayeon. Padahal suara musik di club ini cukup kencang tapi entah mengapa bagi Jungkook terdengar sangat berisik.

Nayeon hanya meliriknya sekilas.

"Kau mabuk nona, akan kupanggilkan Gumi. Sebentar." Zey segera menghampiri Gumi yang berada lumayan jauh dari mereka.

"Hei kau! Ikut denganku." Nayeon menarik tangan Jungkook.

"Apa-apaan kau ini!" Jungkook protes tangannya ditarik begitu saja namun ia tetap mengikuti langkah Nayeon.

"Berhenti." Perintah Jungkook.

"Kau tidak mendengarku? Berhenti!" Jungkook sedikit berteriak tepat saat mereka berhasil keluar Jungkook berbalik menarik tangan Nayeon kearah samping Club.

"Ya! Kita.. mau.. k-kemana?" Kesadaran Nayeon sudah menipis. Jungkook menyandarkan Nayeon di dinding dan kedua tangan Jungkook mengunci Nayeon.

"Ya, kau yang menarikku dahulu." Jungkook berkata pelan.

"Cih, aku hanya.. mau bilang-- Uhuk uhuk" Nayeon terbatuk karena tersedak ludahnya sendiri. Konyol. Sekarang Nayeon terlihat seperti anak kecil yang sedang marah.

"--kau siapa sampai kau.. bisa.. seenaknya memarahi ku?" Nayeon berkata dengan mata yang setengah tertutup sambil menunjuk wajahnya menggunakan jari telunjuknya.

"Ya, gadis nakal. Aku hanya menegurmu." Jungkook menatap Nayeon dalam.

"Aku bukan gadis nakal!" Nayeon masih bisa sedikit sadar dengan perkataan Jungkook namun sepertinya sebentar lagi ia akan kehilangan kesadarannya.

"Kalau kau bukan gadis nakal, mengapa kau datang kemari?" Tanya Jungkook dengan senyum meremehkan.

"Kau..."

Jungkook melotot. Iya. Nayeon baru saja menciumnya. Jungkook yang merasa sudah mabuk ingin segera menjauhi gadis ini agar hal-hal yang tidak diinginkan tidak terjadi. Namun, otak dan tubuhnya tidak bersahabat dan malah membalas perlakuan Nayeon.

Jungkook dan Nayeon mabuk sepenuhnya.


***


Luv,Lovenyyx

HEALERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang