.
.Yeoja itu melajukan motornya dengan kecepatan normal. Taehyung langsung menyusulnya tanpa memakai helm.
Angin rasanya berhembus lebih damai saat ini. Mungkin karena kecepatan yang digunakan itu biasa. Atau memang cuacanya saja yang seperti ini?
"Kita akan kemana?" Tanya Taehyung dengan pelan. Yeoja itu menoleh dan menepikan motornya di hadapan sebuah toko yang sudah tutup.
Taehyung pun mengikutinya. Mereka memarkirkan motornya sembarang. Lalu Taehyung hanya bisa mengikuti ketika yeoja itu duduk di depan troli penutup toko.
"Kau ini sepupunya Bambam?" Tanya Taehyung.
"Kau pun tahu."
"Umm.. Aku baru melihatmu. Kau baru pindah kemari ya?" Taehyung mulai mengembangkan senyumnya.
"Iya. Aku hanya ingin mencoba tinggal di Korea. Siapa tahu aku suka disini. Kau tahu? Di tempat asalku, aku itu selalu dibatasi. Ini tidak boleh, itu tidak boleh, orangtuaku bilang jika aku ini anak yeoja. Jadi mereka memaksaku untuk menjadi anggun. Tapi aku tak bisa." Yeoja itu tertawa. Taehyung juga.
"Kau kan memang yeoja. Sudah pantas jika orangtuamu memperlakukanmu begitu. Dan.. tadi kau bilang apa? Kau baru ke Korea? Memang asalmu darimana? Asal Bambam pun sama? Kalian bersepupu sejak kapan?" Taehyung bertanya penuh antusias. Sedangkan yeoja itu malah tertawa dengan kerasnya. Kedua tangannya menutup wajah dan pipi chubbynya itu.
"Mulutmu seperti kereta. Aku dari Thailand. Astaga, aku sampai lupa. Kita belum berkenalan. Namaku Lalisa. Dan perlu kau tahu jika aku dan Bambam sudah bersepupu sejak kami lahir. Ibuku itu adik dari ayahnya. Dan.. namamu siapa?" Tanya Lisa dengan nada ceria khasnya.
"Hahaha.. aku pun lupa. Namaku Kim Taehyung. Panggil saja Taehyung. Aku kagum dengan kemampuan bahasamu. Sejak kapan kau bisa bahasa Korea?" Taehyung tersenyum ramah.
"Sejak... sudah lama sih. Aku pun lupa kapan tepatnya aku mulai berbahasa Korea." Lisa menengadah. Seolah mencoba mengingat.
"Kau ini cantik tapi tomboy. Aku juga tak menyangka jika kau ahli dalam balapan. Tadi saja, aku sampai terkecoh olehmu. Dan memang benar, bahwa di jalanan itu banyak batunya. Astaga... aku sampai lupa hal itu. Tapi jujur, strategimu itu bagus." Taehyung Lisa tertawa bersamaan.
"Aku hanya bosan melihat yeoja yang berdandan, memakai barang mahal, atau barang khas yeoja lainnya. Dan bicara tentang strategi, kau hanya perlu memikirkan hal kecil yang bisa mengecoh. Tak perlu hal berat." Lisa mengendikkan bahunya.
"Tunggu..." Taehyung memperhatikan rambut Lisa. Bukan, sesuatu di balik rambutnya. Lalu tangannya terulur untuk menyingkap sedikit rambut yang menghalangi telinga Lisa.
"Kau menindik telingamu?" Tanya Taehyung dengan nada serius.
"Kelihatannya apa? Hanya menindik itu soal biasa. Yang penting aku tidak melubangi daun telingaku." Lisa terkekeh. Taehyung menghembuskan nafasnya berat.
"Sejak kapan kau balapan? Aku berfikir jika yeoja itu takut balapan dengan namja. Tapi ternyata kau tidak."
"Tentu saja tidak. Saat balapan, aku dapat merasakan yang namanya kebebasan. Semua angin yang menghembus keras, membuat diriku serasa terbang. Oh ya, aku selalu bermimpi untuk memiliki sayap dan terbang setinggi mungkin." Lisa tersenyum sambil menoleh ke arah Taehyung.
"Aku bercita-cita untuk menjadi anggota NASA. Aku penasaran dengan kebenaran soal Alien. Karena aku yakin jika NASA itu sudah dapat berkomunikasi dengan makhluk-makhluk itu. Jika aku bertemu dengan alien, aku ingin berkenalan dengan mereka dan mengunjungi planetnya." Lisa langsung tertawa keras, membuat senyum Taehyung mengecut.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Boy-[Kth×Jjk] [END]
Teen Fiction[Completed] Book 1 from 'The Dream Of Star' series. Genre: Just fiksi, Drama, romance (maybe) "Ketika aku sendiri, kemudian aku melihatmu menangis. Izinkan aku untuk jadi sandaranmu. Aku ingin menjadi orang pertama yang membuatmu kembali tersenyum...