Limabelas-Sorry

956 81 60
                                    

.
.

Taehyung masih menggerutu dan mengumpati Jungkook dengan kata-kata sial karena perlakuannya tadi. Kenapa namja itu berperilaku jahil sekaligus menyakitkan? Huh, it's the future, Man!

Namja berambut coklat itu sedikit mempercepat langkahnya. Pasti guru kelasnya sudah masuk dan bersiaplah—Bahwa kau mungkin akan berdiam di depan kelas dengan satu kaki terangkat. Oke, itu masih belum pasti.

Taehyung kembali menggerutu saat mengingat perlakuan iseng Jungkook. Dan kenapa rasanya begitu sulit untuk dilupakan sih? Semuanya terasa tadi, Kaget, geli, sakit, perasaan meremang, dan desiran aneh.

[Itu bener ga sih⇧⇧? Aku tau hal diatas dari temenku. Aku ga tau karena aku bukan laki2]

Namun Taehyung menggelengkan kepalanya. Menyingkirkan seluruh pemikiran negatifnya dan mencoba untuk melupakan kejadian goblin tadi.

Anak bungsu keluarga Kim itu menghela nafas lega tatkala melihat teman-temannya tengah berdiam diri diluar kelas. Rupanya guru mereka belum datang. Atau tidak datang?

Taehyung menghampiri Jimin yang sedang asyik bermain gitar bersama teman-temannya yang lain. Namja itu duduk tepat di samping Jimin.

"Tae, kau darimana? Tumben sekali kau terlambat masuk istirahat. Setahuku kau itu adalah anak yang suka caper dan ingin terlihat teladan di hadapan para yeoja." Taehyung mendelik galak, membuat namja yang tingginya rada... macet itu menciut takut.

"Aku dari atap. Menemui Jungkook. Oh ya, Song ssaem kemana? Tumben sekali dia terlambat." Tanya Taehyung.

"Mungkin kalian sehati. Kau telat, dia pun begitu. Dan ewh, kenapa kau menanyakannya sih? Rindu?" Ledek seorang yeoja berambut curly sambil tertawa.

"Jangan rindu. Berat. Biar Song ssaem saja yang berat. Hahaha..." semua siswa disana tertawa saat mendengar ucapan namja bername tag 'Luhan' tersebut.

"Kalian membicarakanku, hm?" Semuanya tersendat.

Tuhan, tolong selamatkan mereka.
.
.

Seorang namja berkulit tan terlihat berjalan menuju kelas yang dihuni oleh Taehyung, Jimin, dan lainnya.

Langkahnya terlihat santai namun pasti. Kedua tangannya dia sembunyikan di saku celananya. Kepalanya mengangguk-angguk seiring dengan alunan musik di earphonenya.

Namja itu mengetuk pelan pintu kelas Taehyung. Lalu mengangguk sopan pada guru disana untuk meminta izin.

"Songsaenim, aku ingin memanggil Taehyung sebentar. Ada sebuah urusan." Izinnya sesopan mungkin.

Taehyung yang sedang duduk langsung menoleh saat namanya terpanggil. Namja itu berdiri dan menunjuk dirinya sendiri sambil menggumamkan kata 'aku' pada seseorang di ambang pintu kelasnya.

Namja di pintu itu mengangguk. Lalu mengucap terima kasih saat guru mereka mempersilakan.

Taehyung segera menghampiri dengan cepat. Memberikan tatapan penuh tanya pada namja yang bernotabene sebagai kakak kelasnya itu.

"Eh, Kai hyung. Ada apa?" Tanya Taehyung.

Pemuda Kai hanya menarik tangan Taehyung entah kemana. "Ikut aku ke atap. Ada sebuah urusan." Lalu Taehyung tak dapat lagi berkata selain mengangguk dan pasrah.

Sebetulnya begitu banyak pertanyaan melintas di hati Taehyung. Tentang apa maksud dari Kai yang ingin menemuinya. Terutama karena sebuah alasan bahwa dia dan Kai itu hanya sebatas saling mengenal.

Namun fikirannya berkecamuk saat mengingat bahwa Kai itu satu komunitas dengan Jungkook. "Apa ini perihal Jungkook? Ada apa dengannya? Ah, tapi siapa tahu bukan." Gumam Taehyung dalam hati.

Kai ternyata membawanya ke atap sekolah. Taehyung mengedarkan pandangan dan tak melihat siapapun disana selain dirinya dan Kai.

"Umm, Hyung, ada apa? Bisakah sedikit cepat karena aku masih harus belajar." Ucap Taehyung sesopan mungkin.

"Begini, Taehyung..."

"Ada apa?" Taehyung mulai penasaran sekarang. Dirinya sedikit takut jika saja dugaannya benar.
















































"Aku menyukaimu, Tae. Apa kau mau menjadi kekasihku?" Taehyung tersentak dan menelan ludahnya kasar saat mendengar ucapan Kai.

"H..Hyung?" Jantung Taehyung berdegup kencang saat Kai menggenggam kedua tangannya.

"Aku tahu kau mungkin akan malu jika menerimaku. Tapi kita sembunyikan saja semuanya. Aku berjanji akan menutup hubungan kita, Tae." Jelas Kai dengan tatapan yang menatap lurus mata Taehyung.

Namun Taehyung menggeleng. "Maafkan aku, Hyung. Tapi aku tak bisa menerimamu. Aku menyukai orang lain." Jelas Taehyung selembut mungkin.

"Tapi kenapa kau menolakku? Apa kau tak tahu jika aku sangat mencintaimu, Tae?"

Taehyung menatap Kai dengan tatapan elangnya. "Kau memaksaku? Apa hakmu, Sunbae? Aku memiliki perasaanku sendiri dan aku yang berhak menentukan." Taehyung melepas genggaman tangan mereka lalu berlari meninggalkan Kai yang tengah mematung.

Lalu namja berkulit tan itu tersenyum miring. "Kau menolakku rupanya. Lihat saja, Baby. Aku begitu tergila-gila padamu dan akan kupastikan jika suatu hari kau yang akan meminta untuk jadi kekasihku." Lalu dirinya kembali tersenyum.
_______________
TBC

Besty♣
Youngie

For My Boy-[Kth×Jjk] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang