.
Kini Jungkook tengah berdiam seorang diri di dalam kelas. Kedua netranya tengah terfokus untuk memperhatikan jemarinya yang setia mengetuk-ngetukan pena ke meja. Mencoba mencari sebuah inspirasi untuk tugas puisinya.
Tiba-tiba Jungkook memiliki ide untuk membuat puisi di atas atap sekolah. Namja itu segera membereskan peralatannya dan berjalan menuju rooftop. Di sepanjang jalan, yang Jungkook lakukan hanyalah berdiam dan sesekali menyapa teman yang dia kenal.
Jungkook melewati kelas Taehyung sekarang. Untuk sesaat, dia melirik ke dalam kelas tersebut, sekedar mengedarkan pandang. Siapa tahu Taehyung ada disana. Pasalnya, Jungkook cukup khawatir kemarin.
Namun akhirnya namja itu dapat bernafas lega tatkala melihat tas abu-abu Taehyung di bangkunya. Jika Taehyung kembali tak hadir sekarang, pasti Jungkook akan kembali khawatir. Secara kalian pun tahu jika Jungkook itu sedikit berlebihan. Dia sempat berfikir jika Taehyung itu depresi dan mengurung diri di dalam kamarnya.
Lantas Jungkook tertawa saat menyadari jika fikirannya itu terlalu jauh dan tak masuk akal.
Saat Jungkook melewati deretan kelas 12, "Kookie, kau mau kemana?" Tiba-tiba Jin datang dan menyapa hangat namja kelinci tersebut.
"Aku mau ke atap. Wah, kau bawa apa, Hyung?" Tanya Jungkook sambil melihat ke arah kresek yang dibawa oleh Jin.
"Hanya snack biasa. Kau mau? Ambillah satu." Dengan senang hati, Jungkook langsung menyergap snack itu, mengucap terima kasih, lalu melanjutkan perjalanannya.
Jin hanya bisa menggeleng sambil tersenyum kecil melihat tingkah temannya yang terkadang seperti anak kecil.
.
.Jungkook segera membuka pintu atap. Saat pintu terbuka, angin langsung berhembus menerpa halus wajahnya. Hal ini membuat Jungkook tersenyum sekaligus menikmati sejuknya udara di atap.
Jungkook melihat sekeliling. Senyumnya berkembang tatkala dia sadar jika tak ada siapapun disana. Sebuah bangku seolah menunggu untuk diduduki.
Jungkook segera menghampirinya dan duduk diatasnya. Melihat langsung pemandangan lapangan olahraga yang terlihat hijau juga asri.
Namun tetap, fikirannya tak bisa fokus untuk sekarang. Dirinya berdecik sebal saat tak ada satupun kata-kata bagus yang melintas di benaknya.
"Fyuh... kenapa aku jadi sulit berfikir begini? Astaga,, tolong berikan pencerahan padaku. Tak ada inspirasi satupun. Pemandangan? Membosankan." Jungkook merengut kesal sambil terus berfikir.
Terdengar suara burung bercuit dari belakang Jungkook. Menambah kesan suasana sepi disana. Kosong bagaikan kamus kata yang tiba-tiba menghilang begitu saja. Jungkook begitu sibuk berfikir.
Hingga dirinya menyadari tatkala ada seseorang mendekat. Jungkook tak bergerak sedikit pun. Bahkan dia tak peduli. Toh atap sekolah ini milik bersama.
Namun orang itu duduk disamping Jungkook. Membuang nafasnya kasar dan terlihat memejamkan matanya.
Jungkook menoleh, dan mendapati Taehyung disampingnya. Bibir pink namja itu menyungging dengan sendirinya. Menciptakan sebuah senyuman kecil. Darahnya berdesir dingin begitu saja. Entahlah, tapi melihat Taehyung disampingnya, sebuah ketenangan muncul dengan sendirinya.
Sepertinya Taehyung tak tahu jika dia sedang diperhatikan. Earphone yang dia pakai sepertinya mengeluarkan suara musik yang keras. Karena Jungkook pun dapat mendengarnya samar-samar.
Suara deru nafas Taehyung terdengar lirih dan seolah sarat akan kesedihan. Hingga akhirnya, Jungkook memberanikan diri untuk mengusap bahu Taehyung pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Boy-[Kth×Jjk] [END]
Novela Juvenil[Completed] Book 1 from 'The Dream Of Star' series. Genre: Just fiksi, Drama, romance (maybe) "Ketika aku sendiri, kemudian aku melihatmu menangis. Izinkan aku untuk jadi sandaranmu. Aku ingin menjadi orang pertama yang membuatmu kembali tersenyum...