Duapuluh dua-You

702 63 94
                                    

.
.

Diantara deras hujan ini, seorang Taehyung berjalan sendiri dengan hati yang sehancur-hancurnya. Menatap kepada deretan hujan yang seolah ikut menangis bersamanya.

Atau justru mereka tertawa terhadap nasib Taehyung sekarang?

Namja itu berhenti sejenak, hanya untuk menarik nafas dalam sebelum memutuskan untuk benar-benar pergi. Jika pun keinginannya untuk menghilang gagal dalam keteguhan, lalu kemana dia harus pulang?

Dia sudah tak punya apa-apa. Bahkan sepertinya akal fikirannya juga direbut habis oleh takdir yang semakin lama semakin menggila padanya. Dan yeah, Taehyung juga hampir gila disini.

Karena nyatanya, hidup sering tak sesuai dengan ekspektasi.

Taehyung mendudukkan diri di samping jalanan yang masih diguyur hujan. Hatinya kacau. Tak tahu dan tak bisa berfikir jernih. Juga untuk sesaat, dirinya tak tahu apa arti kata 'jernih' untuk bisa dia gunakan dalam fikirannya.

"Karena alam pun tak mengizinkan anak haram sepertiku untuk berfikir jernih." Taehyung tertawa kecil. Hanya mengingat, dia tak boleh lupa jika dirinya itu 'haram'.

Kenapa? Karena dia menyesal. Kenapa harus Winhyuk yang menyebutkan segalanya? Kenapa bukan dia saja yang diberi tahu pada awalnya?

Ketika kekalutan menyelimuti segalanya, bahkan dari balik mahligai, malaikat pun menyaksikan bagaimana diri Taehyung hancur.

Mungkin seharusnya kisah ini berjudul 'Hancur' saja bukan? Atau hidup Taehyung saja yang berjudul seperti itu?

Mau hancur atau remuk, Taehyung sudah tak peduli. Karena dia hanyalah manusia. Sebejat apapun dia, sebrandal apapun dia, Taehyung pun masih mengingat jika dia punya hati.

Tapi tunggu, bukankah hati itu sudah terbelah sekarang? Tidak, justru hancur. Ah, kata itu lagi.

Apa tidak ada kata lain yang jauh lebih menyakitkan untuk mendeskripsikan bagaimana dia sekarang? Aku tahu, pasti kalian sudah bosan mendengar kata tersebut. Ah, jangan bosan. Siapa tahu sampai akhir akan begitu.

Ketika penderitaan menerobos dalam diri yang lemah seperti air, dan bahkan dia ingin membawa juga menghancurkan hatinya sekarang juga. Ya, lebih baik dia hancurkan sendiri daripada dibanting oleh orang lain.

Seperti ganggang manis yang berubah asam saat ada ikan melewatinya, maka runtuhlah segala pendirian yang telah dia bangun rapi-rapi. Masa yang seharusnya menjadi masa yang sulit dilupakan karena keindahannya, justru menjadi masa yang tak akan dia lupakan karena penderitaannya.

Terlalu manis, seperti harapan yang terlalu jauh.

Kenapa dia harus diperlakukan seperti seorang pendosa?

Tunggu, bahkan stigma mengatakan jika dia adalah pendosa. Ya, dia anak dari pendosa. Karena tak mungkin gelar 'anak haram' di sematkan padanya jika orangtuanya dahulu tidak melakukan dosa.

Atau yang dimaksud dosa disini adalah cinta?

'Maafkan aku saudaraku, maafkan aku keluargaku. Sekarang, menangislah. Dan tolong keringkan mataku. :) karena aku terlalu lelah untuk menangis.'

Dia tak peduli. Sudah cukup hidup mempermainkannya seperti ini.

Taehyung bangkit, tapi dia mengurungkan niatnya dan kembali pada posisi semula.

'Kau berbohong, Taehyung!'

'Kau menjijikan!'

'Kau...

For My Boy-[Kth×Jjk] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang