Tigapuluh satu-Meet

763 59 96
                                    

.
.
.

Taehyung berjalan dengan cukup tergesa. Dia tak boleh mencetak nama buruk di hari-hari bekerjanya sebagai pegawai magang. Ya, Taehyung memang sarjana, tapi dia juga harus mengikuti seleksi dengan magang di kantor itu. Jika perlakuannya selama sebulan itu baik, maka Taehyung akan diterima sebagai pegawai tetap disana.

Dan sialnya, pagi ini Taehyung terlambat bangun. Alhasil, beginilah dia.

Namja itu memasuki kantor dengan cepat. Melapor pada resepsionis sebentar, untuk mengisi kehadiran kerja.

"Tuan Taehyung, tumben anda terlambat." Ucap yeoja tersebut sambil mencatat.

"Aku terlambat bangun. Masih ada toleransi kan?" Taehyung terkekeh.

"Iya beruntunglah. Yasudah, lebih baik anda segera masuk." Taehyung mengangguk sambil tersenyum.

Saat dia berbalik, atensinya terkunci pada dua orang yang sedang berbincang sambil berdiri tak jauh dari tempatnya.

Mata Taehyung menyipit. Rasanya, dia mengenal dua orang itu.

Salah satunya namja. Orang itu berbalik, namun tidak ke arah Taehyung.

Mata Taehyung membulat tak percaya. Dia tentu mengenal orang itu. Dia,, yang selama ini Taehyung rindukan.

Taehyung memberanikan diri untuk mendekatinya. Namja itu tersenyum hingga gigi kelincinya terlihat.

"Jungkook?" Tanya Taehyung dengan cukup gugup.

Ya, itu adalah Jungkook.

Namja kelinci itu menoleh dan dapat dilihat dari ekspresinya jika Jungkook terkejut akan kehadiran Taehyung.

"Kau? Taehyung?" Jungkook tak dapat menyembunyikan keterkejutannya untuk hal ini. Segaris senyum terlihat di bibirnya.

"Astaga, aku tak menyangka bisa bertemu denganmu disini. Apa kabarmu? Lama tak jumpa." Taehyung tersenyum sambil menyodorkan tangan kanannya.

Jungkook menjabat tangan itu. Tangan dengan sentuhan yang tak pernah berubah dari dulu. Masih sama. Begitu lembut dan hangat.

Lalu Jungkook maju dan memeluk Taehyung sebentar. Tentu saja namja berambut coklat itu sediki terkejut sekaligus merasakan masa lalunya kembali berputar di dalam angan. Pelukannya juga tak pernah berubah dari dulu. Tak mau berlama-lama, Taehyung segera melepas pelukan mereka.

Pelukan dengan maksud yang berbeda dari dulu.

"Aku baik. Kau sendiri? Kau bekerja disini?" Tanya Jungkook sambil tersenyum.

Jungkook sedikit terenyuh, melihat bagaimana sosok di hadapannya yang tak pernah berubah dari dulu. Wajah yang sama, senyuman serta tatapan yang masih bisa membuat Jungkook merasakan hatinya berdenyut nyeri. Orang di hadapannya, orang yang pernah sakit karenanya.

"Aku sebetulnya magang. Kau sendiri?" Taehyung tertawa geli saat menyebut kata 'magang'.

"Aku diterima sebagai salah satu staf disini. Jika kau menetap, kita bisa bertemu setiap hari." Jungkook tersenyum.

"Ya ya, kau benar." Taehyung juga tertawa.

"Ekhem." Seketika, pembicaraan mereka berhenti saat mendengar deheman seorang yeoja di dekatnya.

Taehyung menoleh, mendapati yeoja berambut coklat gelap itu tengah tersenyum padanya. Taehyung mengernyitkan keningnya.

"Lisa?!" Tanya Taehyung terkejut.

"Taehyung! Apa kabarmu?"

"B..Baik. Ini benar dirimu? Tumben kau berpakaian feminim seperti ini. Hahaha, setahuku kau itu tomboy. Kau ke Korea sejak kapan?" Taehyung tertawa kecil. Oh ayolah, ini seperti reuni baginya.

"Tentu saja. Aku ke Korea sejak dua minggu lalu. Tadinya aku ingin kembali menemuimu, hanya saja Bambam Oppa membawaku ke Busan. Alhasil, aku justru bertemu dengan Kookjong!" Taehyung dan Jungkook tertawa saat mendengar ucapan Lisa terhadap Jungkook.

"Kalian berpacaran?" Tanya Taehyung dengan nada biasa khasnya.

Mendengar pertanyaan Taehyung, Jungkook justru gelagapan dibuatnya. Lisa hanya bisa tersenyum kecil.

"Iya, Taehyung. Umm,, aku lupa bilang ini. Aku,, untuk yang dulu... Maaf." Jungkook menatap lurus mata Taehyung. Begitupun sebaliknya.

Lalu Taehyung tersenyum pasi. "Tak perlu meminta maaf. Itu hanyalah masa lalu, Jungkook. Lagipun, aku senang karena kau dan Lisa bisa berpacaran. Kau telah kembali."

Jungkook hanya tersenyum dengan hati yang berdenyut sakit. Jujur, mendengar ucapan Taehyung, rasanya dia ingin memeluk namja itu erat mengingat kesalahannya di masa itu. Dimana dia pergi dengan hanya meninggalkan segulung surat untuk Taehyung.

"Lisa banyak bercerita tentangmu, Tae. Kau benar. Bahwa dia sangat menyenangkan. Kau lebih beruntung karena mengenal Lisa dari dahulu." Lisa hanya bisa tertawa malu saat Jungkook memujinya.

"Oh.. hahaha.. dia memang seperti ini. Lisa," ucap Taehyung menggantung.

"Iya Taehyung?"

Taehyung mendekatkan mulutnya ke telinga Lisa. "Jaga Jungkook. Jangan pernah sakiti dia. Dan jangan juga sia-siakan waktumu bersamanya. Tapi jika dia yang menyakitimu, katakan padaku. Maka aku akan menendangnya ke stasiun NASA, supaya dia bisa pulang dengan membawa kucing Mars untukmu." Taehyung terkekeh.

Lisa justru terbahak dengan ucapan Taehyung. Lalu dia juga berbisik. "Kalau dia menyakitiku, akan kuhabisi dia duluan." Taehyung bergidik ngeri.

"Jangan." Lalu mereka berdua tertawa.

Jungkook hanya terlihat merengut kesal karena tak diberi tahu apa isi pembicaraan mereka berdua.

Lalu seorang namja paruh baya terlihat sedikit jauh dari tempat mereka.

Jungkook menoleh, dan melihat orang dewasa itu tengah melambaikan tangannya padanya.

"Oh, Taehyung, maaf karena aku dan Lisa harus pergi. Terima kasih karena tadi menyapaku. Jika tidak, mungkin aku tak akan tahu jika kau ada disini." Jungkook membungkuk.

"Ah, Taehyung. Nanti hubungi lagi diriku ya! Aku belum bercerita tentang Kookjong padamu. Dan kau belum bercerita juga padaku selama ini. Aku pergi ya! Dah!" Lisa kemudian menjauh bersama Jungkook.

Taehyung hanya bisa melambaikan tangannya pelan dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

"Kau sudah mendapatkan apa yang harus kau dapat, Kookie. Sekarang, giliranku untuk melanjutkan hidupku. Terima kasih, Jungkook."
__________________
TBC

Besty♣
Youngie

For My Boy-[Kth×Jjk] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang