.
.I'm sorry, I'm sorry, I'm sorry, My Brother...
"Are you call me a sinner?"
.Kim Taehyung tertawa dengan sang kakak yang mengomel di hadapannya. Air matanya turun deras seiring dengan deru hujan di luar sana. Tapi tenang, Taehyung tak merasakan dingin sama sekali. Dia justru merasakan hangat.
Namja itu menoleh ke samping. Malas menatap sang kakak yang terus menerus menceramahinya. Padahal, Taehyung pun tahu, jika dia maupun Winhyuk sama-sama tak sempurna.
Lalu kenapa hanya dia yang di salahkan disini?
Taehyung muak dengan semua itu. Dia menghempaskan jaketnya sembarang. Dia muak akan tatapan penuh ketidaksukaan dari sang kakak. Dia benci dengan ucapan menusuk.
Semua orang tak sempurna bukan? Lalu kenapa hanya Taehyung yang diperlakukan seperti ini?
Baru saja dirinya merasakan cinta pada seseorang, tapi seolah semuanya dibanting begitu saja.
"Aku sedang bicara, tapi kenapa kau tertawa, Kim Taehyung?!" Namja itu berseru dengan nada rendah juga tajam.
Lalu Taehyung berjalan, menghampiri sang kakak, dan merangkulnya. Air matanya masih turun deras. Winhyuk hanya menatap jengah dan ogah pada sang 'adik'.
"Entahlah, aku hanya ingin tertawa." Lagi-lagi, Taehyung menyunggingkan senyum juga tawanya.
Tawa yang penuh akan kesakitan.
"Sejak kapan kau menjadi pembantah seperti ini, Taehyung?" Yang jadi kakak melepaskan rangkulan adiknya sambil berjalan menjauh.
Dan bahkan Winhyuk seolah merasa jijik pada Taehyung.
"Sejak,, sejak aku melihat foto itu?" Taehyung mengendikkan bahunya sambil duduk di sofa itu. Melihat sang kakak dengan tatapan penuh 'kagum'.
Lalu seorang yeoja datang dengan tergopoh-gopoh. "Ada apa kalian ini? Winhyuk! Selalu saja kau memperlakukan Taehyung seperti ini. Kalian berdua itu adik kakak! Mengapa kalian tak pernah akur sehari saja hah?!" Nyonya Kim berseru keras.
"Entah." Jawab Taehyung singkat. Nyonya Kim segera menghampiri Taehyung dan mengusap pipinya lembut. Namja bersurai coklat itu memejamkan matanya kuat seiring dengan air matanya yang kembali jatuh.
"Bahkan Eomma lebih menyayanginya di banding...
... anak kandungmu sendiri?" Taehyung membuka matanya cepat. Nyonya Kim melotot dan langsung menghampiri anak sulungnya.
Plak!
Sebuah tamparan keras mengenai pipi Winhyuk hingga membuat empunya tersungkur. Lalu namja itu berbalik dan menatap tajam mata Taehyung yang masih terdiam. Mencoba mencerna lagi apa yang dikatakan Winhyuk.
Lalu Taehyung menunduk dengan sebuah senyuman menghiasi wajahnya.
"Kau lihat, Lee Taehyung?! Kau lihat bagaimana Eomma menamparku hanya karena dirimu?! Huh, pesona apa yang kau gunakan? Bahkan aku yang jelas-jelas anak kandung keluarga Kim, harus diperlakukan seperti ini hanya karena anak haram yang dipungut sepertimu!"
Taehyung mengangkat wajahnya. Tatapannya terlihat begitu kosong. Lalu dia menarik nafasnya, dan berdiri.
Hari ini, hujan seolah menjadi saksi bagaimana Taehyung merasakan hancur yang sehancur-hancurnya. Bahkan jauh, tenggelam bersama dilema di lautan gelora.
"Ternyata benar dugaanku. Aku hanyalah anak pungut. Kau benar, Winhyuk-ssi. Tapi anak sah sepertimu tak akan pernah mengerti perasaan anak haram sepertiku. Jika aku tak diinginkan, aku akan pergi hari ini juga." Nyonya KIm membulatkan matanya saat mendengar penuturan Taehyung yang begitu menusuk.
"Bagus! Pergi saja! Karena anak haram sepertimu tak pernah mengerti arti balas budi!" Winhyuk berkata ketus dan menekan setiap kata di dalam kalimatnya.
"CUKUP!!" Nyonya Kim kembali memukul Winhyuk sekuat tenaganya. Jika saja Tuan Kim tidak sedang bekerja, pasti Winhyuk sudah habis di tangan sang ayah.
"Eomma, cukup! Jika kehadiranku membuat hubunganmu dengan Winhyuk hyung memburuk, lebih baik aku pergi. Terima kasih karena telah memungutku. Aku sangat menyayangi Eomma." Taehyung tersenyum sambil merangkul tubuh nyonya Kim sayang.
"Tidak! Kau adalah anakku. Kau harus tetap disini. Tak usah dengarkan Hyungmu oke? Eomma tetap menyayangimu." Nyonya Kim menangis sambil menangkup kedua pipi Taehyung..
Sedangkan namja itu hanya menggeleng dan menggenggam tangan yeoja yang telah dia anggap seperti ibunya sendiri itu.
"Aku harus menyesali semua ini, Eomma. Aku akan pergi. Tapi tenang saja, aku tak akan pernah melupakanmu. Akan kusebutkan namamu disetiap doaku. Terima kasih banyak." Taehyung melepaskannya dan berjalan menjauh.
"Bagaimana doa dari anak dua orang pendosa sepertimu bisa dikabulkan?! Tak perlu dramatis! Ini bukan drama! Pergilah!"
"Winhyuk!!" Nyonya Kim kembali berseru sambil mengikuti langkah Taehyung cepat.
"Taehyung, Taehyung sayang, jangan pergi, Nak. Eomma disini. Jangan pergi.. hiks.." Nyonya Kim menangis.
Melihat semua ini, Taehyung berbalik untuk memeluk sebentar sang ibu, lalu kembali melepaskannya.
"Eomma bisa menemuiku saat kapan pun. Aku tak mau Winhyuk jadi membenci Eomma karena diriku. Tenang saja. Eomma mengajarkanku agar bisa jadi orang kuat, bukan? Aku akan baik-baik saja." Taehyung mengecup kening sang ibu dengan sayang.
Nyonya KIM hanya mengangguk. "Aku akan merindukanmu. Dimana pun kau berada, ketahuilah, bahwa kau selalu bisa pulang. Eomma akan selalu menunggumu."
Taehyung tersenyum dan mengangguk pelan. Lalu dirinya berjalan menjauh, hingga sempurna menghilang dari pandangan Nyonya Kim.
"Taehyung..."
Di antara deras hujan ini, Taehyung melangkah dengan beban yang terus membebaninya.
Seorang Lee Taehyung yang bukan lagi anak keluarga Kim, yang kini hanya memiliki diri. Entahlah dengan hati. Taehyung tak tahu.
___________________
TBCBesty♣
Youngie
KAMU SEDANG MEMBACA
For My Boy-[Kth×Jjk] [END]
Teen Fiction[Completed] Book 1 from 'The Dream Of Star' series. Genre: Just fiksi, Drama, romance (maybe) "Ketika aku sendiri, kemudian aku melihatmu menangis. Izinkan aku untuk jadi sandaranmu. Aku ingin menjadi orang pertama yang membuatmu kembali tersenyum...