Just One Day

665 64 201
                                    

.
.
.

"Wae?" Jungkook tertawa kecil mendengar ajakan Taehyung.

"Pulang bersama saja. Kau pun sering mengantarku pulang." Ucap Taehyung datar.

Jungkook sebetulnya sangat ingin. Namun dia juga sedikit gugup karena ya... kalian pun tahu jika dia mencintai Taehyung.

"Umm.. baiklah jika begitu." Jungkook mengangguk dan segera naik. Dia memutuskan hal itu karena sudah disentuh oleh satu rintik air hujan.

Taehyung mulai melajukan motornya dengan kecepatan normal.

Sepanjang jalan, hanya keheningan yang menghampiri mereka. Tak ada yang berani untuk membuka suara terlebih dahulu. Meski keduanya berpijak di jalan yang sama, namun tetap saja jika diri mereka berbeda.

Jungkook tersenyum seraya menatap punggung Taehyung. Punggung seseorang yang selama ini mengisi setiap aktivitas Jungkook. Hadir dalam beberapa mimpi indah juga buruknya.

Rambut yang terhempas oleh kencangnya angin di sore hari, seolah menjadi tarikan sendiri untuk Jungkook mengusapnya. Dengan senyuman yang membuat dia tahu, bahwa namja di depannya itu terlalu sempurna untuk disandingkan dengannya.

Jika saja bisa, mungkin Jungkook akan memilih untuk bersandar dan menumpukan segala masalahnya di bahu Taehyung. Dengan bagaimana pun, dia telah menentang dan mengecewakan sang ibu karena mencintai orang ini.

Namun Jungkook juga tak bisa untuk menahan semuanya. Karena dialah pemilik hatinya sendiri.

Menatap wajah tampan itu dari pantulan kaca spion, telah membuat Jungkook merasakan kenyamanan bersama Taehyung. Namja yang telah merubah segalanya dari diri Jungkook. Dan mungkin akan selalu seperti ini.

Jungkook menunduk, merasakan air mata yang bergulir seiring dengan bayangan masa lalu yang menghantuinya. Dia hanya menyesal untuk hal itu. Karena dia tak tahu jika ujung dari hal itu akan berakibat seperti ini. Tapi beruntunglah karena Taehyung hadir dan membuat Jungkook lebih merasa bersyukur.

Taehyung mengulas senyumnya di sore mendung ini. Menatap sendu jalanan, juga perasaan semu yang dia rasakan.

Taehyung menarik nafasnya dalam karena merasakan gugup saat tanpa sengaja dia melihat pantulan wajah Jungkook dari kaca spionnya. Wajah tampan dan manis yang selama ini menjadi candu bagi Taehyung.

Orang yang telah membuat Taehyung bersimbuh ribuan bunga. Yang membuatnya tersenyum tatkala membayangkan wajahnya.

Ingin sekali rasanya Taehyung menyandarkan kembali kepalanya di bahu Jungkook. Menumpahkan air matanya sebanyak mungkin, juga membagi bebannya pada Jungkook.

Tiga hari yang melelahkan bagi Taehyung dalam masa dia tertekan. Dan Taehyung membutuhkan seorang Jungkook saat itu. Taehyung hanya ingin Jungkook tahu, bahwa dia butuh tumpuan hidup.

Dan butuh tempat untuk menjadi rengkuhannya.

Taehyung memutuskan untuk menepikan motornya di pinggir jembatan di atas Sungai Han. Tempat yang membuatnya kembali tersenyum.

"Ayo turun." Ajak Taehyung sambil menoleh ke belakang. Namja itu terkekeh saat melihat ekspresi bingungnya Jungkook.

Jungkook pun turun dan mengikuti kemana Taehyung pergi. Seperti biasa, Taehyung melipat kedua tangannya di atas pagar jembatan sambil menatap lurus pemandangan kelam di sore itu.

"Langit sudah mau hujan. Kita pulang saja." Ajak Jungkook. Namun Taehyung menggeleng.

"Tak apa. Sudah lama aku tak hujan-hujanan. Aku hanya ingin ketenangan, Jungkook." Ucap Taehyung dengan senyuman masih terpatri di wajahnya.

For My Boy-[Kth×Jjk] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang