Tujuhbelas-Take Me

902 79 61
                                    

.
.

Kini mereka berdua telah sampai di rumah Jungkook. Untuk kedua kalinya, Taehyung kesana. Dan untuk kedua kalinya, Taehyung datang karena hal yang sama.

Untuk kedua kali pula, Taehyung datang dengan Jungkook yang menggendongnya.

Jungkook menghela nafasnya pelan tatkala melihat sebuah mobil hitam terparkir disana. Bibirnya segera menyembunyikan senyum yang sedari tadi dia ukir. Kali ini hanyalah ekspresi kecut yang dia salurkan.

Pintu rumah besar itu terbuka saat Jungkook mendorongnya. Atensinya terkunci pada dua orang namja yang tengah asyik dalam permainan mereka di ruang keluarga. Kemana orang tua Jungkook?

Salah satu dari dua namja itu menoleh dan tersenyum. Namja itu berwajah putih dan bertubuh lebih mungil. Kemudian sikutnya dia gunakan untuk memberi isyarat pada orang di sebelahnya.

Yang diberi isyarat pun menoleh dan tersenyum lebar.

"Hyung sudah pulang? Astaga,, kenapa kau hujan-hujanan? Dan..." Adik Jungkook itu menggantung perkataannya dan menatap Taehyung dengan tanda tanya.

Taehyung menyadari akan hal itu. Dia sedikit menunduk untuk kemudian berbisik pada Jungkook. "Turunkan aku." Jungkook hanya mengangguk, kemudian mengikuti apa yang Taehyung minta.

Soobin—adik Jungkook— segera menghampiri sang kakak dengan langkah santainya. Namja yang tak kalah manisnya dengan Jungkook itu kemudian berdiri di hadapan Taehyung.

Tersenyum manis padanya, dan membuat Taehyung secara mau tak mau harus membalas senyumnya. "Wah,, ini teman Hyung yang waktu itu?" Tanyanya sambil melirik Jungkook.

Namja kelinci itu hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Aku belum mengenalmu. Siapa namamu, Hyung?" Tanya Soobin dengan tangan terulur dan senyuman yang membuat lesung pipinya nampak jelas.

"Taehyung." Ucap Taehyung sambil ikut menjabat tangan Soobin ramah. Meskipun dia ingin segera duduk karena rasanya tubuhnya sekarang sangatlah lemas.

"Aku Soobin. Nama yang bagus, Hyung. Sama seperti orangnya yang tampan." Soobin terkikik geli karena ucapannya barusan. Tapi tidak,, dia tak menyukai Taehyung.

Jungkook menatap penasaran pada seseorang yang tadi bersama dengan adiknya. "Itu siapa, Binnie?" Tanya Jungkook.

Soobin kemudian menggerakkan tangannya memberi isyarat agar temannya itu mendekat. Yang lebih muda pun segera menghampiri mereka bertiga.

"Ini temanmu?" Tanya Jungkook yang hanya dibalas anggukan oleh Soobin.

"Siapa namamu? Kau begitu manis." Jungkook tertawa kecil, sedangkan anak di hadapannya hanya bisa tersenyum malu.

"Aku Yeonjun. Senang bertemu denganmu, Hyung." Jawab namja bernama panggilan Yeon itu dengan ceria layaknya remaja pada umumnya.

Mendengar kata manis yang dilontarkan Jungkook pada Yeonjun, telah sukses membuat Taehyung merasakan suatu hal aneh di dalam hatinya. Entahlah, rasanya dia tak sependapat dengan Jungkook.

"Kenapa Jungkook menyebutnya manis sih? Aku jauh lebih tampan rasanya." Gerutu Taehyung dalam hati tentunya. Namun setelahnya, Taehyung menggerutuki dirinya yang bisa-bisanya berfikiran seperti itu.

Untuk apa dia iri? Wait, IRI? Kuat arus dikali hambatan pada rangkaian listrik? Ah, bukan. Itu pelajaran SMP. Kali ini lain lagi, Taehyung membantah keras kalau dirinya iri karena Jungkook memuji Yeonjun. Tapi, dia hanya kurang suka. Itu saja.

For My Boy-[Kth×Jjk] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang