---
"Di setiap pertemuan pasti ada alasan"
---Shoot!
Bola yang baru saja Bara lambungkan berhasil melingkari mulut ring dan berakhir masuk ke dalam ring sebelum akhirnya jatuh dan kembali Bara tangkap. Tanpa banyak membuang waktu untuk mendribble bolanya, Bara kembali melakukan shooting kesekian kalinya.
Kembali lagi Bara mendribble dan melakukan shooting bola terhadap ring, begitu berulang kali. Ia tidak mengharapkan poin. Jelas saja karena di lapangan basket ini hanya dia sendiri yang sedang bermain.
Baju seragamnya dibiarkan lusuh dan basah terkena keringat. Tak memedulikan bagaimana penampilannya yang benar-benar berantakan.
"Aargghh!!"
Bara menghentakan bola basket yang dipegangnya begitu keras ke lantai. Ia berteriak frustasi, seolah bola yang ia hentakan itu adalah masalahnya. Ia benturkan masalahnya dengan keras ke lantai sampai hancur, meskipun nyatanya tidak bisa melebur.
Bara berdiri di tengah-tengah lapangan, mengacak frustasi rambut basahnya kemudian terduduk lelah ditempat. Matanya menatap nyalang ke atas, menatap objek yang sebenarnya tak benar-benar matanya tangkap.
Tidak lama kemudian Bara merebahkan tubuhnya. Menyampirkan baju seragam yang sebelumnya telah ia lepas lebih dulu di atas lutut salah satu kaki yang ditekuk ke atas. Matanya masih lurus menatap sekenanya, pikirannya melayang entah ke mana.
Beberapa menit kemudian sampai dirinya tersadar akibat sesuatu yang dingin mengenai salah satu pipinya. Pandangannya beralih untuk mengetahui ada apa di sana. Terdapat sebotol air mineral, tapi yang lebih menarik perhatiannya adalah uluran tangan yang menggenggam botol air mineral itu.
Bara mendongak menatap wajah yang terhubung dengan uluran tangan tersebut, wajah cewek asing sedang tersenyum padanya. Bara menyipitkan matanya, meneliti sosok wajah di atasnya. Tak ada niatan Bara mendudukan dirinya yang masih merebah di lantai lapangan.
"Buat lo," cewek itu berkata. Membuat Bara menautkan kedua alisnya.
"Pasti lo capek," katanya lagi sambil mengulurkan botol air itu di depan wajah Bara.
Bara masih diam, masih bingung dengan cewek di hadapan. Namun tetap menerima botol air yang cewek itu berikan. Setelah botol air berpindah tangan, cewek yang sedari tadi berjongkok itu pun berdiri, tersenyum kepada Bara sebelum kemudian pergi.
Bara masih bingung sampai tak mengeluarkan sepatah kata pun, berterima kasih saja tidak. Ia mendudukkan dirinya, menatap geli pada botol air yang digenggamnya. Tanpa sadar ia tersenyum sebentar sebelum kemudian membuka tutup botolnya dan menenggak rakus isinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Monday (lagi sambil direvisi)
Teen FictionBara Ajuna Aditama, bad boy kelas hiu yang bandelnya begitu menjengkelkan. Cowok absurd yang benci hari setelah Minggu. Baginya, hari itu adalah kesialannya, kenapa harus di hari Senin? Sayangnya, cewek biasa yang tak berdosa di hidup Bara harus ter...