2. | Anak Baru |

116 17 9
                                    

Suasana kelas XI IPA 2 masih ramai, setelah selesai upacara semua penghuni kelasnya masuk. Beberapa menit seperti itu sampai suara hak sepatu yang berpadu dengan lantai terdengar mendekat dan semakin dekat.


"Bu Rin datang!" seru Adam, si ketua kelas yang duduk di pinggir jendela menghadap koridor.

Kasak-kusuk dan gerakan kaki menjadi semakin ricuh seketika. Semua murid mengambil duduk di tempatnya masing-masing. Riuh yang sempat menjadi kini sunyi tiba-tiba.

"Selamat pagi, anak-anak!" sapa Bu Rinarti yang biasa disebut Bu Rin. Guru fisika yang merangkap wali kelas XI IPA 2.

"Pagi, Bu!" balas murid-murid.

Bu Rin masuk bersama seorang siswi asing di belakangnya. Yang diyakini murid-murid adalah siswi baru. Semua terlihat menatap pada si anak baru.

"Ekhem! Anak pindahan ya, Bu?" suara keras Samuel terlebih dulu memotong apa yang akan diucapkan Bu Rin.

"Iya, anak-anak, namanya Belia pindahan dari Bandung. Coba perkenalkan diri kamu!" perintah Bu Rin kepada anak baru yang diangguki pelan olehnya.

"Nama saya Belia Damessara, panggil saja Belia. Saya pindahan dari SMA Patriot Bandung," Belia, si anak baru memperkenalkan dirinya dengan sedikit gugup.

Belia cantik dengan rambut panjangnya yang diikat dua pada sedikit rambut di bagian atasnya, manis dan tubuhnya juga proporsional. Terlihat ideal antara berat dan tinggi badan. Begitu menurut sudut pandang fisiknya.

"Baiklah, ada yang perlu ditanyakan pada Belia?" tanya Bu Rin pada murid kelasnya.

Suasana kelas yang memang kurang kondusif karena kedatangan anak baru menjadi bertambah ribut karena Bu Rin menawarkan pada murid-muridnya untuk bertanya pada Belia. Ada yang bertanya nomor whatsapp, alamat rumah, bahkan pacarnya. Kebanyakan yang bertanya itu kaumnya si ketua kelas, kaum adam.

Mendengar ribut yang justru semakin tak terkontrol, akhirnya Bu Rin menyudahi tanpa menggubris satu pun pertanyaan murid-muridnya untuk dijawab oleh Belia.

"Sudah, sudah!" seru Bu Rin, "Belia kamu duduk saja di-"

"Di sini aja, Bu, sama saya," seru Samuel yang lagi-lagi memotong perkataan Bu Rin.

"Kamu duduk sama Jojo saja, ya? Yang disebelah sana," Bu Rin menunjuk meja yang dihuni seorang siswa. Cowok itu sama sekali tak tertarik pada si anak baru sejak kedatangannya tadi. Ponsel yang disembunyikannya di laci meja lebih menarik kelihatannya.

Jonathan Sadega, cowok cool abis kalau kata cewek-cewek. Tidak banyak bicara dan sifatnya cuek.

"Jojo duduk sama saya, Bu!" seru salah satu cewek yang tadinya duduk di depan Jojo, ia mengambil tas-nya dan beralih duduk di sebelah Jojo.

"Dasar Ica labil!" cibir cewek yang sebelumnya duduk bersama si cewek yang baru saja beralih tempat duduk bersama Jojo. Cewek yang disebutnya Ica itu hanya menjulurkan lidah.

"Ya, sudah, Bu, Belia duduk sama saya saja," ujar cewek yang baru saja ditinggal teman sebangkunya.

Bu Rin tersenyum, "Ya sudah, kamu duduk sama Syifa saja, itu," Bu Rin menunjuk cewek yang menawarkan diri menjadi teman sebangku Belia.

Belia tersenyum kemudian melangkahkan kakinya untuk duduk di sebelah Syifa.

"Tadi saya menawarkan diri buat jadi teman sebangkunya Belia, ibu tolak," adu Samuel yang tadi sempat menawarkan tempat duduk di sebelahnya untuk Belia.

"Kasihan Belia nanti dikotori sama kamu," ujar Bu Rin yang sontak mendapat sorakan seisi kelas untuk menertawakan Samuel.

:::::

Me and Monday (lagi sambil direvisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang