---
"Bahagia itu sederhana, mudah dibuat-buat tapi sulit untuk benar-benar didapat."
---"Woi! Ngalamun aja lo, tumben pagi-pagi udah njogrok di mari," seorang duduk tiba-tiba datang menduduki kursi di samping Bara.
Tak ada pergerakan dari yang diajak bicara, Bara masih diam. Ia sedang tiduran di salah satu restbed dengan berbantalkan lengan yang ia lipat di belakang kepalanya. Matanya menatap kosong ke atas sana, entah apa yang ia lihat.
Dengan berpakaian seragam sekolahnya, pagi ini Bara terlihat acak-acakan. Baju seragam yang tidak dimasukan celana dengan kancingnya yang dibiarkan terbuka hingga memperlihatkan kaos putih yang dikenakannya.
"Yah, dikacangin gue," gerutu cowok yang tadi berbicara pada Bara.
"Woi!" serunya. Ia memajukan mulutnya tepat di depan wajah Bara. Membuat Bara tersentak, tersadar dari lamunannya.
Bara melirik ke arah orang itu. Didapatinya sosok cowok dengan jaket kulit bertuliskan "Fire Men Bikers" sedang melihat sebal ke arah Bara.
"Ganggu aja lo!" protes Bara sembari mendudukan tubuhnya.
"Lagian lo gue ajak ngomong malah dikacangin, ngelamunin apaan lo?" Raka namanya, terlihat dari jaket yang dipakainya bertuliskan "Raka" di dada kanannya.
Bara mendengus kemudian berdiri mengambil air mineral di salah satu meja lalu meminumnya. Ia meregangkan otot-ototnya yang sedikit kaku. Setelahnya mendongakkan kepala disusul dengan mulutnya yang menganga besar. Bara menguap sangat lebar.
"Gue ngantuk banget, Bang," adunya.
Sementara Raka mengangkat satu alisnya, menatap heran Bara.
"Sekolah sono!" suruh Raka.
"Gue ngantuk, kok, disuruh sekolah," gerutu Bara.
"Minggir, ah! Gue mau tidur," Bara menggeser tubuh Raka yang sudah berpindah posisi menempati restbed itu, ia kembali merebahkan tubuhnya di sana.
"Lah, emang lo nggak tidur?" tanya Raka heran.
"Gue aja nggak balik," gumam Bara.
"Jadi, lo masih seragaman gini karena nggak balik ke rumah? Pantes gue kira anak mau sekolah, kok, penampilan amburadul."
"Bang, Samuel nggak kesini?" tanya Bara, ia kembali membuka matanya yang baru saja ditutup, melirik ke arah Raka.
"Yang gue lihat cuma kemarin sore sama lo sepulang sekolah, abis itu kalian pergi dan malemnya nggak kesini, tuh," kata Raka.
"Nah, kalian pergi kemana, tuh, kemarin abis dari sini?" tanya Raka.
"Pulang," jawab Bara.
"Katanya lo nggak pulang."
"Sebentar doang, gue cabut lagi."
"Semalam gue nggak lihat lo disini."
"Gue kesini sekitaran jam sebelas kayaknya, udah sepi. Lo sendiri nggak kuliah?" tinggal Bara menanyai Raka.
"Kelas sore gue," jawab Raka.
Bara hanya menganggukan kepalanya kemudian kembali menutup matanya. Berniat tidur tapi lagi-lagi suara lain mengganggunya.
"Woi, Rak! Bar!" sapa suara itu, "Lo nggak sekolah, Bar?" tanyanya pada Bara.
"Ya ampun, gue mau tidur aja keganggu mulu, deh."
Bara kembali melontarkan protesnya. Melirik pada seorang cowok yang mengusiknya lagi. Cowok itu juga memakai jaket bertuliskan "Fire Men Bikers" dengan nama Erlando di dada kanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me and Monday (lagi sambil direvisi)
Fiksi RemajaBara Ajuna Aditama, bad boy kelas hiu yang bandelnya begitu menjengkelkan. Cowok absurd yang benci hari setelah Minggu. Baginya, hari itu adalah kesialannya, kenapa harus di hari Senin? Sayangnya, cewek biasa yang tak berdosa di hidup Bara harus ter...