Hujan masih setia turun sejak tadi malam. Udara yang dingin pagi ini sangat cocok untuk tetap berbaring di tempat tidur dengan balutan selimut tebal. Awan yang seharusnya berwarna biru, kini berwarna cokelat ke-hitaman.
Rintik gerimis masih bisa terdengar, sudah bisa dipastikan air sudah menggenang disetiap tempat.Semilir angin yang dingin membuat sebagian orang memilih merapatkan kembali selimut mereka. Contohnya seperti remaja ini, dengan tenang dia menarik seluruh selimutnya hingga tubuh mungilnya tertelan oleh selimut itu.
Tak memperdulikan wanita paruh baya yang terus menyuruhnya agar segera bangun, justru dia menutup telingan nya dengan bantal. Kevlar, remaja tersebut tak memperdulikan ucapan Bunda nya yang menyuruhnya agar segera bersiap.
"Kev, kalo nggak bangun juga buku komik kamu bakal Bunda buang." Ancam wanita itu kepada anaknya.
Kevlar tetap diam tak bergeming, justru kini terdengar dengkuran halus menandakan bahwa anak itu kembali ke alam mimpi nya.
"Kevlar. Kev?" Wanita itu berdecak sebal saat sang anak justru semakin lelap dalam tidur. Wanita itu menarik selimut yang membalut tubuh kecil anaknya. Kevlar meringkuk saat merasakan dingin yang menyentuh kulitnya.
"Bunda dingin ...." Rengekan itu ke luar begitu saja dari bibir tipisnya.
"Anak nakal Bunda, bangun. Ini udah hampir setengah tujuh."
Kemudian wanita itu menarik tangan putranya. Membuka kancing piyama yang anaknya gunakan. Sedangkan Kevlar hanya diam dengan mata yang masih terturup. Bahkan dia pasrah saat sang Bunda membawanya masuk ke dalam kamar mandi.
"Bunda tunggu di bawah ya." Kevlar mengangguk singkat sebelum sang Bunda berjalan ke luar.
Dengan gerakan malas Kevlar mulai membasuh wajahnya dan bergidik saat merasakan dingin nya air yang menyentuh wajah nya. Padahal dia masih ingin tertidur di kasur empuk nya, tapi karena sang Bunda semuanya menjadi kacau.
°°°
Setelah hampir 20 menit membersihkan diri, kini Kevlar telah ke luar dengan keadaan yang lebih segar. Dengan seragam yang membalut tubuh kecilnya. Kevlar melangkah mendekati keluarganya yang sudah duduk di meja makan.
"Kev?"
Kevlar menoleh pada kakak pertama nya--Kin. Kin memandang adiknya dengan penuh tanya, Kevlar yang dipandang seperti itu menjadi terheran sendiri.
"Kenapa, Kak?" Tanya Kevlar karena tak tahan melihat tatapan kakaknya.
"Ini hari apa?" Tanya Kin balik pada adiknya.
"Hari senin." Jawab Kevlar seadanya, karena memang ini hari senin kan.
"Lo ngga ngerasa aneh?"
Kevlar mengernyit bingung, tak paham pada ucapan Kin. Salahkan saja otaknya yang lambat.
"Maksudnya? Aneh apaan?" Tanya Kevlar dengan bingung. Seluruh anggota keluarganya kini memandang nya dengan lekat, antara ingin tertawa tapi ditahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
|✔| KEVLAR
Teen Fiction[TERBIT] [Part Tidak Lengkap] Semesta itu memiliki begitu banyak rahasia. Pada awalnya, Kevlar fikir hidupnya akan berjalan sebagai mana mestinya. Siapa yang tau, bahwa semesta mulai menunjukan permainannya. Dalam satu tarikan nafas, saat fakta itu...