Jika Kevlar ditanya apakah dia menyayangi Oma dan Opa, jelas dia akan menjawab lantang bahwa dia menyayangi mereka. Mereka adalah orang tua ke duanya setelah Ayah dan Bunda. Sudah menjadi kewajiban nya untuk menghormati mereka berdua.
Walau selalu cacian dan kata kasar yang ia dapatkan, nyatanya tak membuat Kevlar meluruhkan rasa hormat nya sedikit pun. Walau selama ini tak pernah ada rasa sayang dan ucapan lembut untuknya, Kevlar tak pernah mengeluh dia selalu optimis bahwa Oma dan Opa menyayangi nya dengan cara yang berbeda.
Kejadian itu memang telah mengubah hidupnya. Semua nya berubah total, jika boleh pun, Kevlar tak menginginkan ini terjadi. Siapa yang ingin kehilangan, dia mau menggantikan sosok yang sudah di peluk bumi itu jika Tuhan mengizinkan. Agar dia tak hidup dalam rasa penyesalan dan rasa bersalah.
Kevlar mengaduk susu cokelat nya yang tersisa setengah. Dia duduk sendiri di atas lantai dapur, entahlah padahal disana banyak tersedia kursi, tetapi justru dia memilih lantai sebagai tempat yang nyaman.
Dia kembali menenguk susu nya hingga tandas, netranya memandang pada jam yang terpasang elok di dinding. Sudah hampir pukul sebelas malam, namun dia belum juga bisa tertidur. Jika Bunda nya tau, sudah dipastikan Bunda nya akan mengomel dan jika perlu memberinya obat tidur. Kevlar bergidik ngeri membayangkan itu.
Mengambil gelas kosong itu dan mulai membangkitkan tubuhnya. Menaruhnya di pencucian piring, dan beranjak pergi hingga sampai di pijakan tangga ke dua, dia menghentikan langkah nya saat oma dan opa nya baru saja pulang.
Kevlar berbalik saat suara langkah itu semakin dekat. Dia memandang takut pada ke duanya yang tak menampilkan ekspresi apapun.
"Menyingkirlah!"
Kevlar mengerjap beberapa kali untuk memahami ucapan Faisal. Setelah melihat tatapan membunuh itu, akhirnya dia mengerti jika opa nya menyuruhnya menyingkir karena beliau ingin melewati tangga ini. Maka dengan cepat, dia menggeser tubuhnya.
"Anak bodok. Bukan itu yang aku maksud." Ujar Faisal dengan dingin.
Kevlar benar-benar merasa bodoh saat ini. Sungguh dia tak mengerti dengan ucapan opa nya.
"Menyingkirlah dari keluarga ini."
Kembali lagi dia harus mendengar ucapan menyakitkan itu. Kevlar tersenyum pedih, menertawakan kebodohan nya beberapa saat lalu. Harusnya dia mengerti dengan arti ucapan Faisal. Opa nya benar, dia memang bodoh.
Fitri berjalan mendekat dan refleks anak itu memundurkan langkah nya. Tangan nya saling meremat satu sama lain, kepala nya tertunduk dalam. Bahkan tubuhnya nampak bergetar karena takut. Fitri tersenyum miring melihat cucu nya yang ketakutan seperti ini.
"Kau tidak akan pernah bahagia." Bisiknya pada telinga Kevlar, setelahnya dia melangkah begitu saja diikuti Faisal di belakang nya.
Kevlar mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata. Ah, bahkan seperti ini saja dia sudah menangis, dasar lemah. Dia menepuk dada nya pelan saat rasanya okesigen menjauh. Kepalanya terasa berputar, sangat menyakitkan. Kevlar meluruhkan tubuh nya, tangan nya meremat kuat pembatas tangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
|✔| KEVLAR
Teen Fiction[TERBIT] [Part Tidak Lengkap] Semesta itu memiliki begitu banyak rahasia. Pada awalnya, Kevlar fikir hidupnya akan berjalan sebagai mana mestinya. Siapa yang tau, bahwa semesta mulai menunjukan permainannya. Dalam satu tarikan nafas, saat fakta itu...