Sudah hampir tiga hari dirawat, akhirnya kini Kevlar sudah di ijinkan pulang oleh dokter Yuda. Selama di rumah sakit, tidak pernah sekalipun ayah dan bunda datang untuk menjenguk. Bahkan dia juga tidak yakin jika mereka menanyakan keberadaan nya.
Sebelum benar-benar pulang tadi, dokter Yuda berpesan. Dua hari lagi dia harus kembali kesini untuk mengambil hasil pemeriksaan baru. Otaknya sempat berfikir, pemeriksaan apa lagi yang harus ia terima, apakah tubuhnya akan kembali merasa sakit?
Setelah cukup lama di perjalanan, akhirnya mereka bertiga telah sampai. Kin yang sedang memarkirkan mobil, dan Kenzo yang membawa barang-barang. Matanya menatap pintu putih yang menjulang disana. Ada sorot kerinduan, berharap penghuni di dalam berdiri dan menyambutnya. Bolehkah dia bermimpi seperti itu?
"Ayo, Kev. Masuk!"
Anak itu menurut kemudian mengekor Kin yang berada di depan. Walau langkah kakinya terlihat ragu, tapi tak ada pilihan lain. Jika bukan rumah ini tempatnya berpulang, lalu rumah yang mana?
Suasana hening, setelah dia sampai di depan ambang pintu. Rumah ini sepi, apakah memang selalu sepi. Pandangan nya mengedar mengamati setiap ruangan, tiga hari tidak berada disini, membuat kerinduan mencuat ke permukaan. Bibirnya menyunggingkan senyum saat iris hitam nya berhenti tepat pada foto besar yang terpajang disana.
Wajah bahagia keluarganya, tanpa dia tentu saja. Senyum mereka terlihat tulus, dan itulah harapannya. Melihat senyum tulus mereka untuknya, sebelum dia benar-benar lupa segalanya. Kevlar menggeleng, mengenyahkan fikiran itu dari kepalanya. Dengan berat dia kembali melanjutkan langkah, Kenzo nampak tersenyum dari arah dapur.
Di membalas senyuman itu, dan berjalan mendekat. Duduk diantara salah satu kursi disana. Kenzo menaruh segelas air di hadapannya, dengan segera dia meneguk air itu. Melipat ke dua tangannya di atas meja.
Kenzo berpindah posisi, hingga kini dia duduk dihadapan sang adik. Melihat wajah pucat tanpa rona itu dari jarak sedekat ini. Iris hitam yang biasanya bercahaya, kini juga terlihat redup. Bibir yang selalu berteriak tidak terima jika dijahili, itu terlihat tertutup rapat. Ingin rasanya dia meminta pada Tuhan untuk mengembalikan kebahagiaan adiknya.
"Lo mau istirahat atau makan?"
"Istirahat mulu, bosen gue. Lebih baik ngerjain tugas."
Matanya membola mendengar jawaban sang adik. Anak itu bahkan baru ke luar rumah sakit beberapa jam yang lalu. Namun sekarang anak itu justru akan membuatnya kembali masuk ke sana. Kenzo berdecak kemudian menggleng tidak setuju.
"Bilangnya benci rumah sakit. Tapi, lo sendiri yang bakal bawa tubuh lo kesana. Please, Kev. Istirahat."
"Gue bakal istirahat kalo gue udah capek, kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
|✔| KEVLAR
Teen Fiction[TERBIT] [Part Tidak Lengkap] Semesta itu memiliki begitu banyak rahasia. Pada awalnya, Kevlar fikir hidupnya akan berjalan sebagai mana mestinya. Siapa yang tau, bahwa semesta mulai menunjukan permainannya. Dalam satu tarikan nafas, saat fakta itu...