Bun, kita mau kemana?""Kita mau ke taman, biar adek ngga murung terus. Kakak mau 'kan?"
"Mau Bun, mau."
Sang wanita tersenyum lembut, dengan tangan halusnya yang membingkai wajah sang anak. Senyum nya tak pernah pudar, hingga lengkingan suara lain mengalihkan atensi mereka. Seorang anak laki-laki dengan pakaian serba biru nya menuju ke arah mereka dengan sedikit berlari. Dan, nampak di balakangnya ada seorang lelaki dewasa lain yang mengawasi.
Bocah itu tersenyum lebar dan memeluk erat leher ibunya hingga menimbulkan kekehan gemas dari si wanita. Anak itu melepas pelukan dan memandang wajah ibu dan kakak kembarnya secara bergantian dengan lekat, hingga beberapa detik selanjutnya, anak itu semakin berbinar saat mendapati sang kakak juga memakai pakaian yang sama dengannya.
"Kak, kita sama." girang anak tersebut, tapi yang disebut 'kakak' justru menolehkan kepalanya bingung menghadap pada sang ibu.
"Maksud adek, baju kakak dan adek itu sama. Kembar." sebisa mungkin dia menjelaskan kepada sang anak maksud dari perkataan bungsunya. Hingga barulah anak itu tersadar dan ikut membalas senyuman adiknya.
"Sudah siap?" tanya satu-satunya pria dewasa disana dengan kedua anak lainnya yang lebih dewasa dan sedang memegang bola masing-masing. Kompak, ke tiganya mengangguk semangat hingga mereka memutuskan untuk segera menuju ke tempat yang akan mereka datangi untuk mengisis liburan yang mungkin akan panjang beberapa minggu ke depan.
Brakk
"Kevin!!!"
°°°
Malam sudah semakin larut, namun tak membuat Kevlar terpejam untuk menyambut mimpi malam ini. Justru yang anak itu lakukan saat ini adalah duduk di balkon kamar dengan sebuah buku tebal dipangkuan. Sesekali anak itu menghirup nafas panjang atau jika tidak memejamkan mata menikmati hiliran angin yang menerbangkan sebagian rambutnya.
Waktu terus berjalan, dan mungkin sudah hampir tengah malam, tapi Kevlar tetap diam menikmati hal yang selama ini tidak pernah dia lakukan. Bintang-bintang di atas sana, membuat anak itu enggan untuk beranjak, cuaca yang sangat mendukung hari ini untuk menatap mereka, yang indah.
"Kenapa gue tiba-tiba kangen sama seseorang. Tapi, siapa? Bahkan semua orang yang deket sama gue, ada disini."
monolognya dengan tatapan yang masih sama, menatap ribuan bintang bercahaya.Walau, setiap hari Kin maupun Yuda selalu menemaninya, namun ada kekosongan yang Kevlar rasakan dalam lubuk hatinya. Seperti ada kerinduan, namun entah tertuju kepada siapa. Karena dia hanya tau, Kin adalah kakaknya, dan Yuda adalah paman yang selalu ada. Tapi, setiap dia teringat satu wajah, gejolak itu kembali datang tanpa bisa dia cegah.
Kerinduan, dan ingin melupakan.
Dia juga tak mengerti, ingin bertanya kepada Kin, namun ragu. Sudah cukup selama ini kakaknya menanggung beban, dia tidak ingin hanya karena pertanyaannya, Kin merasa terbebani dengan jawaban yang harus dia jelaskan. Biarkan seperti ini, mungkin lebih baik, karena waktu terus berputar, dan Kevlar yakin ada masa dimana dia mengetahui segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
|✔| KEVLAR
Teen Fiction[TERBIT] [Part Tidak Lengkap] Semesta itu memiliki begitu banyak rahasia. Pada awalnya, Kevlar fikir hidupnya akan berjalan sebagai mana mestinya. Siapa yang tau, bahwa semesta mulai menunjukan permainannya. Dalam satu tarikan nafas, saat fakta itu...