[25]

6.3K 772 122
                                    

Rasa kalut menghampiri ke dua saudara kembar itu, beberapa menit lalu setelah sampai pada ruang rawat adiknya, mereka dibuat khawatir saat tidak menemukan sosok itu di atas ranjang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rasa kalut menghampiri ke dua saudara kembar itu, beberapa menit lalu setelah sampai pada ruang rawat adiknya, mereka dibuat khawatir saat tidak menemukan sosok itu di atas ranjang. Ranjang terlihat kosong dengan selimut yang terjuntai ke bawah, serta jarum infus yang tergeletak begitu saja. Mereka sudah bertanya pada suster yang berjaga, tapi mereka juga tidak tau kemana perginya Kevlar.

Kin dan Kenzo memutuskan untuk berpencar. Kin yang pergi ke arah barat dan Kenzo yang pergi ke arah timur, serta beberapa penjaga yang berjaga di depan sana. Langkah kaki yang bersahutan sangat nyaring membelah sepi, lorong-lorong sepi mereka telusuri.

Kin, berhenti tepat di area belakang rumah sakit yang sepi. Pandangannya mengedar pada tempat-tempat yang minim cahaya. Semoga saja sosok itu berada disana, mustahil memang, tapi entah mengapa hatinya berkata 'iya'.
Hingga detik selanjutnya, tubuhnya terpaku melihat sosok yang ia cari sedang berusaha memanjat tembok.

Kin berlari mendekat dan menahan lengan adiknya, Kevlar yang terkejut hampir saja terjungkal ke belakang. Ditatapnya manik hitam itu dengan tajam, Kin menarik adiknya untuk turun. Hingga kini, anak itu sudah berdiri dihadapannya dengan kepala tertunduk. Dia masih diam, menunggu sang adik membuka suara.

Tapi, setelah hampir detik berganti menit, adiknya tetap bungkam. Dengan tangan yang meremat ujung pakaian rumah sakit. Kin menghela nafas, menormalkan detak jantungnya. Meraih jemari adiknya untuk kemudian ia genggam. Dingin. Tangan itu terasa dingin.

"Apa yang lo lakuin? Lo mau kabur?"

Kevlar tetap diam, seolah rasa takut telah membuatnya kehilangan kata. Bingung harus menjelaskan seperti apa, karena memang ini di luar rencana. Genggaman Kin terasa hangat, namun tidak mampu membuatnya tenang. Tatapan Kin masih dalam seolah menikamnya dengan pertanyaan.

"Kev, jawab!"

Anak itu sedikit berjingkat kaget saat Kin meninggikan suaranya, genggaman nya terlepas begitu saja. Kakinya melangkah mundur beberapa langkah, bola mata hitam itu menampilkan ketakutan. Kin mengutuk mulutnya, dia melakukan kesalahan dengan membuat adiknya takut. Ini di luar nalarnya, rasa khawatir dan takut menjadikan otaknya tidak waras hingga berani membentak Kevlar.

Nafas Kevlar terdengar memburu, anak itu meremat kuat dadanya. Rasanya sangat sesak seperti terhimpit batu besar, oksigen seolah menjauh dan enggan mendekat. Nafasnya seolah tercekat, membuatnya sangat sulit mengambil nafas.

Kin berusaha mendekat, tapi Kevlar kembali mundur. Bahkan anak itu menggelengkan takut saat Kin akan menghambur ke arahnya. Rasanya sangat sakit melihat Kevlar seperti ini. Dengan segera, Kin mendekat dan menahan tubuh yang hampir saja luruh membentur dinginnya lantai. Memeluk adiknya erat, tidak peduli pada Kevlar yang terus memberontak.

|✔| KEVLAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang