Care

66 8 0
                                    


Park Jihye

2 hari sudah berlanjut, tiadak ada kabar bari Bang-PD nim. Hanya beberapa rentetan pesan dari Jungkook yang ku biarkan begitu saja.

Di dalam kamarku di hotel milik ayahku, aku duduk di kursi kecil yang ada di balik jendela kaca yang menghadap ke arah laut. Dinginya malam semakin merasuki tubuhku.

Dengan secangkir minuman hangat di tanganku, dan lamunan yang kian menguat. Aku tak bisa berbuat apa apa.

Tak terasa waktu sudah menunjuk pada pukul 12.34 malam. Berarti itu tandanya aku sudah melamun selama 3 jam setelah aku pulang dari pembukaan brand temanku.

Ting tong..

Suara bel pintu tiba-tiba berbunyi. Aku bergegas bembukanya. Terdengar sura sapaan berulang dari luar.

"Nee.....," ucapku lemah.

***

Jeon Jungkook.

"Kenapa dia tiak membaca pesanku?? Telponku juga tak diangkat??."

Aku khawatir dengan keadaanya, dia harus menerima semua ini karena aku.

Aku segera mengambil kunci mobilku dan pamit pada ibuku.

Aku pergi menuju Shocko. Meskipun jauh aku tempuh demi dia.

Ketika sampai, aku memarkinkan mobilku di tempat parkir hotel.

Aku langsung pergi ke kamarnya, dia telah membuatku khawatir dan takut akan keadaannya.

"Annyeong...." kalimat itu aku ucapkan berulang sembari menekal bel kamarnya.

Tak lama kemudian, muncul seorang dari dalam.

"Nee..,"

"Eoh, jungkook-ssi"

Ternyata ada Yoongi hyung disana.

"Wae yo??," tanyanya keheranan.

"Ah, aku hanya khawatir dengan keadaan Park Jihye. Dia tidak membalas pesan dan tak mengangkat telpon dariku. Kau sendiri hyung sedang apa? Kenapa kau ada disini?."

"Jihye, dia sudah tidur 15 menit yang lalu. Aku juga khawatir dengan keadaan jihye, makannya aku kemari. Kook apa kita bisa bicara di tempat lain, Jihye sudah tidur."

Lalu kamipun pergi ke sebuah kedai yang tak jauh dari hotel.

"Kook, sebenarnya waktu tadi aku kemari, wajah dan penampilan Jihye terlihat sedang dirundung masalah. Aku tau ini bukan masalah yang kecil. Kalian telah menjadi kekasih dan aku juga terlibat dalam urusan percintaan kalian. Aku membantu kalian. Di sini aku juga salah, tapi aku hanya mendukung apa yang Jihye inginkan."

"Tidak hyung, kau tidak salah. Kau membantu kami. Bukan hanya Jihye yang kau bantu tapi aku juga. Kau harus kembali ke Big Hit hyung. Biar urusan ini kami yang tanggung. Jika ini akhir dari karir kami di dunia entertaiment, kami tak papa. Yang penting kami memiliki satu sama lain," ujarku.

"Tapi kook, aku sudah bicara pada Bang-PDnim. Jika dia mengeluarkan kalian, maka aku juga ikut keluar."

"Aigo, hyung apa yang kau lakukan. Ish....kau ini kenapa kau membiarkan dirimu sendiri dalam masalah??," ujarku.

"Hey, Jihye itu sudah seperti adikku. Mana mungkin aku membiarkannya sedih, sementara aku senang??" tegasnya sembari memukul kecil kepalaku.

Tak terasa malam sudah semakin larut. Aku dan yoongi hyung menginap di hotel milik ayahnya Jihye.

MY IDOL TO BE MY LOVE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang