Sad:'(

62 6 0
                                    


Jeon Jungkok

Aku berlari menyusuri lobi rumah sakit, berusaha mencari ada dimana ruang itu.
Tiba-tiba langkah ku terhenti. Mataku tertuju pada salah satu sudut lobi itu. Terdapat banyak orang yang sedang menunggu disana. Salah satunya adalah Lee Dong Hyung-menejer GA- tengah menenangkan seorang pria paruh baya.

Aku bertanya padanya, "bagaimana??".
Namun, ia hanya menggeleng dan membuatku semakin panik.

Sementara itu, dokter belum juga keluar dari ruangan itu. Aku sangat terpukul disana.

Seorang wanita paruh baya tiba-tiba menghampiriku. " Jeon, kau harus kuat, Jihye juga pasti bertahan." kalimat itu meluncur dari mulutnya, meskipun perasaan terpukul yang aku rasakan ini belum seberapa jika dibandibandingkan dengannya.
Apakah dia tetap tegar meskipun putri kesayangannya meninggalkannya untuk selama lamanya??

Di tengah kesedihan itu, sang dokter tiba-tiba keluar dari ruangan itu.

"Park Jihye, dia terlalu banyak menghirup asap, hingga paru-parunya dipenuhi karbondioksida, aku sarankan dia harus di operasi segera untuk menghilangkan karbondioksida di paru-parunya," ucap sang dokter.

Ya tuhan, semua ini salahku, mengapa aku menyetujui melaksanakan skandal bodoh itu? Dan sekarang lihatlah jeon, akibat perbuatan bodohmu, wanita yang kau cintai sekarang menderita.

Semua ini salahku, sejak skandal itu di mulai, Jihye tidak mau menemuiku, dia bahkan menyendiri di hotelnya.

Tadi malam, terjadi kebakaran di hotel ayahnya Jihye yang berada di Shocko, tepat di apartemen Jihye. Karena apartemennya berada di lantai paling atas dan petugas kebakaran kesulitan memadamkankan apinya. Entah apa yang terjadi pada wanitaku pada waktu itu.

Setelah mendapat pesan dari Bang PDnim, aku langsung memacu mobilku ke Shocko.

a/n Sedih ya guys, huwaa😭😭😭jadi sedih kan......

Ok, back to story.

Kami semua menunggu di depan ruang operasi, keluarga Jihye, member Guardian Angel, BTS, dan staf Big Hit semuanya ada di sini.

Kami menunggu lampu itu berubah dari warna merah, menjadi warna hijau.
Sudah 2 setengah jam kami menunggu, berdoa,dan berharap akan kesembuhan Park Jihye.

Jika Jihye sampai kenapa-napa, aku takkan pernah bisa memaafkan diriku.

Aku membiarkan rasa laparku demi menunggu wanitaku bangun,
"Jeon, kau makanlah dulu, kau pasti belum makan dari tadi," ucap Bang PDnim.

Di situasi genting begini, mana mau aku makan sedangkan wanitaku masih berjuang di sana.

Sembari memandangi foto liburan kami di Paris, aku terus berdoa pada tuhan. Tolong sembuhkan wanitaku itu, dampingi dia dalam perjuanggannya ya tuhan.

Tiba-tiba semua orang berteriak ketika lampu berwarna merah itu berubah menjadi warna hijau.

Alangkah bahagianya kami, sungguh aku tidak berhenti berterimakasih pada tuhan.

Dokter keluar dari ruang tersebut dan membawa jihye ke luar dari ruang iperasi dan pindah ke ruangan pasien.

Dokter meminta kami untuk tidak menjenguknya terlebih dahulu dan hanya keluarga pasien yang diizinkan menemani pasien.

Akhirnya akupun pulang,

"Appa, jeongmal mianhae, karena aku Jihye jadi begini, aku seharusnya lebih memerhatikan Jihye," ucapku pada ayahnya Jihye.

"Jangan begitu, ini semua sudah takdir dari tuhan, jangan saling menyalahkan.  Sebaiknya kau pulang, kau pasti lelah," jawab ayah Jihye

Setelah itu aku pulang dan aku tak menyetir mobil sendiri tentunya. Suga hyung khawatir dengan keadaanku, jadi dia yang mengantarkanku pulang.

MY IDOL TO BE MY LOVE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang