Acident.

211 8 10
                                    

Duh dari judulnya aja bikin deg-degan ya.....
Kira-kira ada apa lagi ya???
Huwaaaaa....jadi penasaran???
Ok, ok.....

***

Jeon Jungkook

Setelah berkemas, kami pun pulang menuju seoul.

"Yeobo, aku sangat lapar," ucap Jihye.

"Mmhhh.... tapi ini jauh dari restoran, tak ada restoran disini," ini shocko, hanya ada laut disisi kiri dan bukit karang disisi kanan bagaimana ada restoran.
Tiba-tiba aku teringat sesuatu di laci mobilku. "Eoh....aku rasa ada makanan ringan di laci," aku membukanya dan benar saja, ada sebungkus keripik kentang rasa bulgogi disana.
"Woah, yeogil (lihat) ada sebungkus keripik mungkin bisa menganjal perutmu yang tak pernah kenyang," ledekku.

"Mwo?? Aku tak pernah kenyang??? Ya!! Jeon Jungkook awas kau!!!" ucapnya sembari mencubiti perutku.

"Ya!! Hentikan!!! Stop it!!!" teriakku menahan gelitikan.

"Ani tak kan aku hentikan sebelum kau meminta maaf," ucapnya

"Ok, ok Mianhae.... Jeongmal mianhae chagiya" ucapku memohon ampun

"Araseo araseo" ucapnya sembari menghentikan gelitikannya.

Aku tersenyum dengan tingkahnya itu yang tiba-tiba mengabaikanku demi sebungkus keripik.

"Apa keripiknya enak??" tanyaku.

"Emmh" dia menganguk pasti.

"Kalau begitu...." lalu aku menunjuk mulutku yang terbuka memberi kode untuk disuapi.

"Araseo...big baby" ucapnya lalu disusul memasukkan sepotong keripik itu ke dalam mulutku.

Disaat kami tengah menikmati kehangatan satu sama lain, tak disangka saat sudah berada di perempatan, ada sebuah mobil menerobos lampu merah dan dengan kecepatan tinggi menabrak mobilku di bagian kanan tepat mengenai Jihyeku. Setelah itu, yang aku lihat hanya kegelapan.

***

"Dimana aku??" itulah kata yang aku ucapkan ketika aku sudah melihat tubuhku tengah berbaring disebuah tempat tidur dalam ruangan serba putih.

Aku melihat sosok ibuku disana, "Eomma," ucapku lemah.

"Tenang kook, kau baru saja mengalami kecelakaan," jelas ibuku.

Mendengar itu kepalaku terasa sangat sakit. Namun, aku teringat pada seseorang yang sosoknya tak ada di ruangan ini. "Jihye!!! Eomma, dimana istriku??" tanyaku panik.

"Istrimu, dia dirawat di ICU, keadaannya lebih parah dari keadaanmu," ucap ibuku dengan air mata yang sudah berlinang.

Mendengar perkataan ibuku, perasaan panik, takut ,dan tak karuan becampur jadi satu. Bagaimana tidak aku sendiri melihat apa yang terjadi pada Jihye sesaat sebelum aku juga pingsan.

Tanpa pikir panjang aku langsung turun dari ranjang rumah sakit ini dan berlari menuju ruang ICU. Meskipun aku sekarang lemah, tapi jika menyangkut Jihye aku merasa memiliki kekuatan lebih.

MY IDOL TO BE MY LOVE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang