My Flower.

60 8 0
                                    

Jeon jungkook

Hari ini aku berencana menemui Jihye, tapi sebelumnya aku membeli sebuket bunga mawar berwarna pink kesukaan Jihye.

Aku memacu mobilku menuju rumah sakit, sesampainya di sana aku langsung memarkirkan mobilku di tempat parkir yang dekat dengan pintu masuk

Dengan perasaan bahagia, berharap dia sudah sadar dari perjuangannya kemarin.

Saat di depan ruangannya, seorang wanita keluar dari ruang itu. Ya, dia Ibunya Jihye.

"Eoh, eomma. Eomma mau kemana?," tanyaku.

"Ah, Jeon. Eomma ingin membeli makan."

"Eoh, eomma, biar jungkook saja yang membelikannya untuk eomma. Eomma tunggu saja."

Baru saja aku akan pergi, Eommanya Jihye menarik tanganku.

"Ani, Jeon kau tunggu Jihye saja di dalam."

"Tapi, eomma,"

"Sudah, tak apa, kau tunggu Jihye di dalam ok!"

Dia ibu yang baik, sangat baik, dia seperti ibuku.
"Nee, araseo," ujarku

Begitu membuka pintu kamar itu, aku melihat wanita yang aku sayangi tengah terbaring lemah, dengan senyuman terukir di wajah manisnya.

Sungguh bodoh diriku ini, membiarkan dia menanggung akibat dari ulahku.

Tiba-tiba dia terbangun dari tidurnya. Tanpa sepatah kata, dia terus menatapku lekat. Aku berfikir apakah dia membenciku?

Lalu, dia tiba-tiba memelukku erat. Aku merasakan dia bergetar sangat hebat, bahunya naik turun tak tertahan. Aku membiarkannya melepaskan segala tangisan dan emosinya kepadaku dan menjadikan punggungku sebagai sasarannya.

Aku memang salah, aku pantas mendapatkan ini.

"Jeon, kau jahat, kau jahat, jahhaatt," dia menagis, marah, sekaligus benci padaku

"Aku takut kehilanganmu"
"Kenapa kau lakukan itu padaku"

Lalu aku memeluknya semakin erat.
"Jeongmal mianhae, chagiya. Aku salah. Aku bodoh. Aku telah menyakitimu. Kau boleh menghukumku."

"Seharusnya kau beritahu dulu dari awal,"

Tiba-tiba dia melepaskan pelukannya.
"Jika kau bosan denganku, pergilah jeon, pergi," ucapnya sembari menangis.

"Ani Hye, ani. Aku takkan meninggalkanmu. Kau satu-satunya untukku."
Aku kembali lagi memelukknya sangat erat, lalu aku mengelus rambut panjangnya.

"Ngomong-ngomong, aku engap chagiya," selanya.

"Mian chagiya mian," ucapku sambil mencubit kedua pipinya.

"Eoh, chagiya, aku bawa bunga kesukaanmu, pink rose."

"Huwaaa....gomawoyo," dia sangat senang dengan bunga dariku itu.

"Stopp!!!"
"Jauhin bunganya!!" ucapku.

"Wa..waeyo??," tanya nya dengan wajah panik.

"Nanti bunganya layu, dia malu sama kamu, soalnya kamu lebih cantik," gombalku.

Mendengar perkataanku, dia sontak menyikut perutku. Dan sekarang dia sibuk memperdulikan bunganya dibanding aku yang kesakitan menahan sikutannya.

MY IDOL TO BE MY LOVE [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang