(23) hukuman

866 45 0
                                    

Lia langsung menunduk lalu ia pergi.
"Hmm... Gw ikut dia " Kata lisa baru saja bangun dari tempatnya tapi tangannya sudah keburu di tahan leo.
"Gak usah" Kata leo.
Abigail, Audrey, Harry, dan doni hanya diam
"Ta-tapi.... Gw harus bantu dia, plis.. " Lisa memohon.
Dan akhirnya leo melepaskan genggamannya.
"Makasih... " Kata lisa lalu berlari mengikuti lia.
Leo bingung dengan isi hati perempuan itu mengapa ia sangat baik pada orang yang menjahatinya?
"Hah... Kamu terlalu baik lis" Batin leo
.
.
.
.
"Lia.. " Panggil lisa
"Lia.. " Panggilnya lagi.
Sekarang ia ada di toilet karena melihat lia yang masuk ke toilet ia juga ikut masuk
"Hiks... Hiks.. " Suara tangisan terdengar di toilet paling ujung.
Lisa langsung membuka pintu toilet tersebut.
"Lia? " Gumam lisa.
"Lia ni baju gantinya " Kata lisa sambil memberikan roknya untuk di pinjamkan.
Lia mengangkat kepalanya dan menatap lisa.
"Ngapain lu di sini?! Hah?! Ngapain?! " Balas lia.
"Ini gw pinjemin rok , rok lu kan basah" Kata lisa.
"Gak usah,  pergi sana lu, JANGAN SOK BAIK SAMA GW JANGAN SOK BAIK!" Kata lia sambil mendorong lisa.
"Hiks... Hiks " Suara tangisan lia.
"Lia... " Panggil lisa lalu mengusap punggung lia.
"Pergi sana jangan pegang pegang gw, gw jijik... " Kata lia sambil menyingkir kan tangan lisa.
"Lia tap---" Lisa terhenti ketika tangan lia mendarat di pipinya.
Plak
Lisa membeku. " lu harusnya gak berhak bersama leo! " Kata lia
Lisa masih terdiam lalu ia bangun keluar toilet tetapi meninggal kan roknya di wastafel.
.
.
.
Lisa berjalan menuju kelasnya tetapi ada tangan yang menariknya. Sehingga ia menoleh ke belakang.
"Eh.. Leo" Kata lisa.
"Lama banget di toiletnya " Kata leo.
"Ah... Gak kok tadi aku pergi ke suatu tempat dulu" Kata lisa.
"Oh... " Kata leo. Lalu ia melihat pipi lisa yang merah dan hanya pipi kanan.
"Pipi kamu kenapa? " Tanya leo .
Lalu lisa memegang pipi nya ia baru ingat kejadian tadi.
"Ah.. ehh... Tadi aku nabrak tembok" Jawab lisa bohong.
Leo merasa ada yang aneh lalu ia menatap dalam mata lisa untuk mencari kepastian.
"Gak kamu bohong, siapa yang nyakitin kamu? " Tanya leo.
Seketika setetes air mata mengalir di pipi lisa.
"Ehh? " Batin leo.
Lalu leo mengusap air mata lisa lalu menarik lisa kedalam pelukannya.
"Yaudah kamu boleh gak cerita, tapi.. Kalo ada apa apa bilang aja, kalo kamu butuh aku... Bilang aku aja" Kata leo.
Lisa memejamkan matanya. Ia merasa nyaman di dalam pelukan  leo ia merasa terlindungi.

Tiba tiba.

"HEI KALIAN JANGAN PACARAN DI SEKOLAH! " tiba tiba suara perempuan seperti suara bu cece. Lalu lisa secepat kilat melepaskan pelukannya dan juga leo.
Ya mereka melihat bu cece yang sedang berkacak pinggang sedang menatap mereka.
"Ehh.. Bu-bukan bu i-ni---" Lisa terhenti.
"Kalian di hukum selama satu jam pelajaran berdiri di lapangan " Lanjut bu cece.
"Ta-tapi bu" Lisa berusaha nama baiknya tidak di permalukan ya sudah lah, hhhh....
"Gak ada tapi tapi cepat" Suruh bu cece.

Lalu lisa dan leo berdiri di tengah lapangan dengan seragam yang basah akibat keringat.
"Hah rese emang ni cuaca" Batin lisa.
"Maaf.. Kamu jadi di hukum" Tiba tiba leo membuka suara.
"Eh... gak kok" Balas lisa dengan senyuman.
Di balas leo dengan senyuman juga.

Tiba tiba.
"Eh.. Lisa? " Kata laki laki yang muncul di depan lisa. Dia Albert.
"Eh al-albert" Balas lisa.
"Ngapain di sini? " Tanya Albert.
"Ahh ta-tadi.... " Lisa terhenti karena leo sudah melanjutkannya.
"Bukan urusan lu" Kata leo.
Albert terdiam lalu memandang lisa. Yang keringatan.
"Emm ni minum gw tadi habis dari kantin" Kata Albert sambil memberikan botol
Mineralnya.
"Ehh gak usah" Balas lisa.
"Gapapa ni" Paksa Albert.
"Kalo dia gak mau yaudah! " Bentak leo.
"Apa sih lu gw bukan ngasih ke lu juga " Kata Albert.
"Y gak usah maksa dia juga kalo dia gak mau!" Balas leo tak mau kalah.
"Arghh... " Gumam Albert.
Lalu pergi.
"Jangan deket sama Albert....... Aku takut dia nyakitin kamu" Kata leo.
Lisa hanya menjawab dengan anggukan.
.
.
.
.
.

Trust ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang