10. New Life

3.3K 344 77
                                    

21.56 KST.

Aku tengah duduk diranjang, dengan posisi punggung yang menyender pada bantal dibelakangku. Mengingat kenangan lama yang beputar pada otakku.

Dan disinilah aku malam ini, ikota kelahiran ibuku. Disini adalah awal baru untukku. Awal untuk melupakan semua kenangan pahit dan suramku. Awal untuk mengikhlaskan semua yang telah berlalu. Awal untukku menyusun hidup yang lebih baik dan lebih sehat. Dan awal untukku, untuk menjadi wanita yang lebih berhati-hati dan menjadi wanita kuat untuk anakku nantinya.


Aku yakin aku bisa melewati semuanya.


Tapi jika perihan melupakan, itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi jika itu menyakut seseorang yang pernah tinggal dan mengisi hati yang kosong. Yang pernah ada dalam ingatan dan setiap deru nafas yang terus berhembus. Yang pernah membuatku yakin akan diriku sendiri, jika aku pantas.

Tapi semuanya telah hancur dalam sekejap.


Mungkin bagi aku terlalu cepat mencintainya. Namun tidak! Memberikan kegadisanku, tidur dengannya hampir sebulan penuh lamanya. Dan bersamanya hampir setiap saat dimasa itu, adalah waktu yang lama untukku bisa jatuh cinta padanya.

Aku sudah terlanjur jatuh-- jatuh terlalu dalam. Bahkan aku tak yakin pada diriku sendiri jika aku mulai membenci dirinya.


Tapi..


Mengingat semua kesalahan dan hal buruk yang dia lalukan membuatku sangat membencinya. Sangat!

Aku tersenyum kecut mengingat semua itu.

"Maafkan ibu sayang" ucapku sambil membelai lembut perutku yang mulai membuncit.

Aku merasa seperti penjahat disini.

"Maafkan ibumu ini, karena ibu kau harus tumbuh tanpa seorang ayah"

"Maafkan ibu karena ibu, kau harus menanggung beban nantinya"

"Maafkan ibu sayang, sungguh"

Aku berucap dengan posisi yang masih sama. Masih setia berbicara pada perutku sendiri dan membalainya lembut-- menyalurkan kasih sayangku.

"Nak, walaupun kau nantinya harus lahir dan besar tanpa adanya sosok seorang ayah disisimu, percayalah jika ibu akan menjadi ibu sekaligus ayah untukmu. Ibu akan selalu menyayangi dan mencintai mu. Percayalah pada ibumu ini. Ibu juga akan merawatmu dengan baik. Ibu berjanji sayang"


"Hiks...ntumbuhlah dengan sehat disana. Jadilah anak baik didalam rahim ibu hiks.. kau... hikss"

"Kau adalah cinta baru ibu"

"Kau adalah kenangan terakhir yang ayahmu titipkan pada ibu"

"Hiks hiks..x

"Ibu menyayangimu sayang. Sangat menyayangimu. Cepatlah tumbuh dan   besar, ibu akan menunggumu"

Aku tak sanggup, luka ini terlalu dalam. Beban ini terlalu berat untukku.

Aku membuka galery ponselku. Aku melihat foto Jungkook yang aku simpan dan aku ambil dari Instagram miliknya.

Dia terlihat menggemaskan difoto ini. Tapi pada kenyataannya dia begitu menyakitkan.

"Hiks... Jungkook! Aku membencimu! Sangat membencimu! Akan ku ingat selalu kata-kata mu waktu itu"

"Walaupun begitu, aku selalu berdoa agar kau mendapatkan semua yang terbaik"

"Dan aku juga berdoa agar kau selalu mendapatkan mimpi buruk dan penyelasan yang akan menghatui pikiranmu"

"Maaf jika aku terlalu kejam. Tapi aku hanya mengikuti caramu bermain"

.
.
.

"Chagiya besok kita harus fitting pakaian untuk acara pernikahan kita nanti"

"Besok aku sibuk, kau minta ibumu saja untuk mengantar mu dan ajaklah ibuku sekalian"

"Tidak mau. Aku mau bersamamu titik" ucapnya dan semakin mengeratkan pelukannya pada pinggangku.

"Eunha jangan terlalu kencang aku tak bisa bernafas"

"Biarkan saja"

"Baiklah aku ikut, kau puas? Sekarang lepaskan pelukanmu dan biarkan aku tidur" ucapku sedikit tegas.

"Yey, aku puas. Tapi kita akan tidur dengan posisi seperti ini"

"Terserahh tapi tolong lemahkan pelukanmu jika kau ingin aku tetap hidup besok"

"Baiklah baiklah"

Aku tidur membelakanginya. Kubiarkan saja dia memelukku karena aku terlalu malas untuk membalas pelukannya.

Yang aku tahu saat ini hanya satu...

Aku merindukannya.

Merindukan Tzuyu.

.

.

.

TBC.

P A I N •TzuKook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang