25. The Last Chapter

5.1K 361 167
                                    

Seoul.


Kupikir ini adalah akhir dari kisah perjuanganku dengan Jungkook.

Kupikir ini adalah akhir dari segalanya. Tapi ternyata tidak! Tuhan berkehendak lain.

Jungkook, orang yang aku cintai kembali menghembuskan nafasnya saat setelah putranya sendiri Eouwoo mengecup kelopak matanya.

Kupikir ini adalah keajaiban dari Tuhan.

Terimakasih
Karena telah mengembalikannya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sebulan berlalu.

"Saya mengambil engkau Chou Tzuyu menjadi istri saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan sumpah yang aku ucapkan dan inilah janji setiaku yang tulus."

"Baiklah mempelai pria dipersilahkan memasangkan cincin pada sang mempelai wanita"

Dengan senyuman manis aku mengambil salah satu cincin berlian didalam kotak kecil dan memasang kannya pada jari manis wanita yang ada didepanku. Yang pastinya aku mencintainya.

Suara tepuk tangan terdengar setelah aku selesai menyematkan cincin pada jari manisnya.

"Baiklah mempelai wanita dipersilahkan untuk mengucapkan sumpah dan janji pernikahan"

"Saya mengambil engkau Jeon Jungkook menjadi suami saya, untuk saling memiliki dan menjaga, dari sekarang sampai selama-lamanya. Pada waktu susah maupun senang, pada waktu kelimpahan maupun kekurangan, pada waktu sehat maupun sakit, untuk saling mengasihi dan menghargai, sampai maut memisahkan kita, sesuai dengan sumpah yang aku ucapkan dan inilah janji setiaku yang tulus."

Kalimat yang kleuar dari bibirnya itu terdengar sangat indah ditelingaku.

"Baiklah mempelai wanita dipersilahkan menyematkan cincin pada sang mempelai pria"

Dengan sedikit ragu dan gemetar dia memasangkanku cincin yang sama sepertinya.

"Dengan demikin kalian telah sah menjadi pasangan suami istri" ucap pendeta pernikahan.

Aku tersenyum senang mendengarnya bersamaan dengan tepuk tangan dari tamu undangan.

Kualihkan pandanganku menatap wanita didepanku.

Mata kami saling bertemu pandang satu sama lain.

"Mempelai pria diperkenankan untuk mencium wanita yang kini sah menjadi istri anda"

"Cium"

"Cium"

"Cium"

Itulah riyuhan yang aku dengar.

Aku maju selangkah mendekat kearah istriku.

Kuulurkan tangan kananku menyentuh wajahnya dan mengarah kecekuk lehernya.

Kudekatkan wajahku pada wajahnya.
Bibir kami saling bertemu dan menyatu sempurna sebelum akhirnya aku melumat lembut bibir manisnya.

 Bibir kami saling bertemu dan menyatu sempurna sebelum akhirnya aku melumat lembut bibir manisnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
P A I N •TzuKook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang