12. Three Year Later

3.5K 362 97
                                    

Malam tak pernah salah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam tak pernah salah.
Yang salah adalah air mataku sendiri.
Karena dia keluar diwaktu yang tidak aku inginkan.

.
.
.

Sebuah makna menerpaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sebuah makna menerpaku. Walupun hilang dapat digantikan--- hal itu tidak akan sama.

Semu pipimu, dengan iris coklat matamu melembut bunga. Kau adalah cinta terakhir dihatiku.

Malaikat kecilku, Jeon Eunwoo.

.
.
.


Tiga tahun berlalu-- selama itu aku hidup dalam rasa sakit dan kebencian. Dan selama itu pula aku lupa dengan namanya, lupa dengan semuanya. Semua yang menyangkut dirinya--- Jeon Jungkook.

Karena aku sudah memiliki cinta baruku, Jeon Eounwoo--- dia adalah pria yang tidak pernah menyitiku, dia adalah malaikat kecilku.

Pria kecil yang berusia dua tahun enam bulan. Yang lahir dari rahimku dua setengah tahun yang lalu. Dia adalah malaikat dalam hidupku, cinta dan harapan ku.

Yang membuatku lupa akan rasa sakitku di masa lalu. Yang membuatku kuat untuk bertahan hidup hingga detik ini. Aku sangat mencintai nya--- dia adalah putra kesayanganku. Yang aku besarkan tanpa adanya cinta dan kasih sayang dari ayahnya sendiri.

Tapi malam ini dia membuatku khawatir. Sangat khawatir.

Malam ini badannya sedikit panas, kurasa dia deman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Malam ini badannya sedikit panas, kurasa dia deman. Padahal besok aku akan mengajaknya ke Seoul menemui ibu, tapi melihat kondisinya aku tidak mau mengambil resiko.

Aku tidak mau terjadi hal yang tidak aku inginkan padanya.

Aku sudah memberikannya susu formula agar dia cepat tidur dan lekas sembuh. Serta sangat disayangkan aku harus membatalkan penerbangan ku ke Seoul besok.

"Tidurlah sayang" ucapanku lembut sambil mengelus pelan kepalanya tak lupa memberikan kecupan sayangku.

"Cepatlah sembuh, jangan membuat ibu mu ini khawatir"

Perlahan dia mulai tidur. Memang sangat mudah menidurkannya, dia tidak manja bahkan dia tidak pernah merengek.

Mungkin karena dia mengerti dengan keadaanku saat ini.

Karena dia sudah tidur mungkin ini saatnya untuk mengabari ibu. Langsung saja ku ambil ponselku dan menelpon ibu disana.

Tutt.... Tutt...

"Ayolah ibu, jawab"

"Ne Juwi? Ada apa nak?"

"Ibu besok aku tidak bisa ke Seoul mungkin aku akan berangkat minggu depan"

"Kenapa nak? Ayolah ibu sudah sangat merindukan cucu kecil ibu"

"Masalahnya adalah, Eunwoo sedang sakit"

"Jinja? Apakah parah?"

"Tidak terlalu serius hanya deman biasa"

"Ahh syukurlahh, rawat cucuku dengan baik. Datanglah saat dia sudah sembuh nanti"

"Ne ibu"

"Baiklah ibu tutup. Ingat jaga cucuku"

"Ne ibu kau ini sangat cerewet"

Tut...

"Ibu benar-benar membuat darahku naik pitan"

***

Apakah ini karma untukku karena tekah menyia-nyiakan anakku sendiri dimasa lalu? Apakah ini adalah hukuman untukku? Kenapa Tuhan tidak menghukumku saja? Kenapa kau harus mengambil anakku?

Aku mengacak rambutku frustasi. Kejadian dua tahun lalu sangat menyakiti diriku terlebih Eunha. Dimana bayi kami meninggal saat proses persalinan. Dan rahim Eunha harus diangkat sehingga dia tidak bisa hamil kembali.

Sungguh ini benar-benar tidak adil. Tuhan mengambil anakku yang bahkan belum lahir. Tuhan mengambilnya.

Apa ini karma karena aku telah membuang anakku yang bahkan belum lahir dulu? Apakah ini karma karena aku telah membuang wanita yang aku rusak harga dirinya?

"Arhhhhhh"

PRANGGG!!!

Aku melempar pas bunga diatas meja kerjaku.

Andai waktu bisa diulang, maka akan ku perbaiki semua kesalahanku dulu. Jika saja waktu bisa diulang akan ku pertanggung jawabkan wanita yang telah aku rusak dan aku sakiti.

Tapi sayangnya waktu tidak bisa diulang. Dan semua telah terjadi.

Dan benar tidak ada penyesalan yang datang diawal. Penyesalan selalu datang di akhir, dan aku sudah merasakannya.

***

Pagi-pagi sekali aku bangun dan langsung membuatnya susu formula. Sementara dia tertidur saat aku sudah menyelesaikan tugasku.

Aku mengechek suhu tubuhnya dan aku bersyukur karena panasnya sudah menurun

"Syukurlah sayang panasmu sudah menurun"

Cupp...

Ku kecup lembut pipinya, dia masih saja tertidur dengan lelapnya.

Dia dan ayahnya tidak jauh berbeda. Bahkan wajah mereka sangat mirib walaupun umur Eounwoo yang masih balita. Dan ini membuktikan jika Eounwoo murni anak Jungkook.

Tapi sayangnya...

Jungkook tak pantas untuk Eunwoo putraku.

.

.

.

TBC.

P A I N •TzuKook (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang